Tak terasa acara turnamen sudah tiba. Lapangan sudah ramai oleh pendukung yang akan mendukung jagoannya. Termasuk Angkara dan Ajeng yang sudah siap mendukung tim Asaka.
Keduanya duduk di bagian paling depan, Angkara yang memilih tempatnya karena katanya biar Asaka bisa mencari dirinya dengan mudah.
Pertandingan pun sudah di mulai. Namun, bukan di awali oleh tim Asaka melainkan antar tim lain.
"Asaka mana ya?" Ajeng celingak-celinguk mencari keberadaan Asaka karena semua pemain berkumpul di pinggir lapangan.
"Itu dia," tunjuk Angkara dengan mudahnya yang langsung mendapati Asaka tanpa celingak-celinguk seperti yang Ajeng lakukan. Baginya, Asaka seperti memiliki magnet untuk menarik perhatiannya.
"Dia tambah ganteng ya Ra kalo pake baju futsal."
"Udah dasarnya ganteng sih."
"Semoga dia mainnya semangat, waktu itu aku loh Ra yang nemenin latihannya."
"Nemenin?"
"Iya, aku juga ketemu Ryan di sana."
"Pasti kamu kan yang minta ikut, bukan Saka yang ngajakain kamu?"
"Iya, dan Asaka dengan senang hati mengajaknya."
"Cih! senang hati apanya," cibir Angkara yang tidak di dengar oleh Ajeng.
Tak terasa, tim Asaka main pun telah tiba. Angkara dan Ajeng sudah berteriak menyemangati dari awal Asaka memasuki lapangan.
"SAKA SEMANGAT!"
Triakan Angkara membuat Asaka menoleh dan tersenyum padanya.
Permainan sudah di mulai, teriakan kembali heboh. Namun baru bebrrapa menit, keadaan sudah memanas.
"SAKA!"
"ASAKA!"
Angkara dan Ajeng refleks berteriak ketika Asaka terjatuh saat di serang lawan.
"Itu apa-apaan sih, masa mainnya dorong-dorongan!" geram Angkara tak terima melihatnya.
"ASAKA SEMANGAT!" triak Ajeng yang membuat Angkara menoleh tak suka.
"Sakanya lagi fokus jangan di teriakin mulu," ketus Angkara berharap Ajeng diam.
"Nggak apa-apa kali Ra, aku kan nyemangatin dia biar dia makin semangat."
"Ya itu bagus kalo Saka nya makin semangat. Kalo nggak, gimana?"
"Kamu kenapa sih Ra, kayak yang nggak suka gitu sama aku?"
Angkara tersenyum paksa."Itu cuma perasaan kamu aja."
Setelah bermain cukup lama, akhirnya pertandingan ini berakhir dan di menangkan oleh tim Asaka. namun, ini hanya sementara karena masih ada babak final.
Asaka berjalan menghampiri Angkara dan Ajeng berada, dengan keringat yang masih bercucuran di wajahnya.
"Sa__"
Belum sempat Angkara memanggilnya, Ajeng sudah lebih dulu menyodorkan sebotol minuman pada Asaka.
Angkara mengurungkan niatnya ketika Asaka menerima minuman dari Ajeng.
"Ryan," panggil Angkara yang membuat Ryan menghampirinya dan duduk di sampingnya.
"Nih." Angkara menyodorkan minuman pada Ryan yang sebelumnya ia akan berikan pada Asaka.
"Buat gue?"
"Iya."
"Tumben lo perhatian sama gue, Ra?" kata Ryan lalu menerima minuman tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASAKA ANGKARA (TAMAT)✔️
Ficção Adolescente⚠[DAHULUKAN FOLLOW] Tidak ada persahabatan antara laki-laki dan perempuan. Jikapun ada, pasti diantara keduanya ada yang menyimpan rasa lebih. Apakah semua itu berlaku juga bagi ASAKA dan ANGKARA? 🥇 #1 musimhujan (291020) 🥇 #1 Langitsore (02...