28

535 33 1
                                    


            Teman itu apa?
"Seribu orang yg datang disaat kamu senang."
            Pacar itu apa?
"Satu orang yg membuat kamu lupa akan seribu orang."
                   Sahabat itu apa?
"Satu orang yg selalu ada"
"disaat seribu satu orang melupakan kamu."











Angkara melihat Ajeng keluar dari kelas. Angkara curiga apa yg akan dilakukan Ajeng sekarang. Angkara harus secepatnya mencari bukti tentang kebohongan Ajeng untuk di tunjukan pada Asaka.

Setelah mengikutinya dengan diam-diam, ternyata Ajeng pergi ke toilet.

"Angkara."

Angkara mulai berjalan mendekati Ajeng yg tengah mencuci tangannya.

"Aku mau ngomong sama kamu Jeng."

"Ngomong apa?"

"Aku minta sama kamu buat berhenti sampai sini,jangan di teruskan."

"Maksud kamu?"

"Aku udah tau semuanya. Aku udah tau kebohongan yg kamu buat nipu Saka!"

"A-aku nggak ngerti kamu lagi bahas apa Ra."

"Jangan Pura-pura nggak tau gitu. Lebih baik kamu ngaku sekarang. Kalo kamu itu nggak sakit apapun!"

"Ada apa sih Ra sama kamu, aku emang sakit beneran."

"Aku bukan Saka! jika Saka mudah dibohongi kamu, maka aku tidak."

"Aku akan buat dua pilihan buat kamu. Jujur sendiri ke Saka sekarang atau terpaksa aku yg harus bongkar semuanya?"

"Ra__"

"Aku nunggu keputusan kamu. Pilih sekarang!"

"Oke, diamnya kamu berarti sama aja kamu pilih pilihan yg kedua."

Ajeng mencekal tangan Angkara ketika Angkara akan melangkah pergi.

"Tadinya gue nggak mau main kasar sama lo. Tapi, karna lo udah tau semuanya gue terpaksa. Gue nggak akan biarin lo ngasih tau Asaka yg sebenarnya."

Angkara tersenyum puas mendapat jawaban seperti ini dari Ajeng, jawaban itu yg ia inginkan.

"Akhirnya. Sifat asli kamu keluar juga."

Angkara menghempaskan cekalan Ajeng dari tangannya.

"Sebenarnya apa alasan kamu berbuat kayak gini Jeng? Kenapa kamu sampai tega bohongin Saka?!"

"Itu karna kamu Angkara! Asaka selalu aja inget kamu saat kita bersama. Aku muak dengan semua itu! Dan sekarang, aku akan jauhin kamu sama Asaka!"

"Nggak mudah atau bahkan  nggak akan bisa. Kita nggak akan terpisah kecuali oleh tuhan. Dengan sifat kamu yg kayak gini aku semakin akan menghalangi kamu deketin Saka!"

Dengan cepat Ajeng mengambil ponsel Angkara yg berada di saku seragamnya. Ajemg tersenyum miring ketika mengetahui akal Angkara yg tengah merekamnya.

"Sudah kuduga," katanya lalu membanting ponsel Angkara hingga layarnya pecah.

Angkara terkejut dengan apa yg dilakukan a
Ajeng pada ponselnya.

"Kamu apa-apaan?!"

"Ups sorry, abis hp lo minta dibanting sih. Suruh siapa rekam suara Gue. "

ASAKA ANGKARA (TAMAT)✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang