/06.11.18/ ○ 12:11

5.6K 852 405
                                    

¦tackling¦

Sebagai manusia yang duduk tepat di depan meja Riko dan Roni selama nyaris dua semester, Tegar bisa merasakan dinamika yang seiring waktu mengarah ke perubahan aneh di antara kedua orang itu.

Katakanlah, kemarin ia tak sengaja mendengar bahwa Riko berniat mengajak Ron ke semak-semak sepulang sekolah.

Lalu hari ini juga, kedua makhluk itu agak

—oke, Riko yang meloncat dari halaman dan memotong ke koridor lantas mencekik Ron pagi tadi adalah hal yang masih terbilang wajar.

"keNAPA LO BILANG BUNGANYA DARI GUA, ASEM!"

"Mana mungkin gua mau akuin bunga ancur kaya begitu!"

"Ya kan nggak usah lu kasih sekalian!" Riko mencak-mencak. "Miranda bilang makasih ke gua kemarin, tai lah. Gue udah sempet senang dia nge-chat gue sampai kemudian gue liat foto bunga laknat itu, cih."

Tegar berada beberapa meter di belakang mereka. Menyipit dan mengerutkan dahi. Bunga?—oh.

Masih wajar, masih wajar.

Yang termasuk aneh adalah ketika Tegar tidak mendengar Ron marah-marah di meja mereka seharian ini. Lalu mendadak semuanya memuncak waktu mereka sparring pencak silat di jam terakhir pelajaran olah raga.

Setiap teman semeja dipasang-pasangkan. Diberi jarak semeter antar pasangan.

Di tengah huru-hara tidak jelas di lapangan, hanya sepasang manusia di barisan sebelah Tegar itu lah yang tampak serius berpraktik.

.

Abaikan Zefan dan Didi yang piting-memiting tanpa aturan di sisi lain lapangan.

.

Intinya, mereka sekelas bisa dipukul rata. Yang bisa mereka lakukan dengan benar hanya sampai sikap doa dan salam hormat. Gerakan setelahnya akan berubah jadi senam poco poco. Paling banter goyang dumang.

"BELENGGANG PATAH-PATAH."

"EE-EY!"

"NGANA PE GOYANG PICA-PICA."

Salahkan saja guru olah raga mereka. Mengekspektasikan mereka bisa melakukan kombinsi gerak dasar hanya bermodalkan panduan bergambar di buku cetak dan video performance dari SEA GAMES. Selesai menjelaskan filosofi singkat pencak silat, dia lalu kabur entah berapa lama ke kamar kecil.

"NGANA PE BODYYY~ MANA SUARANYA!"

"POCO POCOOOOOO!"

Tegar mengikuti irama tepuk tangan dan gerak Yohan yang mendadak maju jadi instruktur senam. Geli setengah mati saat melirik Riko dan Ron yang masih asyik sendiri memadu dendam.

Kedua orang itu tengah bersikap pasang sambil mencari celah pada lawannya. Sesekali melancarkan tendangan samping dan pukulan berayun.

Gila.

Tegar bersumpah jurus tackle yang selanjutnya dipraktikkan Riko pasti bereferensi dari Tekken 4.

Riko melompat merunduk, lengannya meraup area belakang lutut Ron. Memberi sedikit dorongan sampai lawannya jatuh terduduk.

"Bangsat lo mau bunuh gue ya?!" Ron berakhir menjatuhkan bahunya karena pegal. "Pikirin keselamatan tulang ekor gue anjing!"

Riko meringis. "Sorry," bisiknya. Memperhatikan pori-pori yang timbul di kulit lengan Ron. "Lo merinding."

"Berisik."

"Gue tahu kenapa."

"Berisik!"

Riko cengengesan. Melakukan kuncian bahu. "Lo suka judging yang aneh-aneh sih."

"Argh!" Ron memaki. Ia tidak bisa menggerakkan tubuh bagian atasnya. "Fak jangan peluk-peluk gua!"

"Kan." Riko mendengus. "Ini kuncian, dodol." Ia akhirnya tidak tahan untuk tidak mengungkit secara terang-terangan, "Lo sensi banget cuma gara-gara dipuji dikit kemarin."

"Lo—" Ron menyipit gusar. Ia mendesis, "Lo bilang gua ... manis." Ia bahkan nyaris tersedak saat mengucapkannya.

"Ya terus?"

"Mata lo sehat? Gua yang kaya begini—manis darimananya. Gimana gua nggak waswas kalo lo sebenarnya udah,"—homo "gila."

"Sebenarnya yang gua maksud bukan muka lo—tapi lupain aja."

.

.

.

"Whoa." Tegar bergidik. Ia dan rekan sparring-nya bertatap-tatapan. "Tolong bilang. Bukan cuma gua yang denger itu kan, Yan?"

"Jangan tanya gua, Gar. Gua gatau. Gua polos. Gua lagi sikap doa."






"HEH RIKO! Itu kuncian judo bukan pencak silat! TERUS YANG DI SANA KENAPA JOGET?! HEY!"

"Hey juga, Pak!"

"Senam, Pak!"

"Tarik, Pak!"

"KONDUSIF!"



A/n:  *teringat jelas dengan segala kebegoan saya waktu memperagakan gerak dasar pencak silat di depan kelas dulu—*

Btw, tackle yang dimaksud Tegar itu ultimate tackle-nya kazuya di tekken 4 yang gerakannya kayak hampir nyeruduk ke depan terus jatuhin lawannya gitu.

Sebenernya saya rasa gerakan itu aslinya juga bereferensi dr salah satu teknik judo(?) atau mungkin bela diri yang lain(?) cuma anggap aja si tegar dulunya kebanyakan main tekken makanya dia mikir begitu.

((padahal aslinya saya-nya yang gatau lol))

Selamat malam senin~

SnackingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang