/12.07.18/ ○ 07:08

6.9K 1K 293
                                    

¦we need to talk¦


Kelas di hari pertama tahun ajaran baru rasanya begitu berisik. Banyak ujaran kerinduan berdengung di seisi kelas. Lalu, ada ribut-ribut perebutan bangku. Yang terakhir, sekelompok siswa ambisius sedang sibuk goyang Shopee massal di pojokan kelas.

Didi mendengus. Biasanya ia berpartisipasi dalam keributan. Namun, sejak ia hanya menunggu-nunggu kehadiran Zefan di kelas.

Maka, ketika pemuda jangkung itu muncul dari balik pintu kelas, Didi langsung berseru dengan telunjuk mengancung;

"Zef, kita perlu bicara!"

Beberapa siswa yang langsung melirik aneh pada mereka. Tapi sedetik kemudian kembali ke kesibukan masing-masing. Jelas goyang Shopee lebih berfaedah daripada memperhatikan anggota geng astral.

Kunyahan Zefan pada sarapannya melambat mendengar deklarasi Didi barusan. Perlahan ia menghampiri kursi Didi. Alisnya mengerut curiga. Tampang Didi sangat serius. Seolah anak itu sudah mempersiapkan diri begitu lama untuk hal ini.

"Lo mau minta roti bakar gue, bilang."

"Nah, itu satu."

Didi seenak jidat menggigit roti bakar di tangan Zefan kemudian mengembalikannya. "Satu lagi...."

Didi menarik napas.

.

Satu bulan. Satu bulan selama liburan, mereka benar-benar tidak saling berbicara. Entah hal itu disengaja atau tidak, tapi Didi sudah membulatkan tekadnya untuk meluruskan semuanya dengan Zefan.

.

Oke. Ini dia.

Ini dia.

"Gue nggak suka sama lo."

.

Jangan marah Zef.

Plis, biarkan gue mengejar Niki.

Pliiiiiiiiiiiisssss ...

.

"Yang bilang gue suka sama lo siapa."

Hah.

Alis Didi tertaut.

"Lah, jadi ... kenapa-kenapa lo nyosor gue waktu itu, anjay."

"Pengen aja," seringai Zef.

"Anjengla."

SnackingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang