Kacang Rebus

802 85 18
                                    

BONUS CHAPTER
.
.
.

"Jadi... Gue tetep harus manggil Hyung ?" Tanyanya dengan nada yang cukup meninggi.

"Iyalah, sadar umur dong !" Balas yang lebih pendek tak kalah sengit.

"Manggil Changbin lebih enak buat gue, bin" Hyunjin, salah satu tokoh utama memegang kedua pundak lawan bicaranya.

"Gue yang gak enak dengernya !" Nada pe-ngegas-an itu masih terselip disana, walaupun begitu ia tak menepis sentuhan di bahunya.

"Jadi setelah kita selesai debat masalah posisi, sekarang Lo mau ributin masalah panggilan ? " Hyunjin kini merendahkan suaranya, mendebat Changbin dengan otot sengitan tak akan berhasil begitu saja, ia harus membuat Changbin menurut tanpa membuatnya merasa direndahkan.

"Bukannya gitu jin, tapikan emang kenyataannya gue lebih tua dari Lo." Tuhkan nadanya ikut merendah. Kalau Hyunjin ngomong pake nada begini, Changbin jadi ngerasa dia gak ada hak buat nyolot.

"Bin, sekarang Lo itu pacar gue. Kalopun ada panggilan yang harus gue pilih, daripada Hyung gue lebih baik manggil Lo 'sayang'."

Changbin terhenyak, mendadak dadanya berdegup kencang, entah karena dia yang lebay karna baru di gituin aja udah dag dig dug gak karuan, atau emang Hyunjin yang jago bikin dia salting. Ditambah kini pegangan di bahu Changbin sudah berpindah ke kedua sisi lehernya.

"Gapapa kan... Sayang ?" Hyunjin mengelus sisi leher Changbin, senyum mengoda juga dilayangkan. Hyunjin tau kalau Changbin jelas lebih baik di panggil dengan namanya daripada harus mendengarnya 'bersayang-sayang' sepanjang percakapan.

Bibir dan dahi Changbin sedikit mengernyit, sepertinya dia sedang membayangkan jika harus mendengar panggilan itu sepanjang hari, sepanjang bulan, atau mungkin sepanjang hidupnya selama hubungannya dengan Hyunjin masih terjalin.

"Iiiiiihhhh~ " Tanpa sadar Changbin menggidik ngeri setelahnya, dia tentunya bisa bisa mati sebagai kepiting rebus kalau begitu jadinya.

Karna selain kernyitan ngeri di wajahnya, rona di pipi Changbin juga tak bisa berbohong kalau dia pasti akan bersemu tiap kali panggilan itu masuk ke telinganya.

"Cha..Changbin aja, Changbin aja..."

Hyunjin tersenyum menang, lantas mendongakkan dagu Changbin dan mengecup bibir bawah Changbin, benar benar hanya kecupan, kecupan yang cukup lama.

Changbin yang terkejut segera menutup matanya erat erat, meremat kaus berwarna navy yang dipakai Hyunjin.

"Woi !!! Ini gue dari tadi disini Lo pada gak peduli anjir ! Mesra mesraan aja terooosss !! Anggap aja gue kacang rebooosss !"

Sampai lupa, Hyunjin datang ke rumah Changbin memang tidak sendiri, kebetulan bertemu dengan Han di gerbang depan yang berniat ke rumah Changbin untuk memberitahu perihal motor Changbin yang sudah selesai di reparasi.

Motor itu sepertinya lebih beruntung daripada pengendaranya, karna tidak ada kerusakan parah di badan motor hanya lecet lecet dan stangnya yang bengkok saja.

"Sori. Gue kira lo udah pulang." Ucapnya ketika kecupan mereka terlepas karena Changbin mundur secara refleks saat mendengar teriakan Han.

"Gak keliatan niat minta maaf Lo jin ! Taik !" Hyunjin hanya terkekeh, memang benar ko ucapan Han barusan.

"Nanti sore kencan yuk ?" Hyunjin sepertinya memang benar benar tidak peduli akan keberadaan Han.

"Eh ? Kencan ?" Changbin mengedip ngedip penasaran.

"Iya, Lo ada tempat yang mau di datengin gak ?" Hyunjin bertanya sambil menarik lengan Changbin ke arah sofa yang mana ada Han disana.

"Gue males keluar." Jawab Changbin setelah mereka berdua mendudukkan diri di sofa panjang.

GLOW & GROW [HyunChang / ChangJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang