Semua orang menangis, benar benar menangis. Definisi yang sesungguhnya ketika semua rasa terasa campur aduk menjadi satu, tak mampu diungkapkan lewat ucapan apalagi harus merangkai kata. Beginilah hasilnya, biar air mata saja yang mengungkapkan semua rasa itu, merangkumnya jadi satu dalam tiap ikatan bulir.
"Hyunjin... " Kakak perempuan Changbin merangkul Hyunjin yang sedari tadi menangis tanpa suara, dengan wajah tanpa ekspresi air matanya tak henti berjatuhan.
"Ma... Pa..." Panggilan yang teramat lemah adalah kata pertama yang diucapkan setelah sedari tadi hanya terdiam.
"Iya sayang... Mama dan papa disini, kita pulang buat kamu... " Mama Changbin mengusap sayang pipi si bungsu, menyunggingkan senyum bahagia tanda bersyukur karena anaknya berhasil tersadar dari koma.
Flashback On
Selepas kepergian dokter Choi karena dipanggil oleh suster yang nampak terburu buru, semua orang yang mendengar berita barusan-
'Saudara Seo Changbin sudah tidak bisa berjuang sendirian lagi'
-serasa di timpa langit, tentunya semua asumsi buruk tentang keadaan Changbin sekarang sudah berkelebatan di pikiran masing masing juga berusaha keras menolak kenyataan yang baru saja di lontarkan dari bibir sang dokter.
"Nggak... Nggak mungkin... " Hanya dua kata itu yang terus keluar dari mulut Hyunjin, matanya tidak fokus, kepalanya terus menggeleng kacau mengenyahkan semua gambaran mengerikan yang semua kilasannya berujung kematian.
Mama Changbin tak berhenti menangis, ditenangkan sebisa mungkin oleh suaminya. Ketika sudah mulai mereda, papa, mama, dan saudara perempuan Changbin pergi dari sana untuk menemui sang dokter sekaligus mengurusi semua hal perihal Changbin.
"Hyunjin..."
"Jin... Kita juga harus kesana... "
"Nggak... Nggak mungkin... " Racauan itu terus saja keluar dari mulut Hyunjin. Chan, Han, Seungmin dan Jeongin sudah berkali kali menepuk pundak Hyunjin agar sadar. Tapi nihil.
" Changbin !!! " Hyunjin berteriak, lalu bangkit dan berlari seketika, tanpa jeda semua teman temannya mengejar mengikuti.
Saat Hyunjin hendak berbelok dan menaiki lift, Hyerin -kakak changbin- menarik bahu hyunjin kasar. Nafasnya terengah dengan beberapa suku kata yang terpaksa diucapkan tak beraturan.
"Kenapa kak ? Tenang dulu..." Ucap Hyunjin sambil mengusap punggung Hyerin pelan.
"Chang..hh... Changbin... Ayok ikut !" Hyerin menarik lengan Hyunjin, mengajaknya berlari ke arah yang hanya Hyerin yang tau.
Empat orang yang tadi sempat mengejar Hyunjin kini tidak ada lagi dibelakangnya, sudah sejak di beberapa persimpangan sebelumnya mereka kehilangan Hyunjin.
"Kak kemana ?" Hyunjin bertanya pada Hyerin yang masih betah menariknya kesana kemari menuju tempat yang sepertinya sangat ingin ditunjukkan pada Hyunjin.
Setelah beberapa lorong terlewati, akhirnya mereka sampai di depan ruangan bertuliskan ICU dengan kaca besar di depannya.
Detik berikutnya, Hyunjin membelalak tak percaya. Di kaca besar itu, tepatnya di dalam ruangan bercat dominan putih itu terbaring tubuh Changbin, masih bernafas, masih berdetak, dengan alat yang menempel pada tubuhnya dengan jumlah yang jauh lebih banyak daripada sebelumnya. Ditemani dengan dokter dan beberapa suster yang sedang mengecek alat juga ini dan itu.
"Changbin..." Hyunjin mendekat ke arah kaca besar yang dengan jelas menampilkan bagaimana sosok di dalam sana sedang dibantu berjuang oleh alat alat medis.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLOW & GROW [HyunChang / ChangJin]
FanficSekali liat aja udah ketauan siapa yang dominan. -hyunjin Disini gue semenya ya ! Dominant ! Yang nusuk ! Ngarti? -changbin . . . Main Cast: => Hyunjin yang rajin skinkeran biar GLOW-ing (Top) => Changbin yang rajin olahraga biar GROW ke tulang buka...