Spaghetti

868 117 2
                                    

Buat yang bingung, kenapa sayah labil sekali..
Tiba tiba pake 'hyung' eh besoknya pake 'kak' itu tergantung jiwa sayah ya, kalo lagi berjiwa Korea ya yang muncul 'hyung' kalo nasionalismenya lagi membela Nusa bangsa ya yang muncul 'kakak' hehe.
Sebenernya itu cuma ngeles aja, aslinya author kan emang sengklek, fanfic sendiri aja lupa gimana isiannya.
Oke author banyak bacot.
Langsung ajaaaaa

=======

"Eh jin, Lo disini juga. Loh ! Sama Felix ?!"

"Lino hyung ngapain? Ko sama Changbin Hyung?" Felix bangun dari duduknya menghampiri kakak sepupunya yang berjarak 2 langkah saja itu.

"Ada perlu aja, Hyung boleh gabung meja gak? Soalnya yang lain udah penuh." Lino memandang isi restoran yang padat pengunjung. Felix hanya membalas dengan anggukan.

'Gue harus duduk dimana? Kalo bareng Felix tar muka gant- eh maksud gue songong Hyunjin keliatan jelas, tapi masa gue harus duduk di sampingnya. Taik lah !' selama sepersekian detik dua langkah menuju bangku HyunLix, Changbin sempat sempatnya berpikir keras. Untung tampangnya masih terkontrol tetap datar.

" Gimana sekolah baru?" Dan dengan kurang ajarnya, si Ayno Yuno Lino malah duduk di samping Felix tanpa peduli Changbin yang bahkan mikir seribet itu cuma gara gara tempat duduk.

Lah Lino mana tau, emang dia punya Mind Reading Technic? Kan ngga. Lino mah cuma punya muka ganteng sama duid banyak aja udah bisa menaklukan berjuta wanita, gaperlu yang lain lain.

Rela gak rela, seneng gak seneng, dengan atau tanpa dia ngedumel pun bangku yang tersisa ya tinggal satu ini. Changbin pasrah, sepasrah virus Corona yang dibawa keliling dunia sama angin.

"Pesen dulu nih." Si mantan gebetan menyodorkan buku menu pada mantan gebetannya. (Ehey, geli ngetiknya (~‾▿‾)~

Changbin melihat lihat buku menu dan berniat memilih spaghetti, menatap kakak kelas di depannya yang masih asik berceloteh bersama sang adek sepupu.

"Hyung, mau pesen apa?" Changbin menyentuh ujung jari Lino untuk mendapatkan atensi pemuda itu.

"Samain aja kaya Felix." Ucapnya sambil tersenyum manis pada Changbin.

Dan semua interaksi itu tidak luput dari pandangan Hyunjin yang sedang pura pura menikmati makanannya.

Setelah Changbin memanggil pelayan dan menyebutkan semua pesanannya, mereka dilanda ke-awkward-an yang luar biasa awkward.

Oh bukan mereka berempat tentu saja, saudara semarga disana masih sibuk berceloteh, bagaikan bertolak belakang, bagian sebelah sini hening sekali, sampai sampai semut aja harus berinjit injit buat numpang lewat depan mereka.

Hyunjin masih sibuk makan, sesekali menyeruput americano nya. Dan Changbin? Pura pura sibuk dengan gadgetnya, yang jelas bukan dia banget. Dia mana pernah peduli apa yang ada di ponsel pintarnya itu.

"...apa kabar?"

'what?' barusan siapa yang ngomong, Changbin berasa mendengar desisan angin yang membawa sayup sayup suara orang.

Changbin menoleh ke sampingnya, dan ia menemukan mata itu sedang menatapnya intens.

"...gue? Baik." Changbin kembali menatap layar ponsel dan melanjutkan acara buka-scroll-tutup semua sosial media yang dia punya hanya biar terlihat sibuk.

Lagipula itu percakapan macam apa? Mereka kan bukan kenal hanya sekedar nama lalu menghilang dan bertemu kembali. Ingatkan mereka kalo kejadian bertukar Saliva pun sudah pernah terjadi, disertai trailernya desahan Changbin pula. Apa apaan 'apa kabar' itu !

GLOW & GROW [HyunChang / ChangJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang