Chapter 10

77 18 2
                                    

"Gue ganteng, gue diem."
-Rico Valeryan A.F

.

.

.

Happy reading guys 😁😇

Karena jam pelajaran kedua kosong dan ada rapat guru-guru, semua murid SMA BASWARA dibolehkan pulang. Semua siswa berhamburan keluar dari gerbang, tak sabar ingin segera pulang ke rumah masing-masing. Begitu pula dengan Lesya.

Saat Lesya berjalan menuju gerbang sekolah tiba-tiba ada yang menghadangnya. Lesya menghentikan langkahnya secara tiba-tiba.

Masih dengan posisi yang sama, orang itu lalu menegakkan badannya.

"Mau pulang kan?" tanya Ray.

Lesya mengangguk.
"I-iya," jawab Lesya sedikit gugup.

"Pulang sama siapa?" Ray kembali bertanya.

Lesya tak langsung menjawab, terlihat ia seperti sedang berpikir.
"Emm, nanti ada yang jemput kok," terangnya. Dan Ray hanya ber-oh ria.

"Yaudah, nanti bales chat dari gue ya! Oke?"

"Iya, oke." Jawab Lesya sambil tersenyum.

Lalu Ray pergi dari hadapan Lesya.

Lesya tak berpikir panjang, ia langsung melanjutkan langkahnya. Walaupun baru pertama kali mereka bertemu dan berbicara, agaknya Ray memang orang yang ramah dan friendly juga. Dan tidak buruk juga, begitu pikir Lesya.

Terlihat di belakang sana, ada seseorang yang sepertinya dari tadi memperhatikan Lesya dan Ray.

_______

Brumm.... Brumm!!

Lesya terperanjat saat mendengar suara motor, saat ia menoleh ke belakang ternyata itu Rico.

Terlihat raut wajah Lesya yang sedang marah akibat suara motor itu, yang membuat telinganya panas.

"Bisa diem gak?!" Bentak Lesya.

Rico tak peduli, ia hanya menyunggingkan senyum yang tipis. Lalu menghentikan suara motor yang berisik itu.

"Naik!" katanya sambil menggerakkan dagunya ke arah belakang.

Lesya tak membalas, dirinya masih kesal dengan kejadian tadi. Dengan tatapan sinis dan perasaan terpaksa, Lesya sangat malas bila harus dibonceng dengan Rico. Entahlah.

"Lo mau nginep disini?" ucap Rico, "lelet amat, cepetan naik!" lanjutnya.

Tanpa berniat menjawab ocehan Rico, tak ada pilihan lain, Lesya pun menuruti perkataan Rico tadi. Lalu kendaraan itu melaju dengan cepat.

Tak membutuhkan waktu yang lama bagi Rico, hanya dengan kurang lebih sepuluh menit mereka sudah sampai di rumah Lesya–dan memarkirkan motornya.

Lesya turun dari motornya dan menyerahkan helmnya tanpa berkata apapun, mungkin masih kesal dengan kejadian tadi.

Saat Lesya melangkahkan kakinya, tiba-tiba Rico menarik tangannya.

Rico segera melepaskan tangan itu lalu berkata.
"Eh, maksud gue tunggu dulu!" ucap Rico sedikit gugup.

"Apalagi sih?" tanya Lesya malas.

"Lo kenal sama cowok yang tadi di gerbang?"

"Iya, emang kenapa?" yang ditanya malah nanya balik.

Created For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang