O2.

14.6K 2.3K 226
                                    

Jangan berekspektasi terlalu tinggi ya sama ceritaku, takutnya aku malah ngecewain (இдஇ; )
──

Harry berjalan melewati lorong sekolah dengan pandangan menunduk berusaha membuat keberadaannya tidak disadari kecuali oleh sang Kepala Sekolah, seorang pria tua berjanggut putih panjang yang kini tengah menuntun langkahnya, Albus Dumbledore.

"Kita sudah sampai, Harry."

Harry mengangkat pandangannya dan menemukan dirinya berdiri di depan sebuah kelas dengan seorang perempuan berkacamata kotak tengah mengajar di depan kelas.

Prof. Dumbledore mengetuk pintu dan berhasil menarik perhatian seisi kelas. Perempuan yang sebelumnya tengah mengajar kini sudah berdiri di hadapan keduanya dengan senyum ramah.

"Ini Prof. McGonagall, ia mengajar mata pelajaran Fisika dan yang akan menjadi wali kelasmu," ucap Prof. Dumbledore yang dibalas anggukan singkat oleh Harry.

"Mr. Potter, aku sudah mendengar beberapa hal yang harus aku ketahui tentangmu dari kepala sekolah, selamat datang di Hogwarts." Prof. McGonagall merangkul Harry dan mengajaknya untuk memasuki kelas.

Sampai di depan kelas, Prof. McGonagall mengetuk mejanya beberapa kali untuk menenangkan suasana kelas dan untungnya hal itu berhasil.

"Mr. Potter, perkenalkan dirimu." perintah Prof. McGonagall.

Harry menyambar kapur putih di pojok papan tulis dan menuliskan namanya dengan catatan kecil di bawahnya.

Aku Harry Potter
dan aku tuli.

Beberapa detik setelah Harry menyingkir dari papan tulis, bisik-bisik mulai terdengar dari tempat duduk para murid dan hal itu cukup untuk membuat Harry merasa tidak nyaman. Prof. McGonagall mengetuk mejanya lagi dan keadaan kembali hening.

"Aku tidak mau menemukan siapapun itu melakukan diskriminasi pada Mr. Potter atau aku akan memberikan detensi tanpa pikir panjang." final Prof. McGonagall dan setelahnya mempersilahkan Harry untuk duduk di samping seorang anak laki-laki berambut merah.

Harry menarik kursi yang akan didudukinya dengan pelan, kepalanya menunduk menyadari tatapan seisi kelas yang masih menghujamnya.

"Hai Harry, aku Ronald Weasley, kau boleh memanggilku Ron" anak laki-laki berambut merah tersebut mengulurkan tangannya dengan senyuman manis terlukis di bibirnya membuat Harry dengan senang hati membalas uluran tangan maupun senyumannya.

"Aku Hermione Granger." Perempuan yang menduduki kursi di depan Ron menoleh dan ikut mengulurkan tangannya.

"Salam kenal," balas Harry dengan suaranya yang agak serak.

Manik Hermione membulat ketika mendengar Harry berbicara lalu tersenyum lebar membuat Harry maupun Ron menatapnya heran.

"Kau hebat Harry, mereka yang mengalami gangguan pendengaran pada umumnya memiliki pemahaman bahasa yang kurang dan itu juga mempengaruhi cara mereka mengucapkan setiap kata, tapi kau bisa mengucapkan kata dengan jelas dan tepat." Hermione menjelaskan panjang lebar membuat Harry terkekeh sinis.

Ia mulai mengingat bagaimana Paman Vernon akan memukulnya jika ia tidak berbicara dengan jelas dan bagaimana Dudley selalu berbicara dengan keras tepat di telinganya. Yah, setidaknya sekarang Harry sadar jika mereka sedikit berguna bagi Harry.

"Tidak ada diskusi untuk saat ini, Mrs. Granger." Interupsi Prof. McGonagall dari depan kelas membuat Hermione membalikkan tubuhnya dengan canggung.

Harry baru akan mengisi buku tulisnya dengan catatan yang ada di papan ketika seseorang melempar gumpalan kertas ke kepalanya membuatnya menoleh dengan cepat begitupun Ron. Ia menemukan tiga anak laki-laki dengan salah satunya bersurai pirang-platina menertawainya dari kursi belakang membuatnya mengeryit heran dan ia bisa mendengar Ron di sampingnya mendengus kesal.

"Jangan dihiraukan, Harry."

Ia menuliskan beberapa kata di pojok buku tulisnya dan menunjukkannya pada Ron dengan tatapan penasaran.

Mereka siapa?

"Crabbe, Goyle, dan yang pirang adalah Draco Malfoy. Terkenal karena keahliannya dalam membuat onar dan merundung murid lain. Biar aku tebak, ia akan menghampiri mejamu nanti ketika jam pelajaran berakhir." Ron menepuk bahu Harry dengan tatapan khawatirnya.

Harry hanya mengangkat bahu tidak peduli, hal seperti ini sudah banyak ia rasakan di sekolah sebelumnya, jadi mungkin ia bisa mengatasi mereka bertiga.

tbc

Kalau aku buat kesalahan dalam pengejaan kalian bisa koreksi ya, aku bakal berterima kasih banget hehe ^^

Aku usahain double up sebagai permintaan maaf karena upnya lamaaaaa bangettt.

listen | drarry. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang