1O.

12K 2K 310
                                    

Harry melempar tubuhnya ke atas kasurnya lalu kembali bergelung di bawah selimut tebalnya. Hari ini ia memohon pada Sirius untuk mengizinkannya tidak pergi ke sekolah dengan alasan sakit, ia memanfaatkan kemampuan akting seadanya dan ia yakin Sirius tahu ia tengah berbohong namun ayah baptisnya itu tetap mengizinkannya untuk tidak pergi ke sekolah setidaknya hari ini saja.

Entah mengapa ia terlalu enggan untuk pergi ke sekolah dan bertemu banyak orang hari itu. Ingatan kemarin tentang bagaimana getaran suara tawa mereka yang keras memasuki indera pendengarannya, bagaimana ekspresi mencemooh pada wajah mereka yang masih melekat pada ingatan Harry, dan bagaimana Harry terlihat benar-benar lemah di hadapan banyak orang membuatnya terlalu malu untuk menampakkan diri di sekolah.

Harry menatap kalender di nakasnya, hari ini Moony mengajar di kelasnya dan itu artinya Draco akan melakukan presentasi sendirian di depan kelas nanti. Harry mengangkat bahunya tidak peduli, toh ada atau tidak keberadaannya tidak benar-benar berpengaruh.

Omong-omong soal Draco, tatapan Harry berpindah pada kacamatanya yang terletak tidak jauh dari kalender di atas nakasnya. Memikirkan kemungkinan-kemungkinan permainan apa yang tengah Draco mainkan dan berusaha untuk mengingatkan dirinya bahwa apapun itu yang tengah Draco mainkan, ia tidak boleh terjebak.

Ia bersandar pada kepala ranjangnya, menatap kemeja putih bersih yang ia temukan kemarin di dalam lokernya. Ia sudah mencucinya, namun aroma mint dan citrus dari pemilik kemeja tersebut masih menguar. Ada teori gila yang Harry ciptakan tentang siapa pemilik kemeja dan seragam olahraga tersebut.

Draco Malfoy. Ia yakin betul indera penciumannya masih cukup baik untuk menyadari bahwa aroma Draco sama persis seperti kemeja dan seragam olahraga tersebut—citrus dan mint. Bukan berarti Harry terobsesi pada si pirang yang arogan tersebut dan menguntitnya sampai ia tahu seperti apa aroma tubuh Draco, hanya saja beberapa kali Draco mencondongkan tubuhnya ketika ia tengah mengganggu Harry dan saat itu lah indera penciumannya bekerja lebih tajam.

Jika memang Draco Malfoy yang melakukannya, untuk apa?

listen

Harry menatap ponselnya yang menunjukkan banyak notifikasi pesan dari Ron dan Hermione

From: Ron
Hei mate, apa kau baik-baik saja? Ingin kami menjengukmu?
11.23

To: Ron
Ya aku baik saja dan kalian tidak perlu, aku hanya terlalu malas untuk pergi ke sekolah.
11.23

From: Ron
Kau tahu? Aku muak mendengar Malfoy terus mempertanyakan keberadaanmu, ia bilang seharusnya kau datang untuk membantunya saat presentasi.
11.25

To: Ron
Seingatku dia sendiri yang mengatakan jika ia tidak membutukanku
11.27

listen

Dua hari sejak kejadian memalukkan di kantin dan Harry kembali pergi ke sekolah, ia yakin para perundung itu menganggapnya pecundang karena tidak datang ke sekolah kemarin.

Ia berjalan dengan kepala menunduk berusaha menghindari tatapan semua orang dan ketika ia tengah berjalan di tepi lapangan, ia merasakan tarikan keras pada ranselnya kemudian beberapa anak menggiringnya ke arah yang berlawanan dari tujuan awalnya. Bagus, sekarang apa lagi?

Mereka membawa Harry ke taman belakang sekolah. Manik emeraldnya mengedar dan mendapati ada banyak murid yang tengah mengelilinginya, mungkin belasan? yang Harry yakinin keberadaan mereka di sini adalah satu—ingin merundungnya. Ia juga bisa melihat sebuah kepala bersurai pirang-platina milik Draco Malfoy, berdiri cukup jauh dari Harry, tenggelam di balik tubuh besar kedua temannya.

Salah satu anak maju mendekatinya untuk kemudian mencengkram rahangnya, "Potter, kau memiliki sepasang telinga yang utuh, tapi kenapa kau tidak bisa mendengar?"

Orang-orang di sekelilingnya tertawa. Harry menunduk dan mengulum bibirnya menahan tawa, seumur hidup tidak pernah sekalipun ia mendengar pertanyaan sebodoh itu.

Kau memiliki akal, tapi mengapa tidak kau gunakan dengan baik? Harry bertanya balik, dalam hati.

Harry tersadar dari lamunannya ketika merasakan seseorang di hadapannya menarik alat bantu dengarnya dan menjatuhkannya tepat di samping Harry. Harry tidak akan membiarkan hadiah dari Sirius hilang untuk yang kedua kalinya, maka si surai berantakan menunduk untuk menyambar alat bantunya namun kalah cepat dari si perundung yang hendak menginjak alat bantunya, ia menginjak tangan Harry.

Harry tidak berteriak, hanya memejamkan kedua matanya dengan erat ketika nyeri menjalar dari salah satu tangannya. Tidak bisa dipungkiri anak itu memiliki alas sepatu yang cukup tebal.

Ia mungkin tidak mendengar, namun ia merasakan getaran suara dari sekitarnya. Tanpa harus mengangkat wajahnya pun ia tahu mereka tengah menertawainya. Ia merasa seperti hewan sirkus sekarang.

Harry tidak benar-benar siap ketika detik selanjutnya beberapa anak melayangkan pukulan padanya—dan tidak lupa tendangan di sisi kiri perutnya membuatnya hampir tumbang. Bel masuk berdering menyelamatkannya dari kematian yang hampir menjemputnya jika saja mereka masih mengeroyok Harry setidaknya lima menit lebih lama.

Satu persatu dari mereka beranjak pergi memasuki kelas meninggalkan Harry sendirian yang tengah berusaha mengumpulkan tenaganya untuk pergi ke ruang kesehatan. Harry mendengus, ia pikir sekolah elite di tengah kota seperti Hogwarts memiliki murid dengan cara merundung yang berbeda, ternyata sama saja seperti St. Brutus's.

tbc

listen | drarry. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang