O8.

12.3K 2.2K 234
                                    

Harry membuka pintu utama rumahnya diikuti Draco yang sibuk menoleh kanan kiri untuk mempelajari sekitarnya. Ketika Draco melangkah memasuki pintu utama untuk sesaat ia terpaku, rumah ini seperti datang dari ingatan masa kecilnya.

Ia ingat dulu sang ibu sering membawanya mendatangi rumah ini beberapa bulan sekali untuk sekedar membersihkan beberapa sudut rumah yang dilapisi debu selama pemiliknya pergi. Untuk apa ibunya membersihkan rumah Potter?

Sirius berjalan menuruni tangga dengan senyuman hangatnya menyambut Harry pulang.

Maaf aku kembali terlambat lagi, ada beberapa tugas yang harus aku selesaikan.

"Tidak apa, Harry." Sirius menepuk pelan bahu Harry lalu mengangkat pandangannya untuk bertemu dengan sepasang manik abu yang tengah menatapnya dengan alis bertaut.

Sirius ikut mengeryit menyadari siapa tamu yang Harry bawa. Apa kebiasaan Harry adalah memberikan kejutan dengan tamu-tamu yang ia bawa?

"Kau berteman dengan Draco Malfoy?" tanya Sirius membuat kedua remaja tersebut terheran-heran, bagaimana ia mengenal Draco?

Kau mengenalnya?  Bagaimana?

"Rambut pirang-platina, garis wajah tegas, dan ekspresi arogan yang tidak pernah lepas dari wajahnya, kecil kemungkinan tebakanku meleset bahwa kau adalah putra dari Lucius dan Narcissa Malfoy." Sirius bersandar pada dinding di sampingnya memasang wajah bangga melihat bagaimana Harry dan Draco menatapnya takjub.

Aku tidak berteman dengannya, ia mengikutiku dan sekarang ia tersesat.

Sirius tertawa untuk sesaat lalu menatap Draco, "Kau mengikutinya?"

Detik selanjutnya netra Draco membola lalu ia mencengkram bahu Harry dengan wajah sedikit memerah menahan malu, "Sudah aku katakan aku tidak mengikutimu, Potter!"

Bohong.

"Wow, jauhkan tanganmu dari Harry dan bersikap baik lah!" ucap Sirius dengan tatapan mengancam.

Setelah Harry pergi meninggalkan ruang tamu menuju kamarnya, Draco melempar tubuhnya pada sofa tanpa dipersilahkan lalu mengangkat alisnya menatap Sirius penasaran, "Salah satu kolega ayahku?"

"Kau harus lebih banyak mempelajari pohon keluarga ibumu, Draco. Aku salah satu pamanmu dari keluarga Black," jelas Sirius yang dibalas anggukan singkat oleh Draco, mungkin itulah alasan mengapa ibunya selalu membersihkan rumah ini.

"Ingin minum sesuatu? Aku memiliki jus, susu, dan beberapa botol bir di dapur," ucap Sirius santai. Draco mengerutkan hidungnya. Sirius benar-benar tidak berwibawa untuk ukuran keluarga Black.

"Jus."

"Aku akan menghubungi Narcissa untuk menjemputmu nanti." Sirius lalu melenggang pergi meninggalkan Draco yang kembali mempelajari sekitarnya.

Beberapa menit terbuang dengan Sirius yang mengajukan beberapa pertanyaan padanya dan lebih banyak diisi oleh keheningan yang canggung sampai akhirnya Harry kembali turun dan berdiri di hadapan Draco dengan rambut setengah basah dan buku catatannya di genggaman.

Apa kau ingin mandi atau sekedar mengganti bajumu? Tidak? Baiklah.

Draco mendengus lalu menyilangkan kedua tangannya, "Kau ini berniat membantu atau hanya basa-basi?"

Harry memutar matanya malas lalu menunjuk ke arah tangga dengan dagunya mengajak Draco untuk mengikutinya naik meninggalkan Sirius yang tertawa menatap interaksi keduanya.

listen

Harry meminjamkan salah satu kemejanya yang ia rasa muat untuk Draco dan melemparnya ke wajah si pirang membuatnya mendapat jentikkan lagi di dahinya.

Hidung Draco mengerut ketika aroma cokelat menyeruak dari kemeja Harry yang kini ia gunakan, ia juga mendapati beberapa bungkus permen dan cokelat batang di atas nakas Harry.

"Kau ini terobsesi dengan makanan manis ya?" tanya Draco retorik.

"Kata-katamu berlebihan," ucap Harry dengan suara seraknya tanpa menyadari Draco dan ruam merah yang menjalar pada pipi pucatnya.

listen

Tidak lama setelahnya ibu Draco datang menjemput dan pamit setelah melakukan obrolan singkat dan memberi sebuah pelukan hangat untuk Sirius, "Mungkin kita bisa mengobrol lagi lain waktu, sampai jumpa dan terima kasih."

Setelah Narcissa pergi, Sirius meminta Harry untuk duduk dan mengobrol dengannya.

"Draco Malfoy, apa ia menganggumu di sekolah?" tanya Sirius tiba-tiba membuat Harry tersedak liurnya sendiri.

Tidak

"Kau benar-benar buruk dalam berbohong, Harry."

Untuk apa bertanya jika jawabannya sudah kau ketahui?

"Basa-basi."

Harry menghela napas lalu mengalihkan tatapannya.

Semua anak mengangguku kecuali Ron dan Hermione. Bukankah aku sudah mengatakan tentang tidak perlu khawatir soal itu, Sirius?

tbc

Cek book baru aku ya moms♡

listen | drarry. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang