O4.

12.7K 2.2K 181
                                    

Um...kemungkinan book ini bakal cukup panjang dan banyak chapternya, semoga kalian gak bosen ya bacanya :[
──

Saat bel pulang berdering, Harry segera berlari menuju taman belakang sekolah untuk kembali mencari alat bantu dengarnya. Hermione dan Ron berniat membantu dengan sukarela namun Harry memohon pada mereka untuk langsung pulang dan membiarkannya mencari alat bantunya sendiri.

Sepuluh menit terbuang namun hasilnya nihil, ia tidak menemukan benda yang ia cari di antara rerumputan yang ada justru banyak tanah yang menyelip di kukunya dan ia terlihat benar-benar kacau sekarang.

Kau pernah melalui hal semacam ini, Harry. Kau pasti bisa! batinnya lalu kembali mencari.

Seorang anak yang selalu merundungnya di sekolah lamanya juga pernah melakukan hal ini, namun jika dibandingkan, halaman sekolah St. Brutus's tidak seluas Hogwarts.

Ketika tengah sibuk mencari, ia dapat melihat lewat ekor matanya seseorang memperhatikannya, ketika menoleh ia menemukan Draco yang berdiri cukup jauh dari tempatnya kini, sedang menatapnya tanpa ekspresi. Jika bisa, Harry ingin memukul keras wajah aristokratnya yang benar-benar angkuh itu, namun ia ingat ini masih di lingkungan sekolah dan ia tidak ingin lebih banyak menyusahkan Sirius dengan masalah yang ia buat.

Dua puluh menit dan hasilnya benar-benar nihil. Hari mulai larut, maka ia memutuskan untuk pulang. Langkahnya terasa berat, otaknya terus memutar menyusun kata-kata yang tepat untuk menjelaskan hal ini pada Sirius nanti.

Saat sampai di parkiran sepeda, Harry menggeram mendapati rantai sepedanya putus. Seseorang sengaja melakukannya. Ia belum hapal rute bus di kota London dan rumahnya terlalu jauh untuk dicapai dengan jalan kaki. Bagus, mungkin ini artinya Harry akan menginap di parkiran Hogwarts.

"Sepertinya kau butuh tumpangan." Seseorang menepuk bahunya membuat Harry dengan cepat menoleh dan mendapati seorang laki-laki berwajah lembut tengah menenteng tas jinjingnya.

Harry mengeryit karena ucapan seseorang itu tidak bisa ia dengar dengan jelas. Ia mengeluarkan buku catatannya dan menulis beberapa kata dengan terburu.

Maaf aku tidak bisa mendengarmu, aku kehilangan alat bantuku.

Orang itu mengangguk lalu mengambil buku tersebut dari tangan Harry dan menulis balasannya.

Kau butuh tumpangan? Kau terlihat putus asa dan ternyata rantai sepedamu rusak, aku bisa mengantarmu.

Manik Harry membola semangat, lalu ia mengangguk berkali-kali.

Tapi seragamku kotor.

Lebih baik mobilku dipenuhi tanah dari pada membiarkan seorang murid menginap di sekolah.

Lagi, Harry tersenyum lalu berterima kasih tanpa suara.

Kini keduanya sudah duduk di dalam mobil, Harry dapat merasakan getaran suara dari radio di depannya namun tetap, ia tidak bisa mendengarnya dengan jelas.

"Aku Remus Lupin, mengajar Sejarah," ucap Remus berusaha membuat gerak bibirnya terbaca oleh muridnya tersebut.

Harry Potter.

Remus menginjak pedal rem dengan mendadak membuat Harry terkejut lalu mengeryit dalam.

"Lily dan James?" Remus menatap Harry membola.

Harry yang melihat nama kedua orang tuanya keluar dari bibir Remus langsung mengangguk semangat sekaligus heran, bagaimana ia bisa mengenal kedua orang tuanya.

Remus merebut buku di tangan Harry dan menulis dengan cepat.

Aku pikir kau tinggal bersama bibimu, apa yang kau lakukan di London?

Sirius membawaku untuk tinggal bersamanya belum lama ini, dan bagaimana kau mengenal mereka? Orang tuaku.

Kami berteman akrab di sekolah dulu.

Kau juga berteman dengan Sirius?

Tentu saja.

Ingatan Harry kembali pada hari dimana ia menemukan sebuah foto terpajang di kamar yang kini ia tempati, foto lima anak sekolah menengah yang Harry tebak tiga di antaranya adalah Sirius, Ayahnya, dan Ibunya. Di belakang foto tersebut tertulis 'Moony, Padfoot, Wormtail, Prongs, dan Lily'

Di antara Moony dan Wormtail, kau yang mana?

Remus tersenyum beberapa saat kemudian balas menulis.

Aku Moony

Bagaimana jika aku memanggilmu Moony juga?

Aku akan dengan senang hati menerimanya.

Keduanya tersenyum lalu Remus kembali melajukan mobilnya sebelum mereka mendapat protes dari pengguna jalan lain karena berhenti hanya untuk mengobrol. Jika tidak salah ingat, rumah Sirius berada di Grimmauld Place nomor 12.

tbc

tungguin ya, mau double up hehe

Bold italic: harry
Bold: remus

listen | drarry. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang