Bel istirahat berdering dan Harry masih sibuk melengkapi catatannya. Ron dan Hermione sudah merapihkan meja mereka dan masih menunggu Harry. Ia bisa mendengar langkah beberapa pasang tungkai mendekati mejanya namun ia memilih untuk tidak peduli.
"Potter."
Harry berjengit ketika sebuah gebrakan mendarat di mejanya dan seseorang memanggil namanya namun ia masih tidak mengambil peduli.
"Potter!" Suara tersebut meninggi dan kini ia bisa mendengar Ron mendengus lagi.
"Tinggalkan ia sendiri, Malfoy!" pinta Hermione.
Oh, Malfoy dan antek-anteknya.
"Aku tidak memiliki urusan dengamu, Granger. Urusanku adalah dengan si tuli ini." Draco mencengkram salah satu bahu Harry membuat Harry mau tak mau mengangkat pandangannya dan menatap si pirang dengan tatapan tak minat.
Dengan gerakan cepat Draco menarik alat bantu dengar yang sebelumnya terpasang apik di telinga kanan Harry lalu melemparnya ke luar jendela yang tepat berada di samping Ron membuat emerald Harry membola kaget. Harry dengan kasar mendorong kursinya dan berdiri diikuti Ron dan Hermione, mulut keduanya terbuka terkejut sedangkan si pembuat onar hanya tertawa.
"Alat itu bahkan tidak membantumu mendengar panggilanku, Potter, sepertinya sudah rusak dan lebih baik aku membuangnya," ucap Draco yang tidak bisa Harry dengar dan apapun itu Harry tidak peduli.
Harry berlari keluar kelas berniat mencari alat bantunya disusul Ron dan Hermione.
Setelah menuruni banyak anak tangga, Harry hanya berdiri seperti anak yang tersesat. Ia bingung harus pergi ke mana setelahnya, ia bahkan tak tahu dimana alat bantunya terjatuh sampai tiba-tiba Ron menarik tangannya untuk berbelok ke kiri masih dengan Hermione yang mengikuti dari belakang.
Mereka bertiga berhenti di hamparan rumput yang luas. Sepertinya ini adalah taman bagian belakang sekolah.
Sial, alat itu terlalu kecil untuk berada di tempat seluas ini, batin Harry.
Hermione diam sesaat dan menatap ke arah salah satu jendela yang berada di lantai tiga yang Harry tebak adalah jendela kelasnya. Lalu tatapan Hermione berpindah ke hamparan rumput mencoba mencari tahu di sebelah mana kemungkinan barang itu terjatuh.
"Harry! Coba di sebelah sini," Hermione menepuk bahu Harry dan menariknya.
Ketiganya menunduk bahkan Harry harus merangkak agar tidak melewatkan sedikit pun bagian dari rumput-rumput tersebut.
Dua puluh menit mereka habiskan untuk mencari alat bantu Harry namun hasilnya nihil, mereka hanya mengotori kemeja putih mereka tanpa menemukan alat yang mereka cari. Bel masuk telah berbunyi dan ketiganya berjalan menaiki setiap anak tangga dengan perasaan kecewa. Harry mengeluarkan buku catatan dari sakunya dan menulis dengan cepat untuk kemudian ia tunjukkan pada Ron dan Hermione.
Maaf membuat kalian lelah dan harus melewatkan jam makan siang, bahkan seragam kalian dipenuhi bercak tanah. Mungkin aku harus mentraktir kalian sesuatu nanti.
Ron tertawa dan menyambar buku catatan Harry.
Jangan meminta maaf, mate. Aku sudah cukup sering melewatkan jam makan siang untuk menemani Hermione yang bercumbu dengan buku-bukunya di perpustakaan. Mungkin tiga scoop es krim sebagai bayarannya?
Harry tertawa tanpa suara dan Hermione memukul pelan kepala Ron.
listen
Sekarang jam pelajaran Kimia dengan Profesor Severus Snape sebagai pengajarnya. Ron bilang Prof. Snape adalah guru yang paling menyeramkan dan dihindari para murid.
Harry menghabiskan waktunya hanya untuk menatap hamparan rumput di luar jendela sambil memikirkan akan semurka apa Sirius nanti jika mengetahui hadiah yang ia berikan hilang karena seorang bocah tolol seperti Draco.
Ia merasakan sebuah senggolan kuat dari Ron membuatnya tersadar dan menatap Ron dengan keryitan tak suka. Ron menyodorkan secarik kertas berisi tulisan yang cukup membuat Harry membola panik.
Prof. Snape memanggil namamu lebih dari lima kali karena kau hanya terus menatap ke luar jendela tanpa memperhatikannya.
Harry meringis dan menoleh ke depan mendapati Prof. Snape mendekat ke arah mejanya dan Ron.
"Harus berapa kali aku memanggil namamu, Mr. Potter?" tanya Prof. Snape yang dibalas keryitan heran oleh Harry, ia tidak bisa mendengar dengan jelas.
"Potter tidak akan bisa mendengar Prof. Snape, ia 'kan tuli!" teriak seseorang dari belakang kelas yang juga tidak Harry dengar dengan jelas.
Harry dengan cepat menulis sesuatu pada buku catatannya untuk dibaca oleh Prof. Snape yang masih berdiri di hadapannya menatapnya dengan tajam.
Maaf Profesor, aku kehilangan alat bantu pendengaranku.
"Aku tidak akan memaklumi jika hal ini terjadi untuk kedua kalinya. Mr. Weasley, perhatikan Mr. Potter dan catatannya!" Prof. Snape berjalan menjauhi meja Harry dan kembali ke depan kelas.
Ingatkan Harry untuk mengutuk Draco dan pengikut-pengikutnya yang sudah membuat hari pertamanya terasa menyulitkan.
tbc
Menurut kalian sejauh ini gimana? Aneh gak sih? Hshshhsnsjsja takut bgt bye.
( ಥ‿ಥ )
KAMU SEDANG MEMBACA
listen | drarry.
FanfictionHarry Potter tuli dan Draco Malfoy akan terus menjadikan hal itu sebagai alasan untuk merundungnya. b x b bully! non-magic out of character ᝰ selamat 7k votes, listen! alderigel, 2020.