Hari-hari selanjutnya setelah kejadian dimana Harry harus menampung Draco selama beberapa jam di rumahnya, si pirang kembali seperti biasanya—berlaku seperti seorang bajingan. Tentu saja, apa yang Harry harapkan dari seorang bocah arogan berpemikiran sempit seperti Draco? Berhenti menganggunya sebagai timbal balik? Ia bahkan ragu jika Draco ingat Harry pernah menolongnya.
Harry melihat sekeliling kantin mencari keberadaan Ron dan Hermione, ia menemukan mereka duduk di meja yang sama dengan beberapa anak lainnya yang belum Harry kenal. Ron melambai untuk memberi tahu keberadaannya pada Harry.
Semuanya baik-baik saja sampai seseorang mengulurkan kakinya membuat Harry tersandung dan semua makan siangnya tumpah menodai kemeja putihnya. Harry mengerang, tidak bisakah mereka menganggunya nanti? Karena saat ini ia benar-benar lapar.
Pandangannya turun menatap seragamnya yang dipenuhi kentang tumbuk dan saus lalu mendongak dan kembali melihat sekelilingnya. Semua orang di kantin menatapnya remeh dan membuka mulutnya lebar—menertawakannya, kecuali Ron dan Hermione yang bangun dari duduknya dan berlari menghampirinya, Harry tersenyum, setidaknya ia masih memiliki Ron dan Hermione.
Sebelum kedua sahabatnya berhasil menghampirinya, Crabbe menarik kacamata bulat milik Harry, menjatuhkannya, dan menginjaknya sampai terdengar bunyi retakan membuat manik hijaunya membulat dan lagi-lagi ia mengerang kesal. Setelah sebelumnya ia tidak bisa mendengar sekarang ia tidak bisa melihat dengan jelas.
Draco yang sejak tadi hanya berdiri di tempatnya tanpa menyentuh Harry sekalipun tercenung. Pandangannya berpindah antara Crabbe yang tengah terbahak, kacamata Harry yang hancur, dan Harry yang memandang kosong pada kacamatanya. Perutnya melilit karena rasa bersalah, ia pikir Crabbe hanya akan membuat Harry terjatuh dan menurutnya itu sudah cukup keterlaluan. Ada keinginan untuk mengulurkan tangannya dan membantu Harry berdiri namun lagi-lagi Draco takut harga dirinya hancur lebur apa lagi ia dan teman-temannya tengah menjadi pusat perhatian sekarang.
"Harry!" Hermione menarik Harry untuk berdiri dan mengibaskan kemeja si surai hitam legam untuk membersihkan beberapa makanan yang menempel.
"Brengsek," teriak Ron hendak melayangkan pukulan pada Crabbe namun ditahan oleh seorang pria tinggi bersurai gelap yang tidak Harry kenal.
Keadaan benar-benar rusuh kala itu, terdengar tawa dan teriakan yang menyuruh Ron untuk segera melayangkan pukulan pada laki-laki tambun di hadapannya, bahkan kedua kakak kembar Ron ikut menyemangati si rambut merah.
"Pretty Boy Diggory!" teriak Fred yang tengah berdiri di atas meja.
"Jangan menahannya, biarkan ia melayangkan pukulan!" sahut George.
"Ya! Kami ingin menyaksikan persidangan di rumah nanti saat Mom tau Ron menyebabkan keributan di sekolah." Keduanya tertawa lalu melompat turun dari atas meja ketika Percy menarik telinga mereka.
Hermione mendengus lalu menuntun Harry menjauh dari kerumunan, mungkin Harry perlu pergi ke toilet untuk membilas seragamnya.
listen
Harry berjalan menuju lokernya masih dalam keadaan seragam yang basah kuyup diikuti Hermione dan Ron di belakangnya yang masih sibuk menggerutu.
"Seharusnya Cedric dan sifat kepahlawanannya itu tidak perlu muncul hanya untuk menahanku. Kau tahu? Rasanya kepalaku hampir meledak karena emosi yang membeludak," ribut Ron pada Hermione.
Manik Harry membola ketika menemukan sebuah kemeja bersih di dalam lokernya dengan aroma yang sama persis seperti seragam olahraga sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
listen | drarry.
FanfictionHarry Potter tuli dan Draco Malfoy akan terus menjadikan hal itu sebagai alasan untuk merundungnya. b x b bully! non-magic out of character ᝰ selamat 7k votes, listen! alderigel, 2020.