13.

12K 2.1K 759
                                    

Hi aku update setelah dua minggu pura-pura sibuk ♡
──

Dua minggu sejak kali terakhir Harry dirundung.

Awalnya Sirius terlihat di luar kendali dan siap membunuh siapa saja yang menyentuh Harry. Sirius mulai mengantar dan menjemputnya, Sirius juga meminta Ron dan Hermione untuk mengikuti Harry kemana pun ia pergi. Bahkan ada hari dimana Hermione berniat menerobos toilet laki-laki demi memastikan tidak ada yang mengganggunya di dalam sana.

Ron meminta kakak kembarnya untuk menjahili murid tahun kelima dan keenam yang merundung Harry sebelumnya. Dan mereka (yang Harry ingat pernah melayangkan pukulan padanya) satu per satu dipermalukan di depan umum oleh lelucon-lelucon andalan si kembar.

Harry tersentuh, tentu saja. Ia tidak pernah merasa sangat berharga sebelumnya dengan dikelilingi orang-orang yang siap melindunginya, namun lagi-lagi ini semua terlalu berlebihan baginya.

Dan dalam kurun waktu empat belas hari, ada banyak hal yang berubah, salah satunya adalah eksistensi Draco Malfoy dalam hidup Harry. Sejak terakhir kali Harry mengusir Draco di ruang kesehatan, si pirang berwajah angkuh tersebut benar-benar tidak pernah mengganggunya lagi atau sekedar mengucapkan sepatah kata pada Harry. Dan ia merasa kehilangan.

Ada hari dimana Hermione dan Ron meninggalkan Harry sendirian setelah ia memohon untuk diberikan sedikit privasi, Crabbe dan Goyle mengambil kesempatan tersebut untuk mengganggunya. Mendorong tubuh ringkihnya pada dinding di ujung lorong yang gelap, menarik dan melempar kacamatanya dan berniat melakukan hal yang sama pada alat pendengarannya sebelum akhirnya Draco datang dan menarik kedua teman bertubuh besarnya menjauh dari Harry. Ia bahkan berlari untuk mengambil kacamata Harry yang terpental jauh lalu menyerahkannya—tanpa menatap Harry sama sekali.

Seharusnya ia merasa senang dan bebas. Seharusnya ia tidak merasa kosong dan kehilangan. Seharusnya ia tidak merindukan kupu-kupu yang berterbangan di perutnya setiap kali Draco menyentuhnya hanya untuk mendorongnya. Dan seharusnya ia tidak merindukan sepasang manik abu itu yang selalu menatap tidak suka padanya.

listen

"Perasaanku saja atau memang Malfoy selalu menatap Harry lekat akhir-akhir ini?" Ron menatap lurus pada beberapa meja di belakang Harry dimana Draco dan teman-temannya berada.

Harry tersedak makan siangnya dan Hermione menendang pelan kaki Ron yang ada di sampingnya, "pelankan suaramu!"

"Maaf," ucap Ron sambil mengulum bibirnya.

Harry tanpa sadar mengangguk. Ia menyadari bagaimana akhir-akhir ini Draco selalu menatapnya ketika mereka tengah berada di kelas, di lapangan, di kantin, bahkan di perpustakaan seolah Draco mencoba menjadi bayangannya dengan mengikutinya kemana pun ia pergi. Hal itu berhasil membuat Harry salah tingkah dan tidak nyaman di saat yang bersamaan.

"Hermione, apa kau pikir Malfoy tengah merencanakan sesuatu untuk membunuh Harry?" Ron kembali bertanya membuatnya mendapat tendangan kedua dari Hermione.

listen

Hari itu entah mengapa Sirius mengizinkannya untuk berangkat dan pulang menggunakan sepedanya dan Harry tidak akan melewatkan kesempatan tersebut.

Beberapa menit setelah bel pulang berdering, Harry merapikan mejanya dengan terburu, memasukkan barangnya asal ke dalam ranselnya lalu meninggalkan kelas tanpa memberi kesempatan pada Ron dan Hermione untuk bertanya.

Ia terkekeh kecil ketika merasakan seseorang mengikuti langkah cepatnya. Di belakang sana, Draco Malfoy tengah mencoba mengejarnya.

Sepasang manik emeraldnya berbinar ketika ia sampai di tempat tujuannya, sebuah taman bermain yang tanpa sengaja ia temui beberapa minggu yang lalu ketika ia tengah mengendarai sepedanya untuk pulang.

Taman tersebut dipenuhi para balita dan orang tua yang tengah menjaga anak-anak mereka, di tepi taman berjejer penjual makanan manis membuat Harry sebagai maniak makanan manis tersenyum lebar dan ia berlari kecil menghampiri penjual es krim.

listen

Draco bersandar pada salah satu pohon di sampingnya, tatapannya tidak bergeser sedikit pun dari Harry yang tengah sibuk dengan buku di pangkuannya—yang Draco tebak adalah kamus bahasa isyarat—dan es krim cokelat yang mulai meleleh di tangan kirinya.

Menunduk sejenak untuk melihat jam tangannya, Draco mengangkat alisnya terkejut ketika baru menyadari bahwa lima belas menit sudah ia lewati hanya dengan menatap Harry. Ia tidak merasa jenuh karena Harry terlalu menarik.

Ia mendongak lalu melangkah mundur dengan wajah terkejut ketika mendapati Harry kini sudah berdiri di hadapannya dengan salah satu alisnya terangkat dan seringaian kecil terlukis di bibirnya. Draco tertangkap basah.

Hening selama beberapa saat membuat Draco berpikir untuk segera kabur sebelum akhirnya Harry mengangkat buku catatannya tepat di hadapan wajah Draco.

Penguntit

Manik abunya membola tidak terima membaca sepatah kata yang Harry tulis, "Kau tahu ada yang namanya kebetulan di dunia ini 'kan, Potter?"

Harry mengangguk polos lalu mengigit es krimnya membuat Draco mengerutkan wajahnya ngilu dan Harry tertawa tanpa suara. Draco menolak untuk berkedip, takut-takut ia melewatkan tawa Harry.

Kau mengikutiku beberapa hari belakangan

"Harry Potter dan kepercayaan dirinya," gumam Draco lalu memutar matanya malas walaupun kini jantungnya berdegup panik dan telapak tangannya basah oleh keringat dingin.

Harry mengangkat bahunya tidak peduli lalu kembali sibuk dengan es krimnya yang meleleh dan mengotori tangannya membuat Draco mendengus dan mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya untuk kemudian ia lempar pada wajah Harry.

"Berapa usiamu sebenarnya, Potter? Apa sulit untukmu makan es krim dengan benar?" Draco berusaha untuk memasang wajah tidak sukanya sebisa mungkin, dalam hati memuji bagaimana Harry terlihat menggemaskan.

Harry tidak langsung membersihkan sisi bibirnya, memilih menulis dengan cepat jawaban dari pertanyaan Draco sebelumnya.

Lima belas, dan tidak sulit sebenarnya

"Itu pertanyaan retorik, Potter. Kau tidak perlu menjawabnya," jawab Draco dengan desahan malas.

Draco merebut sapu tangannya dari Harry lalu membersihkan tangan kiri Harry yang lengket oleh lelehan es krim  membuat Harry mengalihkan wajahnya berharap Draco tidak menyadari bagaimana ia tersipu ketika Draco menyentuh tangannya.

"Kau terlihat seperti balita yang makan tanpa tata krama."

Harry lagi-lagi mengangkat bahunya tidak peduli lalu menarik tangannya dan berbalik menuju tempat dimana ia duduk sebelumnya membiarkan si pirang mengikutinya dengan langkah ragu.

Kau hanya akan terus berdiri di sana? tulis Harry pada Draco yang hanya berdiri tercenung di sampingnya.

"Aku pikir kau tidak menginginkan keberadaanku." Kedua alisnya bertaut lalu ia berniat untuk berbalik dan pergi sebelum akhirnya Harry mencengkarm celana bahannya dari tempat dimana ia duduk.

Duduk, Malfoy!

Wajah aristokratnya mengerut tidak suka, Malfoy tidak pernah diperintah. Ia tetap duduk di samping Harry omong-omong.

Setelahnya hening, keduanya hanya bergeming. Harry menikmati bagaimana angin musim gugur menyapu wajahnya sore itu sedangkan Draco menikmati bagaimana manik emerlad Harry menutup dan bagaimana surai berantakannya bergerak pelan ditiup angin.


tbc

ngetik apaansi?!

listen | drarry. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang