O7.

12.1K 2.2K 539
                                    

Nanti aku masukin bahasa isyarat soalnya kurang afdol aja gitu kalo gak pake, tapi nanti moms.
Btw, maaf di chapter-chapter sebelumnya aku gak konsisten nulis antara Draco atau Malfoy, tapi udh aku benerin kok 👍🏻
──

Harry mendengus kesal menatap Draco yang duduk di hadapannya dengan kepala bertumpu pada sebuah buku tebal yang ia ambil secara acak dari salah satu rak perpustakaan.

Saat jam pelajaran sejarah tadi, Harry benar-benar senang karena Remus lah yang akan mengajar, namun suasana hatinya mendadak hancur ketika Remus membagi kelompok belajar berisi dua anggota di tiap kelompoknya dan Remus memilih Draco sebagai partnernya. Hermione dan Ron sempat terlihat khawatir namun Harry meyakinkan mereka bahwa ia akan baik-baik saja.

Keduanya kini tengah berada di perpustakaan, mencari beberapa buku sejarah untuk kemudian dirangkum dan dipresentasikan minggu depan. Dalam hal ini, hanya Harry yang bekerja sedangkan Draco sibuk menganggunya dan sekarang ia tengah tertidur.

Bukankah kau seharusnya membantuku?!

Harry menempelkan sticky notes di atas kepala Draco membuat si pirang mendesah kesal merasa terganggu.

"Aku yang melakukan bagian presentasi, memangnya kau pikir kau bisa melakukan presentasi dengan jelas dan benar?" tanya Draco dengan nada mengejek.

Aku bisa!

"Kau tidak. Kau tuli dan kau tidak akan bisa mengucapkan setiap kata dengan benar."

Hermione bilang aku bisa bicara dengan jelas.

"Diam dan selesaikan pekerjaanmu, berhenti menganggu tidurku, Potter." Draco menggeser buku yang sebelumnya ia jadikan tumpuan lalu menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan.

Draco tidak tertidur, hanya tengah mengingatkan dirinya untuk berhenti menganggap Harry yang tengah memasang wajah serius terlihat lebih memesona.

listen

Setelah meneyelsaikan tugasnya, Harry berencana pulang dengan bus mengingat sepedanya belum diperbaiki. Berbekal selembar catatan kecil dari Sirius berisi rute bus menuju rumahnya, Harry berjalan menuju halte sekolah. Alisnya bertaut ketika mendapati Draco berjalan di belakangnya seolah mengikutinya.

Harry berbalik membuat Draco menghentikan langkahnya dengan wajah terkejut.

Apa yang kau lakukan?!

"Berjalan menuju halte bus tentu saja, jangan mengajukan pertanyaan bodoh, Potter." Draco menggeser Harry yang menghalangi jalannya membuat si surai hitam mendengus kesal.

Seingatnya pagi tadi, ia melihat Draco diantar dengan sebuah mobil mewah berwarna hitam mengilap dengan "Mother akan menjemputmu nanti," sebagai salam penutup—Harry tidak sengaja mendengarnya ketika ia memasuki gerbang sekolah. Tentu saja seseorang seperti Draco yang berasal dari keluarga terpandang dan terlihat manja memutuskan untuk pulang dengan bus dapat dipertanyakan kebenarannya.

Sampai di halte, keduanya menunggu bus dengan berdiri berdampingan, suasananya benar-benar canggung. Harry melamun mencari tahu apa yang sebenarnya tengah Draco rencanakan, ia bahkan menambah jaraknya dengan Draco mengingat apa yang si pirang sudah lakukan tempo hari.

Saat bus berhenti di hadapan keduanya, Harry yang lebih dulu menggapai pintu bus sebelum akhirnya Draco menarik ranselnya membuatnya limbung dan hampir jatuh. Draco menaiki bus lebih dulu mengabaikan Harry yang terlihat dongkol.

Harry melihat Draco menduduki kursi barisan kedua dari belakang tengah menatapnya tajam membuatnya berusaha mencari tempat duduk sejauh mungkin dari Draco.

listen

Draco melihat Harry turun setelah melewati beberapa pemberhentian. Si pirang menatap sekitarnya lalu mengangkat bahunya tidak peduli, ia tidak benar-benar mengenal tempat ini. Lalu kedua matanya membola mengingat ia tidak tahu dimana ia harus turun, Draco tidak pernah menaiki bus sebelumnya. Dan ia merutuki keputusan bodohnya untuk mengikuti Harry.

Sebelum sang supir kembali menjalankan busnya, Draco berlari turun membuatnya dihadiahi tatapan heran sekaligus curiga oleh Harry.

"Apa?!" Draco mengubah ekspresi panik sebelumnya menjadi dingin.

Kau ini penguntit ya?!

"Kau ini terlalu percaya diri, Potter. Aku tersesat asal kau tahu," ucap Draco tanpa sadar.

Harry tercenung lalu tertawa tanpa suara membuat Draco membeku untuk sesaat lalu merutuki kebodohannya yang mengaku bahwa ia baru saja tersesat. Harga dirinya hancur bukan main.

Idiot.

Draco menjentikkan jarinya cukup keras pada dahi Harry setelah membaca lima huruf tersebut.

"Akan lebih baik jika kau membantuku, Potter."

Harry mendengus lalu membiarkan Draco mengikutinya pulang dan memikirkan cara mengembalikan si bodoh ini nanti.

Draco tertawa ketika Harry tersandung karena ia menginjak bagian belakang sepatunya, dengan sengaja tentu saja.

Berhenti menjahiliku atau aku akan meninggalkanmu seperti anak anjing yang dibuang di pinggir jalan!

Si pirang hanya memutar matanya tidak peduli.

tbc

Berubah genre jd fluff anjir 😭🤘🏻

Eh btw! Aku mau tes ombak, gak bakal aku publish dalam waktu dekat sih, cuma pengen tau aja banyak yg minat gak hshshsh.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
listen | drarry. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang