Haloo! Makasi ya udah semangatin aku dan suka sama cerita ini, makasi juga feedbacknya sampe bisa 1k+ vote, terharu banget 😭🔫
──Draco memilih untuk kembali ke kelas dan jam pelajaran Kimia benar-benar ia habiskan dengan tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Ia bertanya-tanya tentang siapa yang menurunkan sifat pengecut padanya, apa yang membuatnya selalu mengkhawatirkan Harry, atau mengapa Harry terlihat benar-benar membencinya. Tentang Harry dan Harry lagi.
Sejak kali pertama Harry memperkenalkan dirinya di depan kelas, Draco tahu betul ia tertarik pada Harry. Tatapan jengkel dari sepasang manik hijaunya selalu berhasil membuat Draco linglung dan telapak tangannya basah oleh keringat dingin, dan Draco benci itu. Draco benci fakta bahwa Harry berhasil menjadi salah satu kelemahannya. Maka satu-satunya cara menutupi kelemahan tersebut adalah dengan menunjukkan sifat arogannya, menunjukkan pada siapapun bahwa ia tidak memiliki kelemahan.
Harry adalah sebuah kotak pandora dengan berbagai hal tak teduga di dalamnya dan Draco terlalu takut untuk membuka kotak tersebut.
Draco tersadar dari renungannya ketika bel istirahat berdering. Ia mengangkat pandangannya dan mendapati Prof. Snape sudah pergi meninggalkan kelas.
"Kalian bisa pergi makan siang tanpaku, aku sedang tidak dalam suasana hati yang baik," ucap Draco yang dibalas anggukan tak acuh oleh kedua teman bertubuh besarnya.
listen
Harry berniat kembali ke kelas ketika jam istirahat dan ia terus berjalan menyusuri lorong dengan menunduk dalam berusaha menyembunyikan luka memar di wajahnya dan menghindari tatapan mengintimidasi atau tawa mengejek dari beberapa murid yang ia lewati.
"Harry!" Lengkingan Hermione menyambutnya ketika ia memasuki kelas.
"Wow mate, kami pikir kau tidak masuk lagi hari ini," ucap Ron dengan mulut dipenuhi makanan.
Harry menyembunyikan tangan kanannya yang dililit perban di belakang tubuhnya lalu menyodorkan buku catatannya pada Hermione, ia sudah menyiapkan jawaban untuk mengelak dari Hermione saat di ruang kesehatan tadi.
Pandanganku agak berputar pagi tadi jadi aku memutuskan untuk pergi ke ruang kesehatan.
Hermione terlihat kesulitan membaca tulisannya dan Harry memakluminya.
"Tulisanmu terlihat berantakan, maksudku—lebih berantakan dari biasanya," ceorocos Ron masih dengan mulut yang penuh makanan.
Harry lalu melempar ranselnya pada kursi di samping Ron dan mendudukinya. Ia menghela lega ketika kedua sahabatnya masih tidak menyadari beberapa memar dan plester luka pada wajahnya. Setidaknya sampai Hermione mencengkram pelan dagunya dan mengangkat wajahnya, sepasang manik bulatnya menyapu setiap sisi dari wajah Harry dan hal itu berhasil membuat Harry gugup.
"Kau benar-benar ke ruang kesehatan karena pandanganmu berputar, Harry? Bukan karena seseorang memukulimu? Oh, atau banyak orang memukulimu," tanya Hermione dengan nada skeptis yang dibuat-buat.
Harry menggeleng ribut berusaha melepaskan cengkraman Hermione lalu mengalihkan pandangannya. Kemana pun kecuali tatapan mengintimidasi Hermione.
"Bahkan di saat seperti ini pun kau masih mencoba berbohong."
Harry mendengus, dalam hati mengutuk Hermione dan kepekaannya.
"Kita harus melaporkannya pada Prof. McGonagall atau bahkan kepala sekolah, Harry!" Hermione bangun dari duduknya dan menarik lengan Harry yang lagi-lagi dibalas gelengan ribut oleh si surai berantakan.
Biarkan seperti ini dan berhenti membuatnya menjadi semakin rumit, 'Mione.
"Ini sudah keterlaluan dan kau harus-" ucapan Hermione terpotong ketika Harry menepis kasar genggaman Hermione pada lengannya dan menatap perempuan di hadapannya dingin.
Hermione menghela kasar lalu kembali menduduki kursinya dan menatap Harry dengan tatapan bersalah dan prihatin membuat Harry semakin dongkol, ia benar-benar benci ketika orang lain menatapnya prihatin dan menganggapnya lemah.
"Setidaknya beri tahu siapa yang melakukannya, Harry." Tepat setelah Hermione menyelesaikan kalimatnya, kedua sahabatnya tersebut mengalihkan tatapannya Draco Malfoy yang tengah duduk di salah satu kursi di belakang kelas.
Harry menggeleng dengan panik lalu kembali meminta perhatian Ron dan Hermione yang masih menatap Draco sengit.
Bukan Malfoy. Mungkin murid tahun kelima dan keenam, aku tidak benar-benar mengenali wajah mereka.
Hermione menatapnya dengan kedua alis yang terangkat, "Kau yakin Malfoy tidak ikut campur?"
Harry memutar matanya malas lalu menjawab dengan suara seraknya, "Aku hanya tuli, 'Mione, tidak buta."
"Bayangkan, akan semurka apa Sirius saat melihatmu pulang dengan wajah seperti ini, Harry," cerocos Ron membuat Harry mengigit bibirnya gugup memikirkan bagaimana ia harus menjawab rentetan pertanyaan dari Sirius nanti.
listen
Draco menghentikan langkahnya dengan terkejut ketika mendapati Harry tengah berdiri di depan lokernya yang pintunya baru saja ia banting. Dengan langkah cepat ia mendekati lokernya untuk mencari tahu apa yang baru saja Harry lakukan.
Draco mendapati sepasang seragam olahraga dan kemeja putih yang sebelumnya ia letakkan di dalam loker Harry dengan sebuah sticky notes di atasnya.
Terima kasih,
Dan berhenti bersikap seolah kau peduli.Ia mengangkat pandangannya untuk mendapati Harry yang telah berbelok tajam dan hilang di tikungan.
Bagus, sekarang ia sudah benar-benar kehilangan kesempatan untuk membuka kotak pandoranya.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
listen | drarry.
FanfictionHarry Potter tuli dan Draco Malfoy akan terus menjadikan hal itu sebagai alasan untuk merundungnya. b x b bully! non-magic out of character ᝰ selamat 7k votes, listen! alderigel, 2020.