Extra Part

19.1K 1.9K 146
                                    

🥀🥀🥀
Halo, selamat malam! 🥳

Demi memenuhi kebaperan akut kita sama Sam dan Tera, akhirnya aku putuskan membuat extra part ini. 😂

Semoga suka! Maaf, ada adegan khusus 17+, harap lewati bila Anda tak cukup umur. 😅

🥀🥀🥀

Wanita yang tengah duduk di sofa itu tak banyak perubahan meski sedang berbadan dua. Ia tetap langsing meski terkadang tengah malam memaksa Sam harus bangun demi mengikuti nafsu makan yang aneh-aneh. Beruntung Sam terbiasa memasak. Hidup jauh di negeri kelahiran sang mama selama hampir lima tahun cukup melatihnya hidup mandiri. Perkara masakan menjadi hal remeh temeh. Beruntungnya lagi, Tera selalu suka dan makan dengan lahap apa yang ia sajikan.

Sam tersenyum tipis seraya menuang air mineral ke gelas kosong. Sesekali ia menoleh ke arah Tera yang duduk bersila sembari memangku semangkuk potongan semangka dan melon. Matanya asyik menonton drama Korea pada TV layar datar ruang tengah.

"Sam, kenapa semangka ini lebih enak dari biasanya? Apa karena kamu menyajikannya dengan cinta?" candanya diiringi tawa kecil.

Lelaki tanpa kaus dan hanya mengenakan jogger sport itu memutar bola mata jengah. Namun, tak urung ia meletakkan gelas ke meja pantry dan menghampiri belakang sofa di mana istrinya duduk. Sam mencondongkan tubuh ke depan, meraih semangka pada tusukan garpu di tangan Tera dan memasukkannya ke mulut.

"Oh, sepertinya ini cinta dari si Abang penjual semangkanya," kelakar Sam usai menelan sepotong buah semangka berikutnya.

Spontan Tera mendorong kepala Sam ke kanan. "Dasar! Yang benar saja, masa aku ...." Bibir itu bungkam, terkunci rapat, dan tak lagi sanggup melanjutkan obrolan.

"Itu baru cintaku padamu." Sam berucap santai tanpa beban. Ia mengusap bibir wanita di sisinya dengan ibu jari lalu beranjak mandi. Ia tak mau terlambat bekerja hanya karena slentingam candaan mesra bersama istrinya pagi ini.

"Sam! Enggak sopan, ih!"

Sam melambaikan tangan seraya terus berlalu.

**

Tera menggeram sebal, meletakkan mangkuk buah ke meja lalu merebah ke sofa dengan bantal menutup wajah. Ya ampun, setahun pernikahan, Sam masih bisa membuat dirinya salah tingkah dengan jantung berdebar tak keruan. Tera melempar bantal sofa ke lantai dan kembali duduk menikmati makanannya. Namun ketenangannya terusik melihat ponsel Sam yang berkedip beberapa kali.

Wanita denga setelan kaus lengan panjang berbahan rajut dan hot pants cokelat tua itu menurunkan kaki ke lantai. Ia meraih ponsel lelaki yang tengah sibuk mandi. Keningnya berkerut. Sejak pernikahan resmi mereka, Sam tak pernah mengunci ponsel dengan kata sandi lagi. Kenapa sekarang jadi dikunci lagi? Tera mendengkus. Curiga bermunculan. Kekesalan bertaburan. Ia hampir bangkit dari sofa dan menyusul suaminya ke kamar mandi saat terdengar pintu depan dibuka.

"Hai, Anak Mama, apa kabar?" Meilan tampak semringah memasuki ruang tengah. Ia meletakkan dua tumpuk kotak makan berwarna merah di meja.

"Sehat, Ma," balas Tera seraya menyambut cium pipi kanan dan kiri dari Meilan.

"Cucu Mama sehat juga, kan?" Meilan duduk di sisi Tera dan kontan mengelus perut yang jelas-jelas masih terlihat datar menginjak usia kehamilan tiga bulan.

Lentera di Atas SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang