💉 Without you

3.4K 542 11
                                    

Setelah Interview buruk kemarin, Rose diterima kerja, dan hari ini dia resmi jadi karyawan.

Memasuki kantor dengan wajah bahagia, ia langsung menghampiri Jisoo, wanita yang lebih tua darinya. Jisoo dengan ramah menyapa dan mengajak Rose berteman.

Namun, kebahagiaan Rose harus tertelan begitu saja saat Mark menyuruhnya untuk Lembur, dihari pertama.

Sepertinya pria Blasteran itu masih mempunyai dendam kepadanya.

"Good Luck, Rose." Ujar Jisoo menyemangati sebelum melangkah pergi keluar kantor.

Ini sudah sore, sudah jam pulang, dan Rose harus merelakan waktu rebahan untuk lembur.

"Nasib Jomblo." Gumamnya, padahal itu tidak ada hubungannya dengan statusnya sekarang.

Rose mendudukan dirinya dengan lesu, teman seruangannya sudah pada pulang menyisakan dirinya dengan tumpukan kertas yang seakan tidak akan habisnya.

"Mentari pun tau, kucinta padamu~" Rose bersenandung kecil mengisi keheningan ruang kerjanya.

"Percaya aku tak—"

Rose terdiam saat melihat sebuah buku jatuh dengan sendirinya disusul air dispenser yang mengalir dengan sendirinya juga, tubuhnya langsung menegang.

"HANTUUUU HWAAAA!!!!"

Setelah melepas sepatu high heels nya gadis itu berlari keluar ruangan, membuat Satpam yang kebetulan sedang berkeliling mengerinyit bingung.

"Ada apa mba?"

"I-itu pak ada hantu!!!"

"Mba karyawan baru ya?"

Rose mengangguk membuat satpam itu ikut mengangguk.

"Pantesan, itu penunggunya cuma mau kenalan kok mba tenang saja gak bakal nunjukin diri kok."

Bukannya lega, Rose malah semakin was was mendengar cerita satpam tersebut. ini sudah jam 7 malam, keadaan kantor sudah sangat sepi dan hanya diisi oleh beberapa karyawan yang lembur.

"Ada apa ini?"

Rose dan satpam itu langsung menoleh saat mendengar suara dingin yang membuat bulu kuduk merinding.

"Ini pak, mba nya diganggu hantu katanya.l"

Mark, sipemilik suara tadi hanya mengangguk dan menyuruh satpam itu pergi.

"Takut?" Tanya Mark dengan senyum remeh.

"e-enggak, saya berani! C-cuma kaget aja!" Elak Rose.

"Yaudah sana lanjut." Ujar Mark tapi Rose tak kunjung masuk kedalam ruangannya.

Gadis itu menelan ludahnya gugup, kepala nya menunduk.

"pak boleh minta tolong temenin saya enggak...?"

°°°°°

Doyoung menatap frustasi dua sahabatnya yang terus terusan menggalau.

Di klinik dengan kencang Taeyong menyetel lagu 'asal kau bahagia' sebab pemuda tampan itu sedang galau karena mantan kekasihnya akan bertunangan.

Sedangkan Jaehyun? Pemuda itu terus memandang fotonya dan Rose yang tampak bahagia disana.

"Yong." Panggil Doyoung, tapi tak ada sahutan.

"Jae." Panggilnya lagi, tapi tak ada sautan juga.

Ia mengacak rambutnya frustasi, kenapa dia jadi ikut galau sih?

"Woy bangsat! Lo berdua kenapa?!" Tanya Doyoung emosi, tapi masih tak juga mendapat jawaban.

"Apa perlu gue panggil Jennie sama Rose biar lo berdua nyautin gue?"

"Perlu." Jawab Taeyong singkat.

Doyoung menghela nafas, ini saatnya untuk beralih Profesi menjadi mario teguh.

"Taeyong sahabatku yang sangat tampan, udah lah ikhlasin aja Jennie sama Hanbin bahagia, lo juga harus cari cewe, jangan stuck di Jennie aja, dulu lo nyia nyia in dia sekarang lo malah ngegalau gini, this called karma bro."

"Tapi tetep aja, Hanbin gak boleh sama Jennie, harus gue!"

"Gak bisa gitu dong monkey, bebaslah Jennie bahagia sama pilihannya, baru ditinggal tunangan aja kaya gini, gimana Nanti Jennie nikah, gantung diri kali ya lu."

Taeyong melirik sinis doyoung membuat pemuda itu menatap balik dengan tatapan nyalangnya.

"Kalo emang lu masih sayang sama dia, sono samperin minta maaf ngomong baik baik, tapi jangan jadi pebinor!"

Doyoung beralih menatap Jaehyun yang diam saja.

"Lu juga Jaenudin! seminggu lagi lu nikah, jangan kaya gini kasian Sakura. kalau emang dari awal lo gak setuju sama perjodohannya kenapa gak ngomong baik baik aja ke bokap lu? Kenapa nge iya in aja?"

"Bokap gue batu, gak bakal ada yang bisa nentang keputusan dia." Balas Jaehyun.

"Ya kalau tau gitu, jauhin Rose jangan buat dia baper!"

"Gue udah terlanjur sayang sama Rose, gue gak bisa..."

Jaehyun menghela nafas pelan lalu menyenderkan bahunya pada kursi yang ditempatinya.

Sungguh, hidupnya sangat membosankan sekarang.

Tidak ada Rose.

Dia butuh Rose-nya, dia butuh Rose yang selalu men-spamnya dengan pesan pesan menggemaskan, dia rindu kata kata cerewet yang dilontarkan gadis itu.

Dan yang paling ia rindukan adalah, Rose yang selalu bilang bahwa dirinya menyukai Jaehyun.

Jaehyun yang tak pernah membalas ucapannya itu sekarang dilanda rasa menyesal yang sangat teramat.

Kalau tahu akhirnya akan begini, ia tak akan meng-iya kan ucapan Seokjin untuk menggantikannya di klinik ini.

Ia tak akan membalas Dm Rose, kalau perlu memblokirnya agar gadis itu tak bisa masuk kedalam hidupnya.

Tapi disisi lain ia tak menyesal mengenal Rose, dirinya hanya menyangkan waktu yang tak berpihak kepada dua orang yang saling mencintai itu.

"Kayanya gue harus bilang makasih sama Rose, makasih udah buat sahabat gue yang gak pernah jatuh cinta ini jadi jatuh cinta ke dia, bucin ke dia, dan gila karena dia."

"Makasih juga udah ngubah kehidupan datar Sahabat gue jadi lebih berwarna walaupun sekarang udah balik datar lagi."

Pak Dokter | Jaerose [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang