💉 Jealous

3.7K 566 41
                                    

Rose terus mengumpat dalam hati saat Mark memarahinya hanya karena ia salah ketik, padahalkan bisa dihapus kenapa harus marah.

Tapi ia sangat berterima kasih pada bos nya ini, lelaki itu mau menemani Rose. Ya walaupun si bos terus menakuti nakuti Rose dengan cerita angker perusahaannya.

Pekerjaan Rose telah selesai dan ini sudah pukul 11 malam. Rose yakin Chanyeol pasti sudah tidur pulas dan tak bisa menjemputnya.

Dengan was was ia berjalan ke halte. ada dua hal yang ditakutkannya sekarang hantu dan preman.

Cukup lama Rose menunggu tapi tak ada bus lewat bahkan Taksi pun tak ada terlihat.

Ia melirik kekantor Mark, disana masih ada Satpam yang berjaga malam, ya setidaknya ia sedikit tenang.

Tiba tiba sebuah mobil berhenti didepannya, dan Rose tahu itu mobil siapa.

"Rose kamu ngapain disini?"

Jujur Rose masih belum siap bertemu dengan pria didepannya ini, ia juga masih sakit hati dan gagal move on.

"Cari taksi." Jawab Rose seadanya.

"Jam segini gak ada taksi, ayo saya antar."

Jaehyun menunggu jawaban Rose, tapi gadis itu tak kunjung memberikan jawabanya.

"Saya lagi nunggu seseorang."

Ya, percakapan mereka kembali formal seperti pertama kali bertemu, dan Jaehyun benci itu.

"Yaudah saya temanin." Jaehyun keluar dari mobilnya lalu berjalan mendekat ke arah Rose.

"Kamu pulang aja."

Jaehyun terenyuh, agak aneh saat Rose memanggilnya dengan kata 'kamu' bukan 'dokter' seperti biasanya.

Nada bicara gadis itu juga berubah, lebih dalam dan terkesan dewasa. tidak ada rengekan dan nada panjang disetiap ucapannya seperti dulu.

Sementara Rose mati matian menahan detak jantung, ia gugup. Kalau Jaehyun menemani nya bisa sampai pagi mereka disini, Rose juga tak mau berlama lama dengan pria disampingnya ini.

"Saya tem—"

"Saya duluan ya, jemputannya udah datang."

Rose berlari kecil kearah gerbang kantornya, berharap Jaehyun pergi sebelum ia sampai gerbang.

Disana, ada Mark yang akan masuk kedalam mobilnya, ia berharap Mark tidak memarahinya.

"Pak Mark." Dengan terpaksa Rose memanggil nama Mark karena Jaehyun tak kunjung pergi.

"Pak saya boleh nebeng gak? Sampai lampu merah."

Mark memandangnya datar, lalu melirik kearah pria yang masih beridiri dihalte sambil menatap mereka.

"Saya gak lewat lampu merah."

"Kalau begitu saya boleh masuk kemobil bapak sampai cowok itu pergi?" Tanya Rose ragu, ia pasti akan dipecat besok.

"Masuk." Ujar Mark datar, Rose menurut.

Tapi, alisnya berkerut saat Mark tak menyusulnya dan malah berjalan kearah Jaehyun.

Rose semakin was was.

"Siapa?" Tanya Mark pada Jaehyun.

Dokter muda itu tersenyum.
"Jaehyun."

"Siapa nya Rose?" Tanya Mark lagi.

"Temannya." Jawab Jaehyun ragu.

"mantannya? Pacarnya? Atau mantan gebetannya?"

Jaehyun diam, tak mengerti kenapa pria asing ini mendatanginya dan menanyakan hal yang aneh aneh.

Rose yang panik segera menghampiri Mark dan Jaehyun.

"p-pak ayo pulang." Ujar Rose gugup, ia takut sangat takut.

"Siapapun kamu, intinya saya tidak mau melihat kamu menganggu Rose lagi."

"Saya tidak suka milik saya diganggu."

Mark langsung manarik tangan Rose yang terkejut sama halnya dengan Jaehyun yang tak kalah terkejut.

Jaehyun terkekeh pelan, lalu mengacak surai cokelatnya dengan brutal.

Sial, kenapa dia cemburu.

Dan, secepat itu kah gadis itu menemukan penggantinya?

Apakah ini akhir dari kisah cintanya dengan Rose?

Sepertinya iya, mengingat ia akan menikah seminggu lagi dengan gadis yang dijodohkan dengannya.

Pak Dokter | Jaerose [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang