Donghyuck udah sampai dirumah dia meletakkan sepatunya di rak, liat ada sepasang sendal di dekat keset welcome dan denger bunyi tv nyala, Donghyuck langsung ngecek takutnya itu salah satu temennya yang suka ngerecokin apart dia, soalnya banyak cemilan.
"Udah pulang Hyuck?" tanya pemuda yang lagi duduk di sofa sambil nyemilin kue kering.
"Lo ga liat gue ada disini, tandanya apa? mau nyuri?"
"Santai aja kali, dari mana lo tumben sore-sore keluar."
"Kemana aja." jawab Donghyuck dan nyomot satu kue kering dari toples lalu ikut duduk.
"Lo ngapain kesini, di usir Om Jaehyun?" Mark Lee namanya, sepupu Donghyuck biasanya memang suka main kesini atau nggak paling melarikan diri dari ajakan Bubu-nya, buat nemenin beliau beli ikan atau tanaman baru.
"Males dirumah, ada Yukhei."
"Oh, berantem lagi." karena sudah nggak ada yang mau di bahas lagi Donghyuck pergi ke kamar mau nyelesain tugas, ingat bos dia udah kelas akhir jadi tugasnya agak banyak. Donghyuck juga mau ngejar universitas impian dia, makanya Donghyuck jadi rajin belajar dan nongkrong di kurangin.
Donghyuck bukan murid pintar yang rangking paralel dia termasuk murid biasa paling dapet peringkat lima besar di kelas. Dia anak eskul musik karena kecintaannya pada menyanyi dan bermain musik tentunya, karena kelas akhir dia jadi kurang ikut aktivitas paling-paling cuma mantau anak baru yang baru gabung.
Tahun ini yang minat lumayan banyak entahlah karena apa, biasanya paling nggak cuma tiga atau lima orang yang daftar, orang lebih milih join kalau nggak basket pasti futsal, paling banyak di sana biarpun cuma numpang nama. Tanya aja sama Hyunjin dia yang ngurus basket, yang daftar banyak pas latihan ada sekitar delapan orang yang datang, kalo untuk futsal kata Jeno sih lumayan cuma lima orang dari dua puluh tujuh orang yang daftar. Donghyuck bergidik ngeri inget muka Jeno yang ngomongnya sambil senyum, lebih serem.
Donghyuck lagi ngerjain tugas sosiologi tiba-tiba keinget sesuatu dia belum ngecek member baru di club musiknya, kemarin sih cuma ngecek persiapan buat pertemuan doang, mau di tes mereka bisa apa aja selain nyanyi. Donghyuck 'agak' penasaran sama bocah mungil itu dia ikut eskul apa, dia gelengin kepala kok tiba-tiba mikiri tuh bocah.
"Oh shit..."
Huang Renjun
Terterah nama pemuda mungil di dalam daftar niatnya ingin menjauh dari oknum bernama Huang Renjun malah di pertemukan dalam club yang sama. Dunia sedang mempermainkan Donghyuck, mana besok adalah hari pertemuannya haruskah Donghyuck mencari alasan? Donghyuck benci ini.
Dia keluar dari kamar berjalan ke dapur dan buka kulkas minum habis air dingin di dalam botol, Mark lagi makan semangka sengaja dia bawa dari rumah soalnya tau ini akhir bulan, Donghyuck pasti lagi jatuh miskin jadi dia inisiatif aja bawa sendiri. Liat Donghyuck nampak memikirkan sesuatu yang berat selain dosa-dosanya terkejut dan teheran-heran.
"Kenapa lo?"
"Kiamat ini pasti, kenapa dari sekian banyak manusia di sekolah, gue harus satu eskul sama itu bocah." Hiperbolis kalau kata Mark, memang alay.
"Bocah siapa?"
"Ada Bang, anak kelas sepuluh tengil banget mana ngintilin gue mulu. Apa nggak greget gue." Donghyuck mau ngambil semangka punya Mark tapi empuhnya langsung narik piring isi buahnya menjauh.
"Naksir kali sama lo, makanya diintilin mulu."
"Jangan sampe."
KAMU SEDANG MEMBACA
TENGIL || Hyuckren
HumorNamanya Huang Renjun pemuda keturunan China yang hobinya godain kakel galak ketua kedisiplinan di sekolahnya. "KAK! GAWAT KAK!" "Hah? gawat apa!" "GAWAT! aku makin sayang sama kakak." dengan senyum tengil. End: 16/06/2022 ©opqrenhyuck