Mungkin dengan rasa sakit inilah Tuhan ingin mengajarkan aku artinya kata dewasa.
Derek Alfaedison Smith
"Ya...ya...yampun ka...ka...kacamataku r...r...rusak lagi," ucapnya dengan suara parau dan menatap nanar kaca matanya yang sudah hancur seperti pecahan beling ia tengah mengemgamnya dan tentu saja itu tidak bisa digunakang lagi.Lalu ia pergi menujuh lokernya mengambil bajunya sebab baju yang dipakainya saat ini sudah basah.
"Hey culun ini kerjakan tugas ku pokoknya besok sudah selesai" perintah Olivia gadis itu memberikan tugas-tugasnya dengan kasar pada Alfa.
"Taa... taa.. tapi ini banyak sekali" ujar Alfa dengan gagap. Dan mengamati buku-bukunya yang cukup tebal dalam gengamannya itu.
"Hey itu bukan urusan ku tapi urusanmu" lalu ia mendorong bahu Alfa kasar. Alfa hanya diam saja seperti biasa dengan perlakuan Olivia.
Ia mengambil bajunya serta kaca matanya yang baru lagi entah untuk berapa kalinya ia menganti kaca matanya yang sering dihancurkan oleh mereka yang membullynya.
dengan tidak berprasahan.lalu ia pergi menujuh toilet serta mengantinya usai kembali dari toilet ia langsung menujuh perpustakan karna hanya di tempat itu saja ia tidak di bullying oleh mahasiswa di kampusnya termasuk Olivia dan pacarnya Celvin.
"Hey sayang apa si culun itu mengangu mu?" Celvin mengrangkul Olivia yang duduk dipembatas rooftop dengan wajah murah dan cemburut.
Celvin menatap wajah pacarnya lekat-lekat " Tentu saja sayang ia mengatakan tugas ku terlalu banyak aku khawatir kalau besok ia belum menyelesaikannya aku akan dihukum dosen ku" rengeknya dengan wajah memelas.
"Tenang saja sebelum besok ia pasti akan menyelesaikan tugasmu sayang" lalu ia mengecup kening Olivia singkat.
"Kau yakin ?" Olivia mengerutkan alisnya meragukkan ucapan Celvin.
"Apa aku perna berbohong padamu?" ia balik bertanya dan tersenyum manis. Olivia membalas senyumannya, "Tidak perna" katanya lalu turun dari pembatas rooftop dan memeluk tubuh Celvin.
Celvin pun membalas pelukannya. "aku lupa aku ada kelas sekarang aku akan menemuhimu saat pulang nanti dah" sela Olivia dan melepas pelukannya dan mencium jauh pada Celvin sambil berlari menujuh kelasnya.
Celvin melabaikan tanganya pada Olivia yang semakin menjauh darinya dan menujuh kelasnya "aku akan mencari si culun itu dimana dia berani-beraninya ia membuat Olivia tersayang ku kesal" monolongnya dan mencari Alfa ke seluruh penujuruh kampus.
"Hey kau apa kau melihat si culun?" tanyanyanya pada cewe yang sedang membaca buku.
"Tidak aku tidak melihatnya" terangnya dan menatap Celvin yang terlihat celingan celinguk mencari Alfa, "Hey kawan apa kau mencari si culun?" tanya Brody pada sahabatnya.
"Dimana dia sekarang ?" nada suara Celvin menjadi lebih besar dari sebelumnya.
"Aku yakin ia ada di perpustakan karna hanya tempat itu saja ia aman" jelas Brody, "lalu apa lagi yang kita tungguh tangan ku sudah gatal rasanya ingin memukuli wajahnya itu, berani-beraninya dia membuat Olivia kesal ia pikir dia siapa?!" decak Celvin dan membuang ludahnya.
"Tidak baik kalau kita memberinya pelajaran di ruangan itu akan lebih kalau kita menghajarnya diluar kampus saja, di jam pulang atau mungkin di gudang " usul Brody.
"Aku setujuh " putus Harry kawan mereka yang datang bersama Jerry sepupuhnya, "culun itu harus tahu posisinya di kampus ini itu apa" timpal Jerry dan mengepal tangannya.
"Puu... pu... puji Tuhan akhirnya tugas Olivia selesai juga, ak...ak...aku akan memberikan tugasnya na...na...nanti setelah aku menyelesaikan tugas sains ku" monolongnya dan mengamati buku-bukunya yang ada dihadapanya serta layar laptopnya.
Hampir setiap hari bendah-bendah inilah yang menemaninya, dan karena mereka juga tidak akan menghinanya atau membullynya seperti mawahasiswa yang ada dikampus ini.
Ia melirik arlojinya yang menujukan pukul 10 : 00 aku tak ada kelas lagi aku akan mencari Olivia dan memberikan tugas-tugasnya yang sudah aku selesaikan pikirnya dan ia merapikan peralatan belajarnya dan memasukannya kedalam ranselnya.
Saat ia keluar dari ruang perpustakan ia telah di hadang oleh Celvin dan kawan-kawannya.
Mereka menyeretnya dengan kasar dan membawahnya ke gudang. "Kau ini dasar culun " Celvin meninju perutnya sedangkan Brody menjaga dipintu gudang Harry dan Jerry menahan Alfa agar ia tidak memberontak saat dipukuli oleh Celvin.
"Kau berani sekali membuat Olivia ku tersayang kesal, kau pikir kau jagoan hah?!" sergahnya dan menijuh rahang Alfa.
wajah Alfa mulai mengeluarkan darah segar dari keningnya serta sudut bibirnya.
"Aku rasa cukup sekarang apa kau akan memberikan tugasnya Olivia besok hah" erangnya dan mencengkram mulut Alfa.
"Ak... ak... akuu su... suu... sudah menyelesaikan tugasnya" ujar Alfa dengan gagap dan gementar.
"Periksah tasnya " perintah Celvin, Harry memeriksa tas tersebut dan menemukan tugas-tugasnya Olivia.
"Ia sudah mengerjakan semuanya" terang Harry dan membuka setiap buku tugas yang dikerjakan oleh Alfa.
" Ayo pergi" tukas Celvin lalu mereka meningalkan Alfa sendiri di ruangan itu.
Dan meringis kesakitan ia keluar dari ruangan itu setelah berusahan berdiri dengan susah payah serta berjalan dengan tertatih -tatih menujuh UKS akhirnya ia sudah tiba di sana. Ia sudah biasa di perlakukan seperti ini oleh teman-temannya.
Ketika tiba di UKS ia langsung di obati oleh dokter yang ada di situ.
"Kau habis berkelahi" tanya dokter itu "Iy..
Iy... yaaa" jawabannya dan menganguk tapi kenyatannya adalah ia yang dipukuli tanpa membalas."Mungkin masalah anak mudah" ucap sang dokter. " kau boleh pulang tapi kau harus izin pada dosen yang bersangkutan" sambungnya lagi.
"Ak... ak... aku tidak aa... ada kelas lagi jadi ak... aku langsung pulang terima kasih" katanya dan memperbaiki posisi kacamatanya yang miring.
Ia keluar dari UKS dan ia berpapasan dengan Olivia.
"Hey culun kenapa wajahmu" tanya Olivia memperhatikan wajahnya yang lebam dan bengkak.
"Dia yang membuat wajah ku seperti ini dan dia bertanya pada ku" Kata Alfa dalam hatinya.
"Hey culun aku bertanya padamu bukan menyurunmu melamun" teriaknya membuat Alfa terkejut dan menatapnya.
Ia pun tanpa sadar terhanyut saat manik matanya bertemu manik mata milik Alfa.
"Oh Tuhan betapa indahnya makhluk ciptaanmu yang satu ini andai saja ia tidak culun mungkin aku akan menjadi kekasihnya"
Jeritnya dalam hati. Masih setia menatap pemuda itu bahkan tanpa berkedip sedikit pun.
Alfa yang tak mau memperkeru suasana spontan menudukkan kepalanya. Ia khawatir kalau Olivia akan membullynya lagi.
"Ak... akuu dipu... pukuli kekasihmu" jelasnya.
"Itu bukan urusanku" lalu ia mencopot kaca mata Alfa dan mengijaknya di lantai lalu pergi dari hadapan pemuda itu.
Olivia sungguh jengkel ia masih ingin menatap wajah Alfa namun Alfa menudukkan kepalanya secara tiba-tiba itu membuatnya benar -benar jengkel sehingga ia merusakkan kaca mata milik Alfa.
Alfa berjalan keluar dari halaman kampusnya dan memberhentinkan sebuah bus yang sedang melintas saat itu. Lalu ia duduk di bangkuh penumpang dan melihat keluar jendelah saat bus itu melajuh kembali.
Mungkin dengan rasa sakit inilah Tuhan ingin mengajarkan aku arti kata dewasa. Ini bukan tentang rasa sakit pukulan yang aku dapat tapi hinanaan yang aku terima
Katanya dalam hati.***
KAMU SEDANG MEMBACA
SAD BOY [END]✓
RomanceC"Hey culun aku menyurunmu membawah jus apel bukan jus jeruk!" Gadis itu menyiramkan jus itu tepat di wajah pemuda culun itu. "Maa... maaa... maafkan aku, a...ak...aku akan mengantinya" Pemuda itu pergi dengan menudukkan kepalanya bajunya telah ba...