[JunHao x you] I'm sorry, I love you (2/2)

446 44 3
                                    

-°-
Genre: angst
Mulmed: I'm Sorry, I Love You (Jun Seventeen cover)
2990 Words
Starring casts: Y/n, Jun, Minghao
-°-

Gelak tawa pasangan suami istri itu terdengar memenuhi setiap sudut ruang keluarga bahkan sampai ke telingamu yang nyatanya masih berkutat dengan setumpuk kertas contoh proposal sidang skripsi di kamarmu. Kamu memang sudah melepas earphone yang sejak sejam lalu sudah menyumpal telingamu. Lantas menggeser posisi dudukmu, menarik nafas panjang diiringi dengan beberapa gerakan peregangan otot sederhana.

Kamu menatap nanar lembar demi lembar kertas didepanmu tanpa minat samasekali. Kemudian kamu beralih mengambil ponsel, mengecek notifikasi yang baru saja membuat benda persegi panjang kesayanganmu itu bergetar beberapa kali. Beberapa detik matamu terfokus pada layar ponsel, kamu tiba-tiba mengernyitkan dahimu. Kamu mengangkat kepalamu dan melirik jam mini diatas meja belajarmu. Kamu menepuk keningmu begitu melihat jarum jam sudah menunjuk ke angka satu. Tanpa peduli kamu meletakkan ponselmu begitu saja dan bergegas menyambar cardigan longgar dibelakang pintu lalu memakainya dengan cekatan.

Melangkahkan kaki menuju tangga, lalu menuruni setiap anak tangga dengan tergesa membuat dua orang lainnya yang sedaritadi tengah sibuk bercanda ria di depan televisi langsung mengalihkan atensi kearahmu. Namun kamu tidak terlalu menanggapinya dan berjalan seolah-olah tidak ada siapapun disana. Lebih tepatnya terlalu malas untuk sekedar berbasa basi dan kembali memainkan drama.

"Y/n!"

Sialan kau, Wen Junhui.

Kamu berhenti kemudian membalikkan badanmu begitu suara berat pria bernama lengkap Wen Junhui itu menginterupsimu. Kamu tersenyum samar, "Ya, ayah?"

"Mau kemana? Kok terburu-buru sekali?" Tanyanya. Dalam hati sebenarnya kamu terus mengumpati ayah sambungmu itu. Kamu paham betul maksud pertanyaan pria berdarah Tiongkok itu hanya dari sorot matanya. Tatapan itu tidak biasa. Tatapan dari mata tajam milik seorang Wen Junhui memang tidak pernah bisa dikatakan tatapan tajam biasa. Kamu menghela nafas diiringi gelengan pelan.

"Tidak kemana-mana, Y/n hanya ingin membukakan pintu untuk teman Y/n didepan" Jawabmu datar. Mendengar hal itu, sang ibu langsung ikut bertanya dan memotong Jun yang baru saja akan melanjutkan percakapan. Akhirnya pria itu mengurungkan niatnya dan membiarkan ibumu bersuara.

"Teman? Ajak kemari ya, Y/n-ah. Ibu ingin berkenalan dengannya. Kau jarang sekali membawa teman kerumah"

Bukan aku yang jarang membawa teman kerumah, Ibu saja yang jarang berada dirumah.

Kamu tersenyum tipis hanya bisa mengangguk lalu melanjutkan langkahmu menuju pintu utama. Ingin rasanya kamu tertawa mendengar perkataan ibumu barusan. Ya, memang kedengaran selucu itu bagimu. Tapi apa daya, kamu tidak bisa tertawa sebebas itu. Bayang-bayang Jun kembali muncul dalam pikiranmu, menambah padat beban didalam benakmu yang sebelumnya sudah terisi penuh oleh begitu banyaknya tugas perkuliahan.

Sesampainya didepan pintu, kamu langsung memutar kunci dan membuka pintu lebar-lebar. Didepanmu, berdiri seorang pria dengan jaket kulit berwarna cokelat, jeans hitam, kaus putih kasual, dan backpack berwarna senada dengan jaketnya. Sudut bibirmu terangkat secara otomatis melihat sosoknya.

"Hai, Y/n. Maaf ya, aku terlambat tiga menit"

Kekehan ringan lolos dari kedua belah bibirmu begitu saja. Kamu tahu betul jika pria didepanmu itu benar-benar sangat menghargai waktu dan jarang sekali sebenarnya ia telat walau barang hanya semenit. Berbanding terbalik dengan dirimu yang mudah sekali lupa sehingga tak jarang kamu menjadi bahan olokan teman-temanmu karena sering telat menghadiri temu janji. Bahkan beberapa minggu yang lalu, saat kamu diundang Hyewon menghadiri acara ulang tahunnya, kamu telat hingga 30 menit lamanya karena ketiduran di perpustakaan kampus.

[✓] Seventeen [Imagine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang