[JN] I'm sorry, I love you (1/2)

555 42 12
                                    

-°-
Genre: angst
Mulmed: I'm sorry, I love you (Jun Seventeen cover)
1288 Words
Starring casts: Y/n, Jun
-°-

Pukul 05.10 KST.

Derap langkahmu mulai terdengar menggema ketika kamu meniti satu persatu anak tangga untuk mencapai lantai dasar -lebih tepatnya tujuanmu saat ini adalah dapur. Masih terlalu pagi untuk bergerak, kamu pribadi sangat malas sejujurnya jika saja tenggorokanmu tidak bermasalah dan air mineral yang sengaja kamu sediakan dikamar ternyata sudah kandas. Sial sekali, kemarin malam kamu lebih memilih tidur dan mengabaikan cangkirmu yang telah kosong. Dengan mata setengah terbuka dan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul, kamu menyalakan lampu ruang tengah yang berada tidak jauh dari tangga. Tanpa membuang banyak waktu, segera saja kamu melesat ke dapur.

Bukannya menuju meja makan -dimana teko air mineral berada, kamu malah melangkahkan kakimu mendekati lemari pendingin. Tentu saja, kamu yang notabenenya pecinta air mineral dingin jarang sekali minum air mineral teko. Padahal kamu tahu jika minum air mineral dingin terlalu banyak juga tidak baik untuk kesehatan. Meski telah berkali-kali mendapat omelan dari sang ibu karena kebiasaan burukmu itu, kamu tetap saja melakukannya lagi dan lagi. Ya, siapa yang bisa menolak kesegaran yang ditawarkan secangkir air mineral dingin?

Oke, lupakan.

Baru saja kamu mengangkat cangkirmu hendak mempertemukan bibir cangkir ke bibirmu, sebuah tangan lainnya lebih dulu menahan pergerakanmu. Terkejut? Jangan ditanya. Kamu bahkan terlonjak, berjengit dan hampir berteriak kaget karena kedatangan seseorang yang sangat tiba-tiba. Atau mungkin karena kamu belum terbangun sepenuhnya dari alam mimpi, entahlah. Yang pasti, orang itu kini tengah berdiri didepanmu dan masih mematung seraya mencengkram pergelangan tangan kananmu yang tengah memegang cangkir selama beberapa detik.

Kamu refleks mendongak. Laki-laki dengan piyama hitam luris itu kelihatan tampan, bahkan ketika ia sedang terdiam tanpa ekspresi sekalipun. Kamu hampir saja berkeliaran dengan imajinasi dan khayalan dalam pikiranmu sebelum pria itu tiba-tiba menginterupsi, membuka percakapan dengan suara rendah yang terdengar cukup menyebalkan -tapi juga seksi disaat yang bersamaan.

Kamu hanya tidak ingin munafik, itu saja.

"Siapa yang menyuruhmu minum air mineral dingin di pagi hari seperti ini, hm?"

Kamu mendengus berusaha sekuat mungkin menetralkan detak jantungmu saat mendengar pria itu bersuara. Dan beruntungnya, kamu cukup cerdas mengatasi hal seperti ini, "Hei, aku bukan anak kecil lagi"

"Aku tidak peduli," Ia tersenyum miring, menatap lekat kedua manikmu seduktif, " Lagipula itu bukan jawaban dari pertanyaanku, omong-omong"

"Dan kau seharusnya juga tahu bahwa pertanyaan semacam itu tak lebih dari sebuah pertanyaan retoris" Balasmu lagi. Mendengar jawaban yang kamu lontarkan, pria berhidung kelewat mancung itu langsung saja mendekat, diawali dengan maju beberapa langkah untuk mengikis jarak diantara kalian. Semakin banyak langkah yang laki-laki itu ciptakan, maka semakin tersudutlah dirimu dan malangnya, punggungmu kini benar-benar sudah menabrak pintu lemari pendingin. Kamu sudah kehilangan ruang untuk menghindari pria didepanmu.

"Apa kau sudah berani menjadi anak nakal, hng? Sekali-kali dengarkanlah petuah dari ibumu sendiri, mengerti?" Belum sempat kamu membuka mulutmu untuk mengajukan pembelaan diri yang kesekian kalinya, pria bertubuh lebih tinggi darimu itu sudah lebih dulu menyatukan hidung mancungnya dengan ujung hidungmu membuatmu kaget setengah mati. Kamu spontan terdiam dan membeku ditempatmu. Kalau kamu bergerak sedikit saja, bibirmu adalah ancaman terburuknya.

"Masih ingin mengatakan sesuatu, nona Kang? Cepat katakanlah, sekarang" Bisiknya. Bahkan nafas pria itu dapat kamu rasakan menyapu permukaan bibirmu, bagaimana bisa kamu mengucapkan sesuatu? Dan ia dengan santainya, tanpa rasa bersalah semakin memojokkanmu seperti ini. Sialan!

[✓] Seventeen [Imagine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang