Aku terus saja memikirkan pembicaraanku semalam dengan gadis yang tiba-tiba muncul di bawah pohon besar di tempat aku dan pasukanku berlatih beladiri dua hari yang lalu. Salah satu pengawal kepercayaanku yakin sekali bahwa area berlatih pasukan kami sudah bersih alias tidak ada siapapun di tempat tersebut. Entah darimana asalnya tiba-tiba saat aku berkeliling dan mengawasi pasukanku yang sedang sibuk berlatih, gadis tersebut sudah berada di bawah pohon tersebut dalam kondisi tertidur dengan banyak barang aneh di sekitarnya.
Gadis itu memiliki magnet amat kuat dari dalam dirinya yang membuatku tidak kuasa menyakitinya. Ia cenderung tidak tahu tata karma, namun sangat menyenangkan. Baru kali ini aku tidak dapat marah dengan seseorang yang memanggilku langsung dengan nama dan berbicara tanpa memilahnya terlebih dahulu.
"Aku berasal dari tempat ini juga, namun aku hidup di tahun 2020."
Itulah perkataan yang meluncur dari bibir mungil gadis tersebut. Apabila benar dia berasal dari masa depan, delapan ratus tahun dari jamanku hidup saat ini, tentu ini akan menjadi hal sangat besar dan menggegerkan negeri ini. Seluruh musuh dan pejabat yang ingin menggulingkanku pasti akan memburu gadis tersebut untuk menceritakan masa depan agar bisa ia ubah.
Kekhawatiran itulah yang membuatku bersiasat untuk melakukan kesepakatan dengannya. Aku akan melindunginya asal ia mau menjadi penasihatku. Menjadikannya penasihat hanyalah alasan agar ia selalu berada di sekitarku.
Bruukkkkk!!!
"Paduka????" teriak pengawal-pengawalku sambil menghambur mendekatiku.
Aku terjatuh dari kudaku yang sedang berlari pelan. Terlalu banyak memikirkan gadis dari masa depan tersebut rupanya telah mengacaukan konsentrasiku.
'Duuuh baru kali ini aku melakukan hal konyol di depan pasukanku!' umpatku dalam hati.
Aku berusaha tenang dan berdiri seperti biasa. Aku berjalan menuju salah satu batu besar di dekatku.
"Paduka!! Kening Paduka berdarah!!!" pekik pengawal kepercayaanku.
Benar saja, aku merasakan sesuatu merembes dari dahiku. Darah keluar dari keningku karena kejadian memalukan terjatuh dari kudaku. Tapi aku mendengar suara tawa sangat keras dari pinggir tanah lapang ini. Aku menoleh ke arah sumber suara dan benar saja dugaanku, gadis tidak tahu sopan santun itu sedang menertawaiku.
Ia berjalan mendekatiku sambilmencoba menahan tawanya.
"Apa kau bodoh?? Bagaimana bisa ada orang terjatuh dari punggung kuda yang bahkan tidak berlari??"
Ia menanyaiku namun seolah seperti sedang mengejekku sambil terus menahan tawanya.
Pasukanku tampak tersinggung dengan sikap gadis ini. Mereka segera menodongkan tombak dan panah ketika gadis itu berusaha mengulurkan tangannya padaku.
"Apa pria di negerimu tidak tahu cara memperlakukan wanita dengan baik selain menodongkan senjata tajamnya??" protes gadis dari masa depan tersebut.
Aku memberikan isyarat dengan tanganku agar pasukanku lebih tenang dan menurunkan senjatanya.
"Aku bisa berjalan sendiri," jawabku dengan tenang untuk menutupi rasa malu yang kualami saat ini.
"Baiklah, kita kembali ke bangunan utama, akan kuobati lukamu," jawabnya singkat seolah sedang memberiku titah dan sambil berlalu meninggalkanku.
Seperti tersihir aku menuruti titah gadis tersebut dan berjalan mengekor di belakang gadis berpakaian aneh tersebut menuju bangunan raja di istana ini. Seluruh pasukanku saling berpandangan karena bingung dengan sikap rajanya yang biasanya garang namun tiba-tiba tak mampu berbuat apa-apa di hadapan seorang gadis asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEN AROK DAN KEKASIH RAHASIANYA
FantasyRatu Aluna, entah darimana kamu berasal. Kehadiranmu memenuhi seluruh ruang di hatiku dan ingatanku. (Ken Arok) 🌹🌹🌹 Ratu Aluna seorang mahasiswi jurusan sejarah sedang melakukan penelitian di sebuah candi peninggalan kerajaan Singosari. Ia sedang...