Pertemuan dengan Ken Dedes

463 71 6
                                    

"Lepaskan aku!" teriakku saat mereka membawaku masuk ke dalam sebuah kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lepaskan aku!" teriakku saat mereka membawaku masuk ke dalam sebuah kamar.

Ruangan ini terdapat tempat tidur penuh ukiran dan di pojok bawah jendela terdapat barang-barangku yang kuletakkan di bawah pohon besar saat aku tertidur kemarin. Kedua abdi wanita kerajaan tersebut berusaha melepaskan pakaianku dan ingin memakaikan kain batik panjang padaku.

"Aku bisa sendiri, tolong kalian tunggu di luar saja," pintaku.

Mereka sedikit ragu, namun akhirnya meletakkan kain panjang tersebut di atas tempat tidur dan berjalan keluar. Kudengar suara bisik-bisik kedua abdi wanita tersebut, sepertinya mereka menungguku tepat di depan pintu. Kuambil kain batik panjang dan aku sedikit ragu untuk memakainya. Tidak mungkin aku mengenakan kain ini dengan cara pakai wanita di jaman ini. Bisa ngamuk orang tuaku jika tahu anak gadisnya memerkan bagian atas tubuhnya di depan banyak orang. Membayangkan saja sudah membuatku bergidik kena marah mamaku.

Beberapa saat aku sedikit kebingungan berkali-kali kulepas dan kupakai kain panjang tersebut di tubuhku. Akhirnya setelah beberapa kali uji coba, kain tersebut kulilitkan sampai bagian atas persis seperti mengenakan kemben dan kain sisanya kutata sedemikian rupa menutupi seluruh pundak dan lengan atasku dengan cantik. Kuambil telepon genggamku dan kunyalakan.aku mengambil beberapa gambar diriku mengenakan kain batik kuno ini.

'Gila bagus banget kain ini kubikin model kayak gini!' pekikku dalam hati setelahmelihat hasil foto tersebut.

Aku sangat senang seolah sedang membuat terobosan baru dalam dunia fashion mengenakan kain panjang untuk wanita jaman ini. Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk.

"Apakah Ndoro sudah selesai? Apakah Ndoro butuh bantuan?" tanya salah satu abdi padaku.

"Tidak perlu, saya sudah selesai," jawabku.

Beberapa saat kemudian pintu kamar ini dibuka perlahan. Kedua abdi wanita tersebut tampak terkejut dalam arti baik melihat caraku mengenakan kain ini. Melihat cara mereka melihatku, aku yakin beberapa saat lagi cara mengenakan kain batik ini akan segera menjadi trend.

"Mari kita bergegas Ndoro," pinta salah satu abdii wanita di hadapanku.

"Kita mau kemana memangnya?" tanyaku padanya.

"Kami diminta membawa Ndoro untuk ke mbelik. Agar Ndoro bisa mandi dan bersih-bersih," jawab salah satu dari mereka.

"Aaah, mandi yaa, baik tunggu sebentar," ujarku sambil segera berbalik menuju tas besarku dan mengambil perlengkapan mandiku.

Beruntung aku membawa handuk, kimono handuk dan perlengkapan mandi. Barang-barang ii kubawa karena jika aku tidak tersasar di jaman kerajaan Singosari ini, aku harusnya mengisi materi kerajinan untuk kelompok UKM dan juga pemotretan. Makanya di sela-sela jam istirahatku aku akan mandi dulu entah di tempat Mika atau di tempat pelatihan. Ternyata tidak ada satupun kegiatanku yang terlaksana karena aku terseret ke sini. Entahlah apakah mereka menyariku.

KEN AROK DAN KEKASIH RAHASIANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang