Ken Arok POV
Sudah sejak tadi malam kabut tebal ini memenuhi seluruh celah dan sudut di Tumapel. Mata tak dapat leluasa memandang dan seolah napas juga terasa sesak karena pandangan yang terbatas. Apakah ini sebagai pertanda suatu yang buruk akan terjadi. Siapa juga yang tak gelisah dengan suasana seperti ini.
Ayam berkokok dan pagi menjelang. Bahkan sinar matahari pagi tak mampu menembus tebalnya kabut. Tak hanya kabut tebal, pagi ini ditambah dengan mendung dan gerimis menyelimuti seluruh langit kerajaan. Semalaman Ken Arok tidak dapat tidur dengan tenang. Pagi ini ia hanya duduk di bale depan peristirahatannya. Kepalanya sangat berat karena kurang istirahat dan memikirkan keberadaan Aluna.
"Kau sudah tahu dimana keberadaannya?" tanya Ken Arok dengan suara beratnya yang khas.
Seseorang yang duduk dengan posisi hormat di hadapan ke Arok mengangguk yakin. Ia adalah salah satu saudara angkat Ken Angrok bernama Panji Kuncang. Salah satu orang kepercayaan Ken Arok. Panji Kuncang juga merupakan orang yang menghubungkan Ken Angrok dengan seorang pandai besi yang membuat keris keramat bernama Mpu Gandring.
"Apakah gadis itu baik-baik saja?" tanya Ken Arok ragu.
Ken Arok cukup takut menanyakan kondisi Aluna. Ia hanya ingin mengetahui keberadaannya dan segera menyelamatkannya.
"Ampun Kakanda Arok, saya tidak yakin dengan kondisinya. Semalam saya lihat gadis itu sedang dalam kondisi tidak sadarkan diri dan tubuh penuh luka dan darah kering, " jawab sang Panji Kuncang.
Tangan Ken Arok mengepalkan tinju hingga muncul otot-ototnya. Ia sangat murka dengan orang-orang yang bersekongkol menjadikan Aluna kambing hitam. Aluna tepat berada di samping Ken Arok di dalam kereta saat Sang Raja tidak sadarkan diri. Aluna yang tidak paham maksud Ken Arok saat itu, mengabaikan perintah Ken Arok untuk segera lari dan menaiki kereta lain yang sedang menyusul di belakangnya. Entah bagaimana cara musuh menyelipkannya, namun sebuah bungkusan yang diduga racun berada di dalam kereta milik Aluna yang dia naiki saat berangkat menuju alun-alun tempat ritual Tiban dilakukan.
Sudah sejak kemarin siang ken Arok dinyatakan pulih dari efek racun yang membuatnya tak dapat bergerak dan berbicara selama dua hari. Fisiknya sudah pulih, namun dadanya terasa sesak dan pikirannya penuh. Aluna saat ini sedang ditahan di tahanan kerajaan dan berdasarkan mata-mata yang dikirim Ken Arok saat ini sedang ada rencana pemberontakan.
'Pihak mana yang kira-kira sedang berencana busuk untuk memberontakku?'
"Kakanda, mohon maaf sebelumnya jika saya lancang. Misi kali ini sebetulnya Kakanda ingin mengetahui siapa dalang yang berencana melakukan pemberontakan atau sebetulnya tujuan utama Kakanda adalah...."
"Lanjutkan apa yang hendak ingin kau sampaikan," titahku dengan nada mengintimidasi.
Panji Kuncang POV
Aku sangat ragu untuk melanjutkan ucapanku. Sudah pasti aku sangat paham betul watak dan karakter kakak angkatku itu. Pria yang berdarah dingin, cerdas dan mampu melakukan apapun yang menghalanginya. Bahkan aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana Kakanda Ken Arok menusukkan keris keramat itu ke tubuh Mpu Gandring, Sang pembuat keris.
Kuurungkan niatnya menumpahkan apa yang ada di pikiranku. tanpa Kakandaku ini menceritakan apa yang ada di hatinya, aku telah paham bahwa ia sedang jatuh hati pada wanita lain. Aluna, gadis asing itu telah mampu mengalihkan hati Ken Arok yang selama ini tergila-gila dengan Ken Dedes. Apakah itu memang karakter laki-laki? Selalu penasaran dengan hadirnya sosok baru.
Aku adalah orang yang telah bersama dengan Ken Angrok sejak ia merupakan perompak yang berbuat kekacauan di seluruh wilayah kekuasaan Kadiri. Aku juga mengenal bahwa Ken Umang, Sang Selir, merupakan istri pertamanya. Takdirnya sebagai Kasta Sudra yang membuatnya hanya berada di posisi selir.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEN AROK DAN KEKASIH RAHASIANYA
FantasíaRatu Aluna, entah darimana kamu berasal. Kehadiranmu memenuhi seluruh ruang di hatiku dan ingatanku. (Ken Arok) 🌹🌹🌹 Ratu Aluna seorang mahasiswi jurusan sejarah sedang melakukan penelitian di sebuah candi peninggalan kerajaan Singosari. Ia sedang...