17 : Cerita Malming Farel Dkk

33 13 2
                                    


Sebelum pulang ke rumah, Farel mengajak Shila ke bioskop. Karena ada Film terbaru yang sudah lama di dinantikan oleh Farel. Sebenernya Farel sedikit ragu untuk mengajak gadis itu nonton. Pasalnya film yang akan di lihatnya adalah film horor. Diluar dugaan, ternyata gadis itu juga sama menunggu film itu dirilis. Dan jadilah keduanya menonton bersama.

Farel mengira kalau Shila akan ikut teriak saat tiba-tiba hantu itu muncul. Atau akan bersembunyi di belakang punggungnya, seperti cewek-cewek pada umumnya. Namun, perkiraan Farel salah lagi. Gadis itu menonton dengan tenang sembari memakan popcorn.

Setelah selesai menonton kedua sejoli ini kini tengah makan di gerai ayam goreng.

"Kok Lo gak ada takutnya sih tadi waktu nonton?, malah santai aja. Gak kek cewek pada umumnya"

Shila mengalihkan pandangannya dari piring ke lawan bicara di depannya. "Aku suka nonton film horor, jadi ya biasa aja"

"Lain waktu nonton lagi mau gak?" Ajak Farel antusias. Pasalnya Farel biasa nonton film horor dengan seseorang, dan teman nontonnya itu yang tidak berisik dan tenang. Seperti Shila tadi.

Mendengar penawaran itu, Shila pun mengangguk antusias. "Mauu"

Sepertinya keduanya mempunyai satu kesukaan yang sama.

Setelah selesai makan, Farel mengantarkan Shila pulang ke rumahnya. Setelah itu ia pun langsung pulang tidak mampir seperti biasanya.

***

Sekarang pukul 17.40 Sudah sore. Farel memasuki rumahnya. Sepi, apa ibunya masih di butik? Ah sepertinya iya. Ayahnya, jelas masih di kantor. Farhan? Ah jangan di tanyakan. Farel tidak perduli akan itu. Hanya ada Bi Ani yang sedang menyiram tanaman di halaman depan.

Farel langsung saja menaiki tangga menuju kamarnya. Lantas membersihkan diri. Lima belas menit di kamar mandi Farel sudah Segaran dengan pakaian santai.

Angin berhembus masuk ke dalam kamarnya melalui balkon kamarnya yang sengaja dibuka sedikit. Tertarik, Farel melangkahkan kakinya menuju balkon kamarnya dan merasakan hembusan angin sore.

Ah Farel merutuki kebodohannya. Ia lupa bahwa ini adalah hal yang sering di lakukan Farhan. Ya, cowok itu sedang duduk di kursi balkon kamarnya yang tepat bersebelahan dengan kamar Farel. Namun kali ini ada yang berbeda. Tak ada satu buku pun di dekat Farhan. Biasanya cowok itu duduk di balkon sembari membaca buku. Namun kali ini tidak.

Farel langsung masuk ke kamarnya dan mengunci pintu balkon. Farhan yang menyadari itu hanya tersenyum simpul.

Disini Farhan hanya sedang menenangkan dirinya.

"Perasaan itu udah mati" Farhan menggeleng pelan. "Jadi gue gak perlu merasa kasihan. Gue butuh kebenaran"

***

Malam Minggu, malamnya anak muda. Sedari tadi Zeo terus saja menarik-narik tangan Kevin untuk masuk ke dalam club. Dan itu membuatnya malu.

"Vin, jangan bikin malu ngapa. Ayo masuk" Zeo masih saja menarik tangan Kevin.

"Gue udah bilang gue gak mau ke sini!"

"Diliatin orang-orang Lo gak malu?" Zeo mengedarkan pandangannya, benar saja banyak pasang mata menatap mereka aneh.

"Gak, mereka teler"

"Gue udah kayak nyeret anak perawan yang mau di grepe anjir" Ujar Zeo kesal. Sudah putus asa, Zeo menghempaskan tangan Kevin kasar. "Lo kenapa sih? Gak asik Lo, biasanya juga malming kita nongkrong di sini"

𝐑𝐄𝐕𝐄𝐍𝐆𝐄𝐅𝐔𝐋𝐋 𝐋𝐎𝐕𝐄 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang