Sebelas—Terbukanya Kebenaran
(6 Desember 1987)
Sirius memutuskan bahwa Remus harus tinggal di Safehouse bersamanya dan Harry—mereka memiliki ruang lebih dari cukup dengan semua ruangan yang ada di sana. Remus, tentu saja, telah menolak berkali-kali (—"Lagi pula aku sudah punya rumah yang sangat bagus"—) tetapi Sirius bersikeras; akhirnya, mereka setuju bahwa Remus akan pindah tanpa menjual Wolfden Cottage. Bagaimanapun juga, akan tampak agak mencurigakan, jika Remus tiba-tiba meninggalkan rumahnya tanpa terlihat memiliki rumah lain. Dan ketika rona fajar pertama mulai terlihat keesokan paginya, Remus terbangun di kamarnya sendiri di Safehouse.
Ketika kesadarannya mulai kembali padanya terlebih dahulu, dia menyadari untuk pertama kalinya setelah sekian lama bahwa dia merasa nyaman. Tapi ini bukan cuma kenyamanan-ranjangnya tidak istimewa, bantalnya tidak lebih lembut dari yang ada di cottage-nya... dia merasa puas hati. Dia memiliki perasaan asing bahwa semuanya akan baik-baik saja sekarang; setegang dan semengerikannya kemarin, keadaan menjadi lebih baik. Hari ini segalanya berbeda. Hari ini dia tahu lebih, merasakan lebih daripada yang kemarin. Hari ini segalanya berbeda, lebih asing, lebih baik. Dia punya alasan untuk hidup, untuk tertawa. Dia duduk dan turun dari ranjang dengan mudah, menyelipkan kakinya ke dalam sandal dan berjalan keluar dari kamar.
Tidak ada seorang pun yang sudah bangun. Rumah itu terasa rileks dalam ketenangan; kesunyian dini hari yang belum terganggu oleh kebisingan. Remus menuruni tangga, memijak pelan untuk mempertahankan kesunyian. Menguap dan meregangkan tubuhnya ke ruang tamu, dia terperanjat saat melihat penghuni ruangan.
Harry sedang duduk di sofa dekat perapian, meringkuk dengan kaki menekan ke dadanya. Sepertinya dia sedang menatap perapian yang saat ini menerangi wajahnya, tetapi setelah mendengar Remus masuk, dengan tenang seperti manusia serigala itu tadi, dia menoleh ke arah pintu.
"Pagi." Harry berucap pelan. Lengannya menarik kakinya lebih dekat, tampak bimbang.
"Pagi." Remus menjawab. "Kau bangun pagi."
"Begitu juga kau," komentar Harry, tersenyum lembut.
Itu saja. Mereka tidak tahu harus berkata apa lagi. Harry berhenti sejenak, lalu menoleh kembali ke arah perapian. Remus duduk di sofa, menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Untuk beberapa saat, tidak ada suara selain gemeresik api dan kicau burung pertama pagi itu. Remus membuka mulutnya untuk mengajukan pertanyaan yang ingin dia tanyakan, sebelum keheningan menjadi canggung dan tidak bisa dipecahkan.
"Harry?" tegur Remus. Harry menoleh untuk menghadap manusia serigala itu. "Aku tidak tahu apakah aku pernah mendapat cerita lengkap tentang apa yang terjadi padamu," katanya terus terang. Dia tidak bermaksud untuk terdengar seolah dia sedang menyelidik, tapi dia merasa seperti itu dan sedikit meringis.
"Aku tidak tahu," kata Harry dengan malu. "Apa maksudmu?"
"Sejak kau meninggalkan keluarga Dursley, kurasa."
Harry memiringkan kepalanya, seakan dia sedang mencoba mencari tahu motif apa yang Remus miliki untuk bertanya. Setelah menyimpulkan bahwa manusia serigala itu benar-benar tertarik, dia mencoba menjawab. "Um... entahlah. Aku hanya... pergi ke semua tempat. Ke mana pun aku bisa pergi, sungguh. Maksudku, itu sebelum aku bertemu Devlin..." Harry mendesah. "Aku tidak tahu harus mulai dari mana, kalau-kalau kau belum mengira," tutur bocah itu sambil tertawa malu-malu.
"Permulaan biasanya merupakan titik yang bagus," ujar Remus tersenyum. "Ke mana kau pergi pada hari pertama? Atau tidur pada malam pertama?"
Manusia serigala itu mengamati saat mata Harry bergerak untuk bertumpu ke atas langit-langit; bocah itu sedikit menyandarkan kepalanya sambil berusaha mengingat. "Kurasa... itu di taman." Dia berkata perlahan. "Ada seluncuran, terowongan, dan jungle gym. Dan ayunan... Aku merangkak menaiki seluncuran dan masuk ke salah satu terowongan. Aku memiliki selimut, dan aku hanya menyelimutkannya di sekeliling tubuhku, lalu aku tertidur. Aku lelah... Aku sudah lama berlari, untuk memastikan... Aku merasa seperti seseorang akan menemukanku, jadi aku terus berlari, aku terus berjalan, dan kemudian aku menemukan taman."
![](https://img.wattpad.com/cover/233545651-288-k443265.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Shift | ✔
FanficAU. Harry yang berusia 7 tahun ditemukan hilang hanya sehari sebelum Sirius Black melarikan diri dari Azkaban. Manusia serigala yang murka, di antara yang lainnya, berusaha menemukan dia sebelum kriminal itu yang menemukannya. Tanpa ada yang tahu, H...