16. Tata letak

1 1 0
                                    

        Bau yang tak asing memenuhi indera penciuman Sera yang baru saja membukakan sedikit matanya dan melihat sekitar. Dengan menahan kesakitan, Sera memaksakan dirinya untuk duduk.

Sera mengingat kejadian sebelumnya dan menjawab pertanyaan dirinya sendiri mengapa dia ada dirumah sakit. "Ahh itu," ujar Sera mengingat bahwa ia sudah tidak tahan dengan kedinginan yang menusuk dirinya dan setelah itu dia sudah tidak ingat dan tidak tahu siapa yang sudah membawanya kesini, apakah Taeyong? Sera tersenyum senang saat membayangkan bahwa Taeyong masih peduli padanya.

Srekkk

"Lho, Wooseok?" Tanya Sera bingung saat melihat kakak lelakinya menggeser gorden, karena Sera masih diruang UGD, belum masuk keruang inap.

Wooseok duduk dengan perasaan tak enak jika perkataannya kemarin membuat Sera bertindak tidak memikirkan kedepannya. "Jangan ngelakuin hal yang nekat kayak tadi," ujar Wooseok tanpa menatap Sera.

"Ha?"

"Gue tau lo mau menyelesaikan masalah dengan Taeyong, tapi nggak gitu juga. Lo juga harus pikirin kesehatan lo," ujar Wooseok seraya memegang lengan Sera yang sudah kembali hangat, sebelumnya tubuh Sera sangat dingin.

Kening Sera berkerut. "Lo yang bawa gue kerumah sakit? Jadi lo ngikutin gue?" Tanya Sera yang diangguki oleh Wooseok.

"Apa perlu gue yang ngomong sama Taeyong?"

"Jangan," tolak Sera. "Lo sendiri kan yang bilang harus menyelesaikan masalahnya sendiri, jadi biar gue yang menghadapinya. Gue ngerti kok, mungkin Taeyong masih tertekan dengan kepergian ayahnya dan ibunya yang masih koma," ujar Sera yang ikut sedih, karena orangtuanya Taeyong adalah orangtuanya juga bagi Sera.

"Selama itu juga, gue tinggal dirumah lo," ujar Wooseok yang tidak mau adiknya kenapa-kenapa.

"Oppa," panggil Sera lembut membuat Wooseok merinding saat mendengarnya karena Sera sangat malas jika memanggil dengan sebutan oppa.

"Jan—

"Sera udah dewasa, biarkan Sera selesaikan sendiri ya, jika nanti Sera butuh bantuan, pasti Sera akan menghubungi oppa," pinta Sera sopan. "Sera tau, oppa juga disana banyak kerjaan kan."

Wooseok menarik nafasnya panjang, sebenarnya ia ingin menolak permintaan Sera, namun ia sangat tahu bahwa Sera sangat mandiri dan sering kali menolak bantuannya, hanya bantuan dari Taeyong yang tak pernah ditolak oleh Sera. "Baiklah, gue akan pulang setelah setelah nganterin lo kerumah." Final Wooseok yang diangguki oleh Sera.

Sera menghubungi temannya, Kang Hye-In meski sudah tidak bekerja ditempat yang sama lagi, namun pertemanan mereka terus berlanjut.

Jadilah Hyein yang menemaninya dirumah setelah kakak lelakinya pamit untuk pulang.

"Lo gak kerja?" Tanya Hyein.

"Sebenarnya gue lagi nulis buat terbitan selanjutnya, cuman ya lo tau lah berita yang sekarang. Jadi dipending," jawab Sera seraya membuka kulkas untuk memberikan jamuan pada Hyein namun yang terjadi, Sera hanya tersenyum kecut saat melihat isi kulkasnya, kosong.

Sera memejamkan matanya menahan tangis, biasanya Taeyong yang akan mengisi atau memarahinya jika tidak ada makanan yang sehat. Sera keluar dari dapurnya dan menghampiri Hyein yang sedang melihat lukisan Taeyong.

"Delivery aja ya, gak ada makanan dirumah," ujar Sera langsung membuka ponselnya untuk memesan makanan cepat saji.

"Ini lukisan Taeyong?" Tanya Hyein yang diangguki oleh Sera dengan senyum canggung karena kini hubungannya dengan Taeyong sedang tidak baik-baik saja.

District TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang