Media, salah satu kekuatan yang dapat membantunya dalam menyelesaikan masalah yang belum juga usai, dan Taeyong mempunyai koneksi lebih atas media. Hari ini, Taeyong sudah membuat janji dengan Kyungmi untuk membahas rencana untuk mengungkapkan kebenarannya.
Taeyong sudah menunggu satu jam didalam cafe, namun Kyungmi tak kunjung datang, terpaksa Taeyong meninggalkan tempat tersebut karena ia memiliki jadwal setelah ini. Setelah mengirimkan pesan pada Kyungmi, Taeyong meninggalkan cafe tersebut.
Drtttt
Drtttt
Langkah Taeyong terhenti saat melihat sebuah nama terpampang diponselnya, Kyungmi.
"Hallo?"
"Kyungmi?"
"Hallo?" Taeyong tak kunjung mendapat tanggapan dari Kyungmi.
"Nghhh..... Jalan mangnidan-gil.... Belakang warnet—ashhh."
"Kyungmi!"
"Lo kenapa?!"
"Kyungmi!"
Taeyong tak mendengar respon apapun dari Kyungmi, padahal teleponnya masih terhubung. Taeyong langsung berlari untuk menemui Kyungmi, terdengar dari suaranya bahwa terjadi sesuatu pada Kyungmi.
Tak butuh waktu lama, Taeyong sampai ditempat yang disebutkan oleh Kyungmi.
"Kyungmi!" Panggil Taeyong terkejut saat melihat seorang perempuan tergeletak dengan berlumur darah. Taeyong langsung menghampirinya. "Kyungmi!" Taeyong menepuk pelan pipi Kyungmi namun tak mendapat respon apapun. Taeyong berniat akan menelpon ambulance.
Sebuah tangan menahan gerakan Taeyong. "Jan—ngan."
"Jangan? Lo lagi sekarat, bisa-bisa lo mati disini," ujar Taeyong marah karena Kyungmi satu-satunya harapan Taeyong. Kyungmi hanya menggelengkan kepalanya, setelah itu ia benar-benar tak sadarkan diri.
Taeyong memutar otaknya untuk berpikir, jika ia membawa kerumahnya tidak mungkin. "Kerumah Sera?" Taeyong langsung menggelengkan kepalanya. "Nanti dia tahu semuanya."
"Ah—persetan dengan semuanya, gue bawa kerumah Sera aja," ujar Taeyong seraya menutup luka yang ada diwajah Kyungmi dan mengangkat tubuh Kyungmi pada punggungnya untuk ia gendong.
Untung saja lokasinya tidak jauh dari rumah Sera, jadi tidak butuh waktu lama untuk sampai dirumah Sera.
Tok
Tok
Tok
"Ahn Se-Ra!"
Ceklek
Taeyong langsung memasuki rumah Sera dengan cepat. "Tutup pintunya cepet!" Titah Taeyong pada Sera yang masih bengong dipintu. "Eh—iya!"
"Itu siapa?!" Tanya Sera bingung dan langsung menghampiri Taeyong yang menidurkan Kyungmi di atas Sofa. Sera mengernyitkan dahinya, seperti tidak asing. "Kyungmi! Lho, kok bisa sama lo sih? Kan gue waktu itu bilang jangan temuin dia, ko—
"Nanti gue jelasin, sekarang gimana buat ngobatin dia," ujar Taeyong yang masih panik.
"Bawa kerumah sakit dong bukan ke rumah gue, gue bukan dokter," ujar Sera seraya mengambil ponselnya untuk memanggil ambulance, namun dihentikan oleh Taeyong. "Kenapa?"
Taeyong memejamkan matanya sekejap, ia baru mengerti mengapa Kyungmi melarang untuk mengantarnya kerumah sakit. "Kalau data dia kerekam di medis, yang bahaya gak cuman dia, tapi kita, lo sama gue." Sera benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi. "Gue tau, lo nggak paham, tapi jangan ajukan pertanyaan sekarang. Yang utama sekarang, bagaimana ngobatin dia," ujar Taeyong melihat wajah babak belurnya dan tidak tahu apakah didalam tubuhnya ada keretakan tulang atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
District T
Fanfiction[Lee Tae-Yong] ------ Ahn Se-Ra, perempuan yang sudah menjadi temannya Lee Tae-Yong sejak kecil namun saat SMA mereka berbeda sekolah, meski begitu mereka tetap bersama. Ahn Se-Ra selalu menemani Lee Tae-Yong bahkan sampai ia debut sebagai idol. Seb...