32 | Words to Live By

72 10 0
                                    

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

"Halo, Ki?" Jawab suara laki-laki dengan suara khas baru bangun tidur disebrang sana membuat Kiara sedikit merasa bersalah dengannya,

"Win? Maaf kamu udah tidur ya?"

"Kamu kenapa?"

"Kenapa apanya?"

"Suara kamu, ada masalah?"

"Winwinnnn...." Jawab Kiara sambil mengeluarkan keluh-kesahnya.

Setelah menghabiskan semalaman menangis di hadapan Bude, Kiara hanya mampu menghubungi Winwin—yang sekarang merupakan sahabat terdekatnya.

Perbedaan waktu 3 jam diabaikan oleh Winwin, waktu di tempat dimana laki-laki itu memutuskan untuk mengejar cita-citanya sudah menunjukkan pukul setengah 4 dini hari. Dengan setia laki-laki itu mendengarkan Kiara menuangkan isi pikirannya, mengetahui bahwa orang-orang terdekatnya sudah melakukan satu hal yang menurutnya melewati batas.

Rasa kantuk yang Winwin rasakan sudah sepenuhnya hilang, berganti dengan khawatir juga rasa sedih akibat keluh-kesah Kiara hari itu. Ingin rasanya Winwin memeluk Kiara untuk meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja, andai jarak tidak pernah tercipta diantara mereka.

🏆

Bel sekolah sebentar lagi berbunyi, namun kursi yang berada di samping Lucas masih kosong. Keempat remaja itu duduk dengan resah, meskipun mereka tau bahwa Kiara baik-baik saja dan semalam ia pulang ke rumah keluarganya tapi tetap saja ada rasa khawatir.

Pintu kelas yang terbuka menampilkan Kiara yang baru saja datang, gadis itu terlihat lebih baik daripada semalam saat ia bertemu dengan Mark juga Jaehyun. Wajah lega dari keempat teman-temannya mulai kembali, berusaha menyambut Kiara dengan senyum.

"Min, boleh tukeran tempat duduk ga?" Tanya Kiara kepada Bomin, salah seorang teman sekelasnya yang duduk di kursi paling depan,

"Tumben Ki?" Tanya balik Bomin kebingungan,

"Iya gua ga bawa kacamata Min," Alasan Kiara yang membuat Bomin percaya,

Lucas memperhatikan Kiara dan menyapa Bomin dengan baik, seolah tidak terjadi apa-apa diantara Kiara juga teman-temannya. Kiara sama sekali tidak melihat kearah mereka, gadis itu langsung duduk di kursi Bomin dan pelajaran langsung dimulai.

Waktu istirahat telah tiba, dimana siswa-siswa berhamburan keluar dari kelas untuk mencari udara segar. Tanpa menoleh kearah sahabat-sahabatnya juga 'mantan' kekasihnya, Kiara berjalan keluar kelas seorang diri sambil membawa tas-nya dan segera pergi ke ruang OSIS, tempat dimana ia bisa menghindar sepenuhnya dari keempat remaja yang terus memperhatikannya.

"Tumben?" Kata Guanlin saat ia melihat Kiara sudah duduk disalah satu sudut lantai ruang OSIS yang beralaskan karpet berwarna abu-abu.

"Salam dulu gitu?" Timpal Hyunjin,

SAUDADE || JJHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang