Dania mentap kakinya yang masih terasa sakit jika di gerakan akibat terkilir karena terjatuh saat tidak mengetahui bahwa di depanya ada batu yang lumayan besar.
Andaikan ia bangun tidak kesiangan mungkin nasibnya tak akan seburuk ini.Apalagi di tambah ia lupa membawa ponsel miliknya.Butuh bantuan siap,jika untuk menghubunginya tak ada alat perantara.
Sedangkan jarum Jam di jam tangan milik Dannia sudah menunjukan pukul tujuh lebih dua puluh menit,pergi menuju sekolah bukanlah hal baik.
Dannia mentap ke adaan sekitar. Begitu sepi,rasanya ingin sekali meminta bantuan tapi percuma karena jalan yang di lewati Dannia kini sangat jarang di lalui orang.
Rasanya ingin menangis sekeras mungkin,ia tak tau besok masih hidup atau tidak karena terjebak di situasi yang begitu sulit seperti ini.
Dalam hati ia hanya memohon satu permintaan,semoga sedikit keberuntungan berpihak padanya.
Namun di saat dannia tengah berdoa dalam hati dengan mata tertutup.Sebuah sepeda motor berhenti di depan Dannia.
Si empu yang sepertinya pemilik motor tersebut kemudian turun dan berjalan ke arah Dannia.Sedangkam dannia yang di buat syok karena doanya benar benar terkabul perlahan membuka matanya.
Mentapa cowok berpostur tinggi yang kini tepat di depanya dengan posisi jongkok dan tanpa di izinkan dengan seenaknya ia mengambil kaki dania yang terkilir ke pangkuanya.Dengan lembut ia memijit pada bagian yang sakit.
Cowok tersebut mengenakan seragam putih abu abu yang sama seperi Dannia.Hanya saja berbeda pada logo sekolah.Namun dannia begitu tak asing dengan logo tersebut.
"Kaki lo butuh istirahat,gue anterin pulang."ucapnya setelah selesai memijat kaki Dannia.
Ia kemudian melepas helm yang tadi belum sempat ia lepas.
Alis tebal,bulu mata lentik,kumis tipis,hidung mancung,lesung pipi dan bibir sexy hal yang tepat di definisikan bagi wajah cowok tersebut.Sungguh kriteria bagi sebagian besar kaum hawa bukan?Bahkan Dannia saja sempat terbengong gara gara terpesona oleh ketampananya.
Namun Dannia masih memiliki kesadaran.Bahkan dalam benaknya ia sempat berfikir ia tak ada apa apanya di banding dengan seorang Abun sungkar meski sedikit berat untuk meyakinkanya.
"Gak."tolak mentah Dannia
"Lo takut gue apa apain lo?"
"Gak gue bisa cari bantuan lain,udah sana ke sekolah.Bukan waktunya anak sekolah keliaran di jam segini."ucap Dannia
"Lo gak ngaca."
Skakmat bagi Dannia.
"Cepet,gak ada waktu lagi buat nunggin lo."paksa si cowok yang sudah mulai geram
"Gak ada yang minta lo buat nungguin lo."jutek Dannia
"Ini kesempatan cuma satu kali,inget ini jalan jarang di laluin orang.Lo mau besok gak punya nyawa."
"Siapa sih lo,ngatur gue mulu."
"Oh lo mau kenalan,gue Agas."
"Gak nanya."
"Ya udah ayo,gue anterin pulang."
"Ish gak mau ya gak mau,gue paham akal busuk cowok.Apalagi,cowok kaya lo."
"Lo bisa hubungin nomor ini kalo gue ngapa ngapin lo."ucapnya sambil menyodorkan dua buah nomor dengan keterngan satu nomor sekolah dan satu kepala sekolah."Cepet,kalo lo gak mau gue tinggal."ucapnya dengan nafa sedikit meninggi.
"Oke gue turutin mau lo.Awas lo kalo macem macem,gue udah hafal nomor yang tadi lo sodorin."ucap Dannia memperingati.
"Oky fine."balas agas
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita kita
Teen FictionLika liku percintaan yang berusaha menjadu sempurna di setiapnya