Udara mendadak jadi panas, pipiku juga tiba-tiba ikut memanas.
" Liana, terimakasih sudah hadir di hidupku. Kamu memberi warna baru dalam duniaku, kamu tahu apa arti kamu di hidupku?"
Aku masih membisu dengan semua pemikiran ku. Arti di hidupnya? Aku pikir kita cuma tetangga Ga.
"Kamu mampu membuatku kembali tersenyum setelah aku lupa caranya bahagia. Aku emang cuek banget sama semua yang ada di sekitar aku, tapi kamu membuat aku nyaman Na,"
"Nyaman? tapi kita nggak pernah sedekat itu," aku masih bingung aja kalau emang Rega tiba-tiba jadi sedekat ini denganku.
"Sejak aku pertama liat kamu aku ngerasa ada yang beda. Na, kamu bilang semua orang berhak bahagia, dan aku ingin kamu jadi sumber kebahagiaanku."
" M- maksudnya? apa ini artinya kamu nembak aku?" tanyaku.
"Aku hanya mengungkapkan semua yang ada di hatiku. Rasaku untuk kamu, dari awal kita bertemu dulu. Kamu selalu ada di pikiranku. Dan saat peristiwa bola basket itu, aku merasa Tuhan sedang berpihak padaku.
Aku memang sulit memperlihatkan perlakuan manisku. Tapi satu yang harus kamu tahu kini hatiku tertambat padamu."Wajahku .... Ya Tuhan, aku tidak bisa menyembunyikan perasaan ini. Aku bahagia benar-benar bahagia. Apa ini yang dinamakan cinta pertama, karena jujur aku belum pernah merasakannya.
"Lalu, aku harus apa?" pertanyaan macam apa yang kulontarkan. Harusnya bilang apa kek gitu, kenapa itu yang keluar.
Rega mencubit pipiku gemas,"Apa aku harus berlutut dan memberikan kamu bunga? Setelah itu aku bilang kamu mau jadi pacarku?"
Duh ... semakin malu, apa dia tidak bisa berpura-pura tidak tahu apa yang ada di pikiranku.
Rega, kamu semakin membuat aku salah tingkah tahu nggak?"Kalau boleh tahu apa yang kamu rasakan padaku, apa kamu juga merasakan hal yang sama?" tanya Rega.
"Rega, aku ....." Aku menggantung ucapanku.
"Aku nggak tahu apa yang aku rasain saat ini, jujur aku belum pernah merasakan ini, jangankan perasaan cinta, dekat dengan cowok di sekolah aja aku nggak pernah, aku selalu di cap sebagai gadis pembawa masalah, dan itu membuatku sulit bergaul dengan yang lain." Aku menjeda ucapanku.
"Apa kamu bisa berjalan bersamaku dan menumbuhkan rasa itu untukku? Ga, aku emang kagum sama kamu, tapi kalau cinta aku masih belum tahu,"
"Yakinkan hatimu, aku akan ada untukmu, dan menunggu kamu membuka hati untukku." ucap Rega meyakinkan.
Aku kembali menatap Rega, apa iya aku juga sudah jatuh cinta sama kamu, sedangkan aku selalu menganggapmu cowok dingin dengan sejuta misteri yang ada di hidupmu.
"Na, kita bagaikan sepasang sayap yang berjalan beriringan, dan jika salah satunya patah, maka akan ada sayap yang lain yang akan membantumu bertahan dan terus berjalan. Aku mau jadi sayap pelindungmu, menjadi salah satu bagian di hidup kamu, jadi --,"
"Rega, aku ... aku nggak bisa," aku menyela ucapannya dan seketika wajah Rega menampakkan raut kecewa.
"Aku nggak bisa menolak semua yang ada di diri kamu, semua rasa yang kamu ciptakan untukku. Biar waktu yang menjawab semua keraguanku. Dan waktu pula yang akan membawa cintaku untukmu."
Binar bahagia jelas tergambar di wajahnya, genggaman tanganku tak lepas darinya dan ia mengecup pelan punggung tanganku membuat aku semakin malu.
"Terima kasih, aku janji bakalan bahagiain kamu,"
"Jangan ucapkan janji karena kita tidak pernah tahu bagaimana hubungan ini akan berjalan nantinya,"
Dia mengacak rambutku,"Makin cinta deh sama kamu,"
![](https://img.wattpad.com/cover/243692557-288-k672364.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA LIANA [Completed]
General FictionMenjadi bagian dari keluarga yang tak lagi sempurna. Menyaksikan bagaimana ayah dan ibunya berpisah. Meninggalkan bekas luka yang mendalam, bayangan akan pertengkaran dan kepergian ibunya selau menghantui Liana. Hidup berdua dengan ayahnya tak lanta...