Semalaman aku tidak bisa tidur dengan nyenyak. Mimpi yang hampir tak pernah muncul, kini datang kembali.
Aku selalu takut untuk menutup mata, karena mimpi itu selalu menghantuiku.
Mimpi itu sudah lama hilang. Tapi karena pertemuan tadi, rasanya ....
Rasanya aku kembali pada masa dimana aku mengejar ibu. Aku terus memanggil ibu, terus meneriakkan namanya, tapi ibu justru pergi dengan sebuah mobil yang sudah menunggunya.
Mimpi ini menyiksaku, sangat menyiksaku, aku selalu terbangun tengah malam karena mimpi ini.
Dulu aku begitu tersiksa dengan mimpi yang sama. Nenek sampai mengajakku ke psikolog karena setiap malam ia selalu khawatir akan keadaanku.
Setelah beberapa kali terapi akhirnya aku bisa sembuh dari ketakutan ini.
Setelah berusaha menenangkan hati aku mencoba untuk tidur kembali. Walau mata terpejam tapi telingaku masih mampu mendengar suara malam ini.
Dengan ogah-ogahan, aku bersiap menuju sekolah. Males banget rasanya, tapi aku juga bingung alasan apa yang akan ku berikan pada ayah.
Padahal dulu tanpa alasan aku bisa ninggalin sekolah. Tapi sekarang membuat ayah marah, hanya akan menambah masalah.
"Na, ayah harus pergi sekarang karena ada clien mau datang kamu sarapan sendiri ya," ucap ayah dari balik pintu kamarku.
"Iya yah," jawabku dan sebisanya terlihat biasa saja.
Sambil minum susu dan menyantap roti, aku mulai memesan ojek online. Tapi entah mengapa susah sekali aku dapatkan.
Keluar rumah dengan tetap memegang ponsel dan mengamati aplikasi ojol, jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.
"Tinggal setengah jam lagi, tapi dari tadi masih nggak bisa," gerutuku.
"Belum berangkat Liana?" tanya seseorang, dan aku mengalihkan pandanganku padanya.
"Belum Bu, eh Tante,"
"Di bilangin panggil Tante aja biar makin akrab. Kok tumben belum berangkat, ayah kamu mana?"
"Ayah udah berangkat dari tadi, soalnya mau ada clien penting sih katanya, kalau aku dari tadi udah pesan ojol, tapi nggak ada satupun yang nyangkut." cicitku.
Tiba-tiba Rega keluar dari rumahnya dengan motor gedenya.
"Eh sekalian aja bareng sama Rega, kalian kan satu sekolah," cetus Bu Yasmin.
Aku menoleh pada Rega, aku tahu dia 'kan orang yang cuek pasti nggak bakalan mau bareng.
"Gimana Ga, bisa kan berangkat bareng?" tanya Bu Yasmin pada Rega. Aku nggak yakin dia bakalan mau.
Tapi ternyata aku salah, di balik helmnya dia mengangguk.
"Ayo Liana kamu ambil helm, tu Rega nya mau kok barengan." ucap Bu yasmin lagi.Aku langsung balik ke dalam rumah dan meyambar helmku.
Keluar mengunci pintu depan dan menuju motor Rega."Makasih ya Ga," dijawab anggukan oleh Rega.
"Berangkat ya Tante, assalamualaikum." pamitku.
"Waalaikumsalam hati-hati ya, jangan ngebut Ga," titah Bu Yasmin.
Motor Rega melaju dengan kecepatan sedang. Aku hanya diam. Dari awal keluar area rumah pemandangan yang mengejutkan yang aku dapatkan.
Rentetan mobil berjajar memenuhi rongga jalanan. Macet parah, mobil tidak bergerak sama sekali. Motor yang saling menyalip juga tak terhindarkan malah membuat macet kian parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA LIANA [Completed]
Ficción GeneralMenjadi bagian dari keluarga yang tak lagi sempurna. Menyaksikan bagaimana ayah dan ibunya berpisah. Meninggalkan bekas luka yang mendalam, bayangan akan pertengkaran dan kepergian ibunya selau menghantui Liana. Hidup berdua dengan ayahnya tak lanta...