18❤️Ibu❤️

53 16 15
                                    

Kebahagiaan yang baru saja ku nikmati berganti ketakutan yang kian menghantui.

Apalagi amarah Rega, mengetahui bahwa wanita jahat itu masih bersama papanya. Bagaimana denganku? Apa Rega masih menerima ku atau justru dia malah akan meninggalkanku?

Papa Rega berjalan mendekat kearahku.

"Apa kabar Rega, bagaimana keadaanmu?" sapa ayah Rega.

"Seperti yang anda lihat aku baik, sangat baik." jawab Rega.

Ibu memelukku dengan tiba-tiba, dia melepas semua kerinduan di hatinya.
Rega menatapku penuh tanya.

"Sayang, ini ibu Na, kamu apa kabar? Kamu cantik sekali sayang."

Aku masih tak menjawab pertanyaan ibuku. Aku diam tanpa ingin menjawab pertanyaan dari ibu.

Dulu aku sangat menanti saat-sat ini datang, tapi mengetahui perlakuan ibu, aku berharap jika sekarang bukan ibu yang memelukku.

"Na, sayang ibu kangen sekali sama kamu," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Aku melonggarkan pelukannya, tiba-tiba amarah yang selalu ku redam tak mampu untuk ku sembunyikan.

"Kangen? Lalu kemana saja ibu selama ini?"

Aku segera menariknya keluar ruangan, karena tidak ingin ada keributan.

Rega dan papanya hanya menatap kepergian kami.

Sampai di depan pintu masuk aku kembali membawa ibu ke lorong yang agak sepi.

"Tolong jangan katakan kalau ibu kangen sama aku. Karena nggak ada seorang ibu yang tega ninggalin anaknya. Ibu dengan sengaja ninggalin aku tanpa aku tahu apa mau ibu. Sekarang ibu datang dengan entengnya bilang kangen dan dengan dandanan kek gini. Ya Tuhan apa yang sedang ibu pikirkan?"

"Na, setelah sekian lama kita nggak bertemu, apa sedikitpun kamu tidak rindu dengan ibu?ada banyak hal yang dulu tidak kamu mengerti Na, yang sulit ibu jelaskan."

"Ya yang aku tahu hanya kepergian ibu. Tak ada satupun yang tahu kenapa ibu bisa pergi dan tidak ada satupun yang tahu kemana ibu bersembunyi. Yang semua orang tahu ibu udah ninggalin aku dan ayah." Mataku serasa memanas aku mengucapkan hal itu. Tapi dengan sekuat hati aku tahan tangisku.

Air mata itu justru jatuh membasahi pipi ibuku. Aku tidak tahu air matanya mengisyaratkan apa? Apakah kerinduannya padaku atau penyesalannya atas kata-kataku.

"Na, maafin ibu, dulu ibu sudah ninggalin kamu. Ibu tidak bisa hidup dalam keadaan seperti itu Na, ibu kerja keras tanpa bisa menikmati hasilnya. Yang ada hutang ayah dan ibu semakin banyak."

"Lalu dengan ibu pergi masalah bisa selesai? Dengan ibu ninggalin aku semua hutang ibu bisa lunas? Apa ibu tahu betapa sulit aku bertahan tanpa ibu. Keadaan memaksaku kuat, untuk bisa hidup tanpamu Bu! Hingga aku mampu berdiri di atas kakiku tanpa kehadiran mu."

Ibu meraih tanganku berusaha menjelaskan keadaan yang tak pernah aku inginkan. Aku menepis tangannya. Aku tidak tahu mengapa, tapi hatiku kembali sakit mengingat kepergian ibuku.

"Na, ibu berjuang demi kamu,"

"Demi aku atau demi keegoisan ibu? Demi semua keinginanmu bu, aku tahu aku mengerti bagaimana ayah berusaha keras memenuhi semua keinginanmu, tapi apa? ibu nggak pernah puas dengan semua yang sudah ayah berikan untuk ibu. "

Sungguh ibu aku harus menyebutmu apa kali ini.

"Na, dengerin ibu dulu, ada alasan mengapa ibu sampai pergi waktu itu. Kamu terlalu kecil waktu itu jika harus ikut dengan ibu.

LUKA LIANA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang