- Cleonara : Part 11 -

11K 842 190
                                    

HAPPY READING 📖

***

"Tiano, aku udah selesai, nih. Pulang, yuk!" seru seorang gadis kepada Tiano.

"Oh, udah? Jangan pulang dulu, lah. Mampir ke warung belakang sekolah dulu, ya?" tawar Tiano pada Sang kekasih.

"Hm, terserah kamu aja, aku ngikut," balas Septi. Ya, nama gadis itu adalah Septi. Oh lebih tepatnya, Ananda Septiora Barros, kekasih baru Tiano.

"Yuk!" seru Tiano dengan menyodorkan salah satu tangannya untuk menggandeng tangan kanan Septi.

Mereka berdua berjalan menuruni tangga, dan menuju parkiran untuk mengambil motor milik Tiano.

Tak lama, hanya membutuhkan waktu kira-kira sepuluh menit, untuk mereka sampai ke warung belakang sekolah.

"Siapa, No?" tanya Gibran yang sudah berada di depan Tiano.

"Cewek gue, Septi." balas Tiano singkat.

"Ke berapa?" tanya Joko yang duduk di samping Gibran.

"Lupa, gue. Tapi tenang, ini yang terakhir," jawab Tiano santai, lalu mencari tempat duduk untuk dirinya dan Septi.

"Nggak percaya, gue! Cowok kaya lo, nggak mungkin tobat!" tentang Asep, menimpali.

"Wahh! Ngeremehin gue, lo?! Bilangin, Yang!" balas Tiano tak terima.

"Jijik! Pake panggil-panggil sayang, lagi! Lagian, Septi, tuh cocoknya sama gue. Lo ngga liat, nama gue aja bisa digabungin?! ASEPTI, cocok kan? Apa, coba namanya, kalo nggak jodoh?" ucap Asep membanggakan diri.

"Tapi gue sukanya sama Tiano, bukan sama lo,"  balas Septi jutek.

"Gak jadi, deh, orangnya jutek, gue nggak suka," ucap Asep sembari bergidik. "Gue, tuh, sukanya sama cewek yang lembut, nggak jutek, ples mau nerima gue apa adanya," sambungnya.

"Emang, ada yang mau sama lo? Siti, aja nolak lo berkali-kali," cibir Bara.

"Eh, sembarangan, ya, tuh mulut kalo ngomong! Kalo Siti, tuh beda lagi! Siti emang harus diperjuangin! Walaupun, udah ditolak berkali-kali, gue nggak bisa nyerah gitu aja! Siapa tau, makin lama, ntar, dia bisa suka sama gue," jelas Asep.

"Nih, belajar dari Asep, No! Tobat lo!" seru Gibran.

"Dibilang gue udah tobat juga! Nih, Septi udah jadi yang terakhir," balas Tiano sembari memandang wajah Septi. Seketika pipi Septi bersemu merah.

"Nggak yakin, gue. Jangan baper dulu, Sep, ntar takutnya ,lo di PHP-in, sama nih berang-berang buntut ijo," saran Galang.

"Nggak kok, gue percaya sama Tiano." ucap Septi, yakin.

"Ya udin, terserah lo aja." balas Galang cuek.

***

"Eh, Le, gue pulang duluan, ya," pamit Freya pada Leona.

"Mau ngapain, pulang jam segini? Masih sore gini," balas Nisya.

CLEONARA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang