pt. 33

831 135 39
                                    

Gak kerasa hari final turnamen basket udah datang. Yeonjun kini sibuk berdiskusi dengan tim nya, gak lupa juga pelatih yang ngasih strategi untuk pertandingan nanti.

"Untuk putaran pertama, kita pelan-pelan aja buat nyerang. Kasih kendor sedikit, abis itu babat aja kata bang Rowoon waktu itu"ucap Yeonjun yang di angguki oleh tim nya.

"Dan iya, buat nanti yang main di putaran ke dua, perhatiin teknik mereka bermain kaya gimana. Setelah itu lo semua simpulin dan kalian bisa mikir cara buat nyanggahnya gimana, ngerti?"lanjut Yeonjun yang disahutin semangat oleh yang lain.

"Oke sip, yo semangat jangan buat malu, karna urat malu kita udah putus"pekik Changbin.

Pekikan Changbin disahuti ribut oleh tim nya, tak lain temannya sendiri.

Teriakan dukungan dari lapang indoor terdengar dari mana-mana. Dari pihak yang di dukung dan lawan.

Turnamen ini beneran sakral bagi Yeonjun dan kawan-kawan. Bisa disebut ini adalah turnamen terakhir mereka sebelum berhenti untuk fokus ujian kelas 12.

Maka dari itu, Yeonjun dan kawan-kawan gak mau untuk kehilangan momentum ini. Apa lagi sang Mama dan Taehyung turut menonton turnamen basket ini.

15 menit lagi acara di mulai, Yeonjun mulai fokus dengan tim nya, berusaha untuk menenangkan beberapa anggotanya yang sedikit gugup.

"Jun"panggil Subin.

"Kenapa?"

"Gue kebelet pipis"ucapnya sambil meringis.

"5 menit langsung kesini"ucap Yeonjun. Subin dengan cepat lari ke arah toilet untuk urusannya.

Yeonjun kembali ke posisi awal. Sejujurnya dia pun gugup, sedari tadi bibir bagian bawahnya dia gigit guna menghilangkan gugup. Kebiasaan buruk Yeonjun kalau gugup.

Di tribun tepat belakang Yeonjun, seseorang memanggil nama Yeonjun untuk menoleh.

"Jangan digigit bibirnya nanti lecet"ujarnya.

Yeonjun tersenyum lega. Sosok spesial nya datang.

"Kenapa Lo senyum-senyum? Sawan?"sahut sosok lain disebelah sosok spesial menurut Yeonjun itu.

Yeonjun merubah raut wajahnya menjadi datar.

"Ini kok alien nyasar disini sih? Pulang sana, planetnya belum lo cuci"ucap Yeonjun.

"Cuci pala lo di kira baju apa? Makasih kek sama Abang Lo ini udah mau datang, relain hari minggunya buat nonton Lo"

"Gak minta juga"

"Ma, liat deh kelakuan Yeonjun. Gak ada akhlak banget kan? Mama mungut Yeonjun dimana sih?"

"Nemu di pinggir tukang cilok"jawabnya.

Yeonjun hanya mendengus kesal. Tapi buat dia gak gugup lagi karna tingkah sang Mama dan Kakaknya itu. Soal ucapan Yeonjun tadi , sama sekali gak menyinggung Taehyung. Ia tahu adik tiri nya itu hanya malu mengakui rasa terima kasih pada sang kakak.

"Jun, Lo kalau menang pake deh mobil gue. Tapi pas Lo udah punya SIM ya?"ucap Taehyung.

"Gak mau. Mau beli yang baru, yang Lo jelek"

"Heh! Sembarang kalau ngomong, tapi bener sih. Ya udah beli nanti barengan oke? Sana harus menang lo, punya crush atlet basket jangan malu-maluin, kasian mana masih muda"

"Alien jelek"ujar Yeonjun. Taehyung hanya terkekeh melihat Yeonjun.

Yeonjun pun mulai bersiap untuk turnamennya. Dan intruksi itu pun mulai terdengar, dan suara teriakan dukungan makin keras terdengar.

Kak Yeonjun (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang