1. PROLOG

54.4K 1.8K 33
                                    

[Assalamualaikum. Happy Reading buat Readers yang mampir di ceritaku. JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN DI SETIAP PARAGRAFNYA YAH, KASIH KRITIK DAN SARAN YANG MEMBANGUN SEMANGAT AUTHOR BUKAN MENJATUHKAN SEMANGAT AUTHOR. INGATKAN JUGA BILA SETIAP PARAGRAFNYA ADA TYPO.
SOOO HAPPY READING SAYANG❤]

TIBA-TIBA JADI SANTRI

~Orangtuamu tidak pernah ingin kamu menjadi seperti mereka tapi mereka ingin kamu menjadi lebih baik dari mereka~

🌼

Hai, perkenalkan namaku  Abelia Amanda Jelita. Panggil saja namaku Abel. Usiaku baru menginjak 16 tahun. Terlahir dari keluarga berada, membuatku tumbuh menjadi anak manja.

Seringkali Ibuku memarahiku di karenakan sifatku yang kekanak-kanakan, tidak mandiri, susah diatur, dan yang paling membuat Ibuku jengkel ketika aku malas belajar.

Ya memang, tak bisa di pungkiri impian seorang Ibu jika mempunyai Anak adalah Anak yang Sholeh ataupun Shalehah, penurut, dan berbakti kepada mereka. Itu adalah hal yang umum terjadi di kalangan para Ibu, namun bagaimana jika anaknya mempunyai sifat yang nakal? Apalagi ini pada anak perempuannya.

Beginilah ceritanya, jika hal itu terjadi di dunia nyata.

* * *

"Beel, sini kamu!" teriak wanita setengah baya padaku, yang tak lain adalah Ibu.

"Iya Maah, ada apa?" sahutku dari ruang tengah.

"Mamah bilang kesini!" tegas Mamah.

Dari suaranya saja aku sudah menduga kalo Mamah pasti sedang marah.
Benar saja dugaanku, ketika aku baru berdiri di ambang pintu, Mamah langsung menyambar memberiku omelan.

Yaa, inilah orang tuaku, bawel. tapi dia begitu menyayangiku. Hingga membuatku di peram heran, terkadang Mamah bersikap lembut, baik, tapi disisi lain ia tiba-tiba berubah menjadi singa. Entahlah, ini semua karena sikapku juga. Mungkin.

"Iyya maaf Maah," lirihku.

Tanpa mengurangi rasa hormatku, aku menunduk di hadapannya dan tak berani melihat wajah Mamah yang sedang marah.

"Maaf Abel bilang?!"

Mendengar bentakan dari Mamah, benar-benar membuatku takut, itulah hal yang paling aku benci yaitu bentakan. Tangisku pecah di hadapannya.

"Akhir-akhir ini Mamah selalu lihat nilai kamu buruk semua, sekarang Mamah tau penyebabnya," ucap Mamah tampak tersenyum sinis.

"Ini poto siapa!" bentak Mamah sambil melemparkan selembar foto ke wajahku. Owh, cerobohnya aku yang menaruh foto itu sembarangan.

Foto seorang lelaki yang selama ini aku simpan. Namanya Kak Fiqih dia kakak kelasku. Ya aku memang menyukainya sejak dulu.

"I-ituuu ...."

"Kamu pacaran? Hah!"

"Jawab Abel!" teriak Mamah.

"Ituu bukan si---"

"Ada apa ini Mah, Bel?"

Tiba-tiba Papa datang bagai pahlawan yang menyelamatkan aku dari situasi genting seperti ini, seketika Mamah terdiam.

Untung saja, belum aku sebutkan jawabannya Papa sudah datang. kalo tidak, mungkin sekarang aku akan mendapat fasilitas elektronikku akan di rampasnya.

"Papaa ...." Tangisku pecah di pelukannya. Aku memang lebih manja kepada Papa daripada Mamah. Papa selalu membelaku apapun itu masalahnya.

"Kenapa Beel? Kamu buat kesalahan?" tanya Papa dengan belaian lembut di rambut panjangku.

Ustadz Gantengku (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang