"Nangis tanpa alasan ditanya diem aja,lu kira gue cenayang?"
Seandainya jimin bisa mengatakan kata2 seperti itu pada gadisnya mungkin dahyun akan semakin meraung. Sayang nya dia adalah tipe pacar penyabar,jadi ya cuma bentak dikit aja ngerasa salah.
Setelah kejadian memukul setir dan membentak dahyun tadi,dahyun bener2 diam. Dan jimin merasa kasihan pada gadisnya itu.
"Di maafin kan?"
"Iya" cicit dahyun
Jimin tau dahyun takut padanya
"Jangan takut gtuh lah dub,tadi gue khilaf"
Dahyun mengangguk anggukan kepalanya dengan kepala tertunduk.
Jimin merebahkan dirinya diranjang dahyun. Mereka tengah berada dikamar dahyun sedari tadi.
"Dub?"
"Hem?"
Dahyun menyaut dengan mata tertuju pada seprei tanpa memandang jimin.
"Sinih boboan"
Jimin menepuk sisi tempat tidurnya,dahyun menurut. Jimin mengangkat dagu gadisnya itu dan menatapnya.
"Kenapa?ngomong lho"
Dahyun menggeleng
"Cup..cup..cup.. kasian dubu nya aku"
Dahyun memeluk jimin.
"Sakit" keluh dahyun
"Apanya?hem"
"Perutnya..."
Oke. Sepertinya jimin tau. Ia mengecek tanggal pada ponselnya sambil memeluk dahyun disampingnya.
11 november'
"Dateng bulan ya?"
Dahyun mengangguk membuat jimin melepaskan pelukan itu dan bangkit dikasur memandang dahyun yg rebahan.
"Sakit banget?"
"Iya"
"Mau minum obat ngga?"
"Ngga"
"Mau di usap usap?"
"Mau"
Jimin menyentuh perut rata itu dan mengusapnya dengan pelan.
"Jadi gara2 ini tadi nangis?"
"Iya"
Jimin terkekeh mendengar itu.
"Lain kali ngga usah nangis,gue khawatir dub"
"Kamu ngga ada kabar" ucap dahyun
"Kalo gue bilang gue bolos,nanti lo ikut2an bolos"
Dahyun diam menikmati usapan jimin diperutnya.
"Bocor dub"
Ucap jimin ketika melihat bercak merah diseprei tempat dahyun tidur.
Dengan cepat dahyun bangkit dan melihatnya.
"Ngga papa.. ganti aja sanah. Biar bi una yg beresin"
"Temenin"
"Ha?kemana?"
"Toilet"
Sungguh,jimin buntu.
"Ngga boleh sayang"
"Kenapa!" Dahyun nge gas
"Ya ngga boleh,jangan marah gtuh"
Dahyun berdecak pergi ketoilet.