19.

457 43 7
                                    

Sore ini jimin akan mengikuti futsal bersama teman2nya.  Sudah lama ia tak mengikutinya,padahal biasanya rutin sebulan 2kali mereka melakukan latihan.

Ia juga membawa serta dahyun yg sedari kemaren memang belum mau kembali kerumahnya.

Jimin menilai penampilan dahyun dari ujung kepala hingga kaki. Baju kodok terusan selutut berwarna putih dengan dalaman kaos hitam press body sebatas lengan atas serta sepatu sneakers berwarna putih. Cukup sopan.

Melihat jimin berjalan mendahuluinya dahyun bertepuk tangan senang karena ia tak mendengar ada komentar mengenai bajunya.

"Jangan ngadu minta pulang sebelum gue kelar main"

Pasalnya jimin tau sifat dahyun. Tidak pernah betah dengan dunia luarnya.

"Engga kok,janji" ucap dahyun sembari tersenyum meyakinkan.

Jimin melajukan mobilnya menuju tempat futsal.

"Ambilin air minum dub"

"Dimana?"

"Tas,belakang"

Dahyun membalikan badannya mengambil tas kecil yg jimin maksud. Membuka tas yg didalamnya terdapat kaos seragam futsal,handuk dan air minum.

Dengan inisiatifnya dahyun membuka botol dan menyodorkannya pada jimin tepat didepan mulut hingga jimin meminumnya.

"Udahh?"

"Udah"

Dahyun asyik bermain ponsel melihat2 instagram. Dimana berandanya dipenuhi foto pernikahan dinda hauw yg bulan2 kemarn baru nikah.

"Ih deketnya sama siapa nikahnya sama siapa" komen dahyun yg didengar jimin.

"Kaya lo dong?"

"Hah?apa?"

"Deketnya sama siapa jalannya sama siapa" sindir jimin membuat dahyun menekuk wajahnya.

"Kan dubu udah minta maaf"

Jimin hanya diam dan tidak menanggapi. Toh ia seneng memojokan dahyun seperti ini,agar gadis itu tak berani macam2 lagi padanya.

"Mau nangis lo?"

Dahyun menggelengkan kepalanya kala jimin melihat bibirnya yg sudah melengkung kebawah dengan mata memerah.

"Kalo nangis gue turunin disinih soalnya" ucap jimin membuat dahyun menggeleng dan mengusap matanya.

"Lo tau ngga dub?" Dahyun menoleh

"Gue emang sayang lo,"

"Tapi lo juga tau gue bukan tipe penyabar"

"Jadi,kalo lo berbuat macam2 kaya kemaren lagi. Gue pastiin lo bisa nangisin gue tanpa henti kaya kemaren."

"Dan jangan ngarepin gue dateng lagi ke lo" tandas jimin tak main2 dengan pandangan lurus kearah jalanan.

Sedangkan dahyun sudah berdegum tidak jelas memandang wajah jimin. Entah kenapa ia membayangkan yg tidak tidak. Sungguh,ia takut. Takut kehilangan kekasihnya itu.

Lama memandangi wajah jimin,membuatnya tak sadar kalo jimin sudah memberhentikan mobilnya.

"Turunn"

Dahyun tersadar lalu mengedarkan pandangannya. Udah sampe?

Melihat jimin yg tengah bersiap turun,dahyun dengan cepat ikut melepas sealbelt nya menahan lengan jimin lalu memeluk tubuh itu erat,membuat jimin tidak jadi turun dengan tangan memegang handle pintu mobil.

"Kenapa?"

Dahyun hanya menggeleng menjawabnya. Jimin sendiri hanya diam menunggu dahyun selesai memeluknya dengan tubuh ia sandarkan kembali pada kursih mobil.

DAHMIN:*possesive boyfriend*:Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang