"SIAPA YANG LEMPAR BOLA KEARAH ICA!" Teriak Nathan yang membuat semua orang tertuju kepada mereka.
"OKE, GA ADA YANG MO NGAKU. ANAK BASKET YANG BARUSAN MAIN, BESOK KUMPUL DI WARUNG DEPAN!" Ucap Nathan dengan penuh emosi.
"Kak, bawa ke uks aja kak" seru Tasya dengan muka cemas dan tubuh gemetar.
Dengan langkah cepat Nathan membawa Ica ke uks, sedangkan Tasya membantunya membawakan tas milik Ica.
"Sini tasnya. Lu balik kelas, udah masuk. Gua yang jagain Ica disini." Kata Nathan saat Tasya ingin memasuki ruang UKS.
"Ta-tapi kak"
"Ga ada tapi-tapian. Nurut aja, gua bakal jagain sahabat lo. Percaya sama gua mantan kakak kelas lu dulu." Ucap Nathan dengan nada sedikit ditekan dan mata tajam.
"I-iya kak, nih tasnya. Sekalian aja nanti bisa anterin Ica pulang kan?" Tanya Tasya pelan.
"Oke, serahin semua ke gua." Jawab Nathan singkat.
Tasya meninggalkan ruang UKS menuju ke kelas dengan cepat.
"Bu, dia pingsan tolong buruan" Kata Nathan kepada Bu Lisna petugas kesehatan yang ada di ruang UKS.
"Sini, rebahin. Kenapa bisa pingsan sampe mimisan kayak gini?" Tanya Bu Lisna yang membantu Nathan membaringkan Ica.
"Ga tau bu, tadi kena bola basket" Jelas Nathan singkat.
"Ambilin minyak kayu putih di kotak P3K" ucap Ibu Lisna sambil menunjuk keberadaan kotak tersebut.
"Sekalian ambil tisu diatas meja Ibu." Katanya singkat.
"Nih bu. Saya aja bu yang lap mimisannya, Ibu bilang aja apa yang harus saya lakukan." Pinta Nathan sambil mengeluarkan tisu dan mulai membersihkan mimisan Ica.
"Kalau udah bersih, taroh minyak kayu putihnya di bawah hidungnya." Kata Bu Lisna kepada Nathan yang langsung melakukan hal itu.
"Ibu mau keluar dulu beli obat, kamu jagain dia disini."
"Jangan bu, saya aja yang beli. Ibu jagain Ica disini." Kata Nathan dengan wajah cemas.
"Yasudah, Ibu buatkan daftar obatnya dulu." Jawab Ibu Lisna dengan wajah bingung terhadap sikap Nathan yang terkenal cuek.
"Nih, apotik dekat sekolah kayaknya ada jual tuh" kata Bu Lisna kepada Nathan.
"Oke bu, saya pergi dulu."
...
"Gu-gua dimana?" Ucap Ica saat terbangun.
"Di UKS nak, tadi kamu pingsan" Jawab Bu Lisna yang membantu membangunkan Ica dari tempat tidur.
"Eh maaf Bu. Saya ga tau kalau Ibu ada disini." Ucap Ica tertunduk malu.
"Iya, santai aja nak"
"Yang bawa saya kesini siapa bu?" Tanya Ica kepada Bu Lisna.
"Atthala Nathan" jawab Bu Lisna singkat.
"Ka Nathan?" Tanya Ica memastikan.
"Iyaa. Si Nathan panik banget, takut kamu kenapa-napa. Kamu anak kelas 10 kan?" Jelas Bu Lisna kepada Ica sembari memberi pertanyaan.
"Iya bu. Saya anak kelas 10" jawab Ica.
"Pacaran sama Nathan yaa"
"Engga bu." Jawab Ica cepat dengan muka panik.
"Ah masa? Selama sekolah disini Nathan ga pernah masuk ke UKS nganterin cewek loh." Ucap Bu Lisna dengan nada bercanda.
"Oh ya? Bagus juga jokes Ibu" jawab Ica dengan tersenyum.
"Jokes itu apa nak" Tanya Bu Lisna kebingungan.
"Lelucon, Bu. Kan tadi Ibu bilang Kak Nathan ga pernah nganterin cewek kesini. Bagus juga yaa jokes Ibu. hehehehe" Ucap Ica dengan manis disertai tawa kecil.
"Loh, itu bukan lelucon loh. Ibu bicara faktanya" Ucap Bu Lisna sambil tersenyum.
"Wah hahaha iya deh bu saya percaya koo." Kata Ica kepada Bu Lisna yang sedang sibuk di mejanya.
*Ting
Bunyi ponsel Ica yang menandakan chat baru Whatsapp."Woi, lu baik-baik aja kan?"
Isi pesan dari Audi."Gua denger dari Tasya lu tadi pingsan terus si Nathan gendong lu sampe UKS ala-ala princess gitu"
Lanjut Audi yang membuat Ica geli dan tertawa kecil."Iya, gua baik-baik aja. Kok lu bisa pegang hp si? Lu ga kumpul hp tadi?" Balas Ica kepada sahabatnya.
*Ting (Panggilan masuk Whatsapp)
"AUDI ANAK SULTAN"
"Halo" Ucap Ica bingung.
"Woi ini gua Tasya, jadi karena si Audi penasaran jadi gua saranin dia ga kumpul hp. Pinter kan gua?" Kata Tasya dengan sedikit berbisik.
"Kok bisa lu telponan? Ini kan jam Pak Simo, ntar ketauan baru tau rasa yaa lu"
"Lah gapapa, kan pake hp Audi. Ditangkep ya tinggal beli baru lah." Jawab Tasya enteng.
"Bapak kau beli baru" sahut Audi yang membuat Ica tertawa besar.
"Woi lu jan ketawa-ketiwi situ. Pokoknya besok cerita gimana sampe lu pingsan." Ucap Audi penasaran.
"Kenapa ga nanya si Tasya? Kan dia tadi pagi sama gua, jadi otomatis dia tau juga dong" Jawab Ica.
"Ga, kata Tasya dia cuma nganter lu sampe depan UKS, terus si Nathan suruh dia balik kelas. Jadi yang pengen gua tau tuh lu sama Nathannya." Jelas Audi.
"Ga ada apa-apa gua sama kak Nathan. Udah ah ga usah bahas dia. Lu bedua belajar sono"
Seru Ica."Oke, pokoknya besok cerita. Bye Ca. Cepet membusuk ya" Kata Tasya yang sama sekali tidak memikirkan kata-kata yang keluar dari mulutnya.
"Dasar lu, untung banget gua udah tahan banting ama lu, kalo ga. Baper duluan gua tuh." Jawab Ica
"Yaudah bye Dajjal." Ica mematikan panggilan itu.
*Ting ting ting (panggilan masuk whastapp)
"Duhh, Audi apalagi siii, iseng banget dah jadi orang." Kata Ica dalam hati sambil mengambil ponselnya yang baru saja ia letakan di meja.
"Eh kok nomor baru? Siapa ya.?" Tanya Ica dalam hati.
"Angkat aja kali yaa? Siapa tau penting." Gumamnya.
"Ha-halo?" ucap Ica pelan dan halus.
"Siapa ya?" Lanjut Ica.
"Gua temennya Nathan, bisa lu ke toilet sekarang? Penting"
---
JANGAN LUPA VOTES YAA BIAR GUA SEMANGAT WALAUPUN MASIH AMATIR :)
TEKAN TOMBOL BINTANG DI BAWAHBOLEH TAG TEMAN KALIAN SUPAYA MEREKA IKUTAN BACA :)
JANGAN LUPA SISIPIN KOMENTAR GIMANA SAMA PART INI?
---
OKE. SEE U IN THE NEXT PART :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy For A Simple Girl (SEASON 1)
Storie d'amore[Follow akun ini dulu sebelum baca] (Beberapa part sudah di hapus untuk kepentingan penerbitan) Athalla Nathan Raja Manik . Kerap dipanggil Nathan. Pria pemilik kepribadian ganda ini terlahir dari keluarga kaya raya tetapi kurang mendapat kasih saya...