.
.
.
.
.Aku mulai menikmati hariku bersekolah disini dengan teman teman yang sangat menyenangkan, tentu saja dengan beberapa bumbu kejahilan yang aku lakukan dan kemunculan sekelompok orang yang mengklaim bahwa mereka adalah penggemarku
Setelah kejadian Parkinson aku mendapat banyak pujian karena berhasil mengambil poin asrama Slytherin, aku sendiri hanya menggeleng pasrah aneh saja, jika di rumah aku yakin mom sudah pasti akan berteriak kalau aku seharusnya tidak melakukan itu, tapi disini aku justru mendapat penggemar yang tiada henti memberikanku berbagai macam hadiah. Entah itu coklat, syal, sweater, permen, gelang ataupun yang lainnya. Aku bahkan harus mengirimnya kerumah dengan meminta bantuan Holly peri rumahku. Mom pernah bilang bahwa kita harus menerima semua pemberian orang dengan baik
"Harry!" Aku berlari kearah Harry dan menggandeng tangannya, dia menoleh dan tersenyum padaku membiarkan aku menggandengnya
"Hay Thea, have a nice day?" Hermione bertanya padaku yang kubalas dengan gelengan dan muka pasrahku
"Buruk, kamarku sudah persis seperti hogsmeade sekarang" aku menggerutu mengatakan semua kekesalanku pada mereka bertiga. Ron Hermione dan Harry yang mendengarku hanya tertawa pelan melihat tingkahku yang menurut mereka menggemaskan, dengan mulutku yang maju beberapa senti dan tangan yang tak berhenti memperagakan bagaimana keadaan kamarku kini
"Seperti itu! coba kalian bayangkan! Dimana aku bisa tidur jika kamarku penuh oleh hadiah?!" Aku mengerang frustasi dan kembali menggenggam tangan Harry tak lupa meletakkan kepalaku dibahunya
"Kau seperti boom yang siap meledak Thea" Ron berkata padaku dengan nada mengejek nya
"Oh ejek saja aku terus dan aku pastikan makananmu yang akan meledak nanti" aku tersenyum manis padanya, tapi tidak dengan Ron. Dia langsung menelan ludahnya susah
"Oh aku tak ingin aku seperti Parkinson itu" kami bertiga tertawa mendengar nada merinding Ron
"Athea, ini aku ada sesuatu untukmu" tiba tiba ada seorang anak lelaki yang mendekatiku dan menyodorkan sebuah kotak bekal makan siang
"Untukku?" Dia mengangguk dan tersenyum
"Oh thank you Adrian, tapi kau tidak perlu repot-repot seperti ini" ya dia anak Slytherin Adrian Pucey namanya, seorang pemain Quidditch tim Slytherin. Aku melepaskan genggaman tanganku pada Harry dan menerimanya
"Tidak merepotkan Thea, oh ya aku ingin kau menonton pertandingan Quidditch denganku apa kau bisa?" Aku menatapnya, teman temanku juga menatapnya dan tersenyum tipis padaku, lebih tepatnya mengejekku
"Teman temanku juga akan menontonnya nanti, dan lagipula itu masih lama. Aku akan menonton dengan mereka maaf" aku sengaja bilang seperti itu agar aku tak memberi kesempatan padanya, dia terlihat agak sedih tapi dia hanya mengangguk dan tersenyum lalu pergi setelah berpamitan padaku, ya hanya padaku, para Slytherin membenci Gryffindor
"Wah kau benar benar terkenal rupanya, sekelas Adrian Pucey pun kau tolak?" Hermione bertanya padaku
"Aku tidak menyukainya mione" Hermione hanya mengangguk
"Kau akan menonton dengan kita mate?" Ya Harry memanggilku mate, begitu juga Ron dan Hermione oh jangan lupakan Draco dan Susan mereka semua mateku
"Tentu" Harry kembali bertanya
"Bagaimana dengan Susan dan Malfoy?"
"Draco akan bersama Parkinson tentu saja, dan aku tidak ingin kelepasan sehingga membuat poin asramaku hilang, sedangkan untuk Susan ku kira ia akan menonton dengan hanna" Harry hanya menganggukkan kepalanya, dan kami mulai kembali mengobrol ringan
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY - Cedric Diggory
FantasíaAthea Veela Waltz gadis keturunan Veela dan keluarga Waltz mempunyai kecantikan yang sangat menawan, bijaksana, rendah hati, tapi licik dan juga nakal. Ini adalah rahasia sebuah keluarga dimana keluarganya memiliki kemampuan untuk melihat dan mengu...