(sambil dengerin [To My Youth - bolbbalgan4] kane tuch)
Dear God.
Kemarin, Rosie baru aja ngerasain bahagia nya hidup di keluarga yang utuh.
Baru aja Rosie bersyukur tentang hal itu.
Tapi kenapa ya semua rasanya sia-sia aja hari ini.
Kenapa Rosie harus denger hal itu lagi?
Hari ini Rosie nangisin hal yang sama.
Jujur, Rosie benci.
Rosie benci diri sendiri.
Kenapa harus Rosie yang selalu dituntut kuat untuk itu?
Hati Rosie sakit dan lebih sakit lagi luka di hati Rosie terus bertambah.
Siapa yang mau ngobatin?
Rosie rasa gak ada.
Rosie terlalu takut, takut disakiti lagi waktu udah sembuh.
Jadi di posisi ini, Rosie harus salahin siapa? Ayah, bunda, ibu atau justru Rosie sendiri?
Waktu Rosie sedih apa ada yang peduli?
Jawabannya gak lah, Rosie ini apa? Pentingnya buat mereka apa?
Ah, udah lah.
Intinya, hari ini dunia Rosie serasa sendu.-Roseanne Alletdra
Bunda menutup diary harian Rose dengan mata yang sudah dibanjiri air mata. Kenapa dia baru tahu sekarang kalau anak pertamanya begitu menderita karena ulah suaminya.
Hati bunda sangatlah terluka saat membaca curahan hati anaknya. Rose, gadis kuat yang dia pikir mampu menghadapi masalah ini. Nyatanya tidak, dia hanya seorang anak perempuan yang berhati lembut.
"Semua salah bunda, bunda yang egois gak mau baikan sama ayah kamu. Bunda gak pernah mentingin kamu sama Prima, bunda cuman mikirin keadaan bunda sendiri" gumam bunda, masih memegangi diary hitam milik Rose.
•Toxic Relationship•
"Kak?"
Rose menoleh, saat Nana memanggilnya.
Iya, Rose sudah pulang dari sekolah dikarenakan kepalanya sakit. Tapi yang jelas, dia tidak menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Ya, kenapa?"
Nana menatapnya serius, membuat Rose was-was akan hal itu.
"Aku mau tanya, tapi kakak harus jawab yang jujur ya?"
Rose dengan ragu menganggukkan kepalanya.
"Kakak sayang sama kak Jeff?" Tanya Nana, penuh penekanan disetiap kata yang dia ucapkan, "harus jujur loh, kak" lanjutnya.
Rose terkejut, kenapa harus pertanyaan yang satu ini?
"I-iya" jawab Rose, pelan.
"Kenapa?"
"Karena, Jeffrey pernah jadi satu-satunya orang yang selalu ada buat kakak, na"
Kali ini, Nana yang malah dibuat terkejut oleh jawaban kakaknya itu.
"Tapi-"
"Jeffrey selalu dengerin kakak, bahkan waktu semua orang menjauh, cuman Jeffrey yang ada disisi kakak" jelas Rose, karena dia tahu, pastinya adik laki-lakinya itu akan merasa tidak terima dengan jawabnya.
"Itu yang buat kakak gak bisa lepas dari dia?" Rose menggeleng, "b-bukan" jawabnya.
"Tapi kakak sakit hati sama perlakuannya?"
Rose mengangguk, kalau soal itu jangan ditanya lagi. Jawabannya sudah pasti iya.
"Huft. Jujur, Nana malah bingung sendiri sama keadaan kakak sekarang" gumamnya, membuat Rose tersenyum kecil.
"Apalagi kakak. Kakak benci sama dia, tapi di lain sisi kakak juga sayang sama dia"
Rose menyenderkan kepalanya ke bahu lebar Nana, kemudian menghirup nafas panjang.
"Ada saatnya kakak capek sama perlakuan dia, dan disaat itulah rasa sayang kakak ke dia hilang" ucap Rose, pasrah.
"Setelah itu selesai, kakak bakal cari kehidupan baru. Kakak mulai cari kebahagiaan kakak dari situ. Iya kan?" Tanya Nana, tapi dibalas gelengan kepala oleh Rose.
"Kakak juga masih gak tau soal itu, apa kakak masih bisa hidup kayak yang kamu bilang atau sebaliknya."
"Kakak ngomong apa sih?! Yang pasti kakak bakal hidup kayak yang aku bilang barusan lah" dada Nana naik turun karena menahan emosi.
"Semoga begitu"
Whether today, tomorrow or when. Anything can happen.
Maap y, diatas mengandung curhatan awthor. Dahlah samlekom.
Buat siapapun yg broken home, yok semangat! Kalo gue sih enggak. Awoksawoks, canda. Kali ini beneran pergi! Aks mau overthinking dulu biar kek orang-orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Relationship
Teen FictionBuktinya yang lemah akan kalah. Jaehyun x Rose Sebelum membaca, saya ingin menekankan kalau saya tertekan, g dong. Cerita ini berdasarkan kisah realistis para muda-mudi yang sulit keluar dari lingkaran setan. Disini tidak ada unsur menye-menye, ceri...