17. Siapa?

7K 1K 165
                                    

Brakkk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brakkk

Bingkai foto yang Rose pegang, kini jatuh mengenaskan di bawah sana.

Tubuhnya gemetar setelah melihat sesuatu yang ada di dalam bingkai foto itu. Kenapa dia baru menemukannya?

Foto usang yang dia yakini sudah ada sekitar tujuh belas tahun lamanya. Kenapa Ayah dan Bunda nya merahasiakan ini semua?

"R-ronna?" Batin Rose, memungut foto yang dia jatuhkan tadi.

Tak terasa air matanya mengalir, sembari mengusap foto dua bayi yang tersenyum bahagia disana. Di balik foto itu tertulis nama kedua bayi tersebut, yang membuat Rose tak habis pikir.

Rose harus menemui Bunda, terlalu banyak pertanyaan yang ada di otaknya sekarang.

Siapa itu Rona?

Tok.. tok.. tok..

"Bunda? Kakak masuk ya?"

"Iya, masuk aja kak"

Rose dengan segera memasuki kamar sang Bunda, tak lupa kembali menutup pintunya.

Ibu dan anak itu terduduk di balkon kamar, sambil memandangi jalanan komplek di sore hari yang terguyur hujan.

"Ada apa kak?" Tanya Bunda, menyesap teh hangatnya.

Bukannya menjawab, Rose langsung saja menyodorkan foto tersebut ke Bunda.

"Dia siapa, Bun?" Tanya Rose, balik.

Bunda mengusap foto itu, matanya berkaca-kaca, seolah melihat masa lalu yang kelam.

"Bunda?"

"R-ronna, dia kembaran kamu" jawab Bunda, membuat Rose terkejut setengah mati.

"Kembaran?"

"Iya, dia adik kamu."

Rose masih tak percaya akan hal itu, kenapa ini semua terlalu mengejutkan?

"T-terus sekarang dia dimana?"

Bunda menggelengkan kepalanya, "Ronna meninggal waktu kalian umur tiga tahun, dan foto ini diambil waktu kalian umur dua tahun" jelas Bunda.

"Apa yang bikin Ronna meninggal, Bun?"

"Bunda gak tau pastinya, tapi yang bunda yakini sampe detik ini Ronna belum meninggal" kata Bunda, mengingat bahwa anaknya yang satu itu setahunya tidak memiliki riwayat penyakit apapun.

"Kalo bunda gak percaya Ronna meninggal, kakak juga gak akan percaya! Kakak yakin Ronna masih ada, kakak bakal temuin dia!" Kata Rose, menggebu-gebu.

Bunda menggenggam tangan Rose, lembut.

"Temuin kembaran kamu, bunda yakin dia masih hidup" ucap Bunda, diangguki oleh Rose.

•Toxic Relationship•

H

ari berganti tanpa permisi, seakan menunjukkan cepatnya waktu berlalu.

Saat ini, Rose berada ditengah-tengah kerumunan teman-temannya yang amat sangat heboh dikarenakan tengah menonton para kaum Adam bermain basket.

Sorak demi sorak saling bersahutan, membuat telinganya sakit demi apapun.

Apalagi sekarang kelasnya melawan kelas Jeffrey, membuat keadaan semakin runyam.

"Heh, Se. Lo gak mau ikut semangatin Jeffrey?" Tanya Jihyo, sudah seperti emak-emak karena outfitnya.

"Enggak deh, Hyo" balas Rose, kemudian pergi dari sana akibat perutnya sakit.

Rose lari melewati belasan ruangan, toiletnya masih ada di ujung sana.

Sesampainya di toilet, Rose segera saja masuk ke salah satu bilik toilet yang ada.

Disaat bersamaan, terdengar suara muntahan di depan wastafel. Membuat Rose mau tidak mau harus menghentikan pergerakannya agar tidak ketahuan kalau ada orang di dalam bilik.

"Gue gak mau gugurin kandungan gue" terdengar suara samar-samar diselingi dengan isakan.

Rose mati-matian menahan untuk tidak menimbulkan suara apapun, bahkan membatalkan acara buang air besarnya.

"Itu siapa sih?" Batin Rose, bertanya-tanya.

"Gue harus pergi dari sini, gue gak mau dia sampe tau kalo gue hamil. Gue takut dia apa-apain kandungan gue" katanya, masih terdengar samar.

Menit berikutnya keadaan tampak menunjukkan perginya orang itu, entah siapa tapi Rose merasa iba mendengarnya. Pasti itu sangat menakutkan.

 Pasti itu sangat menakutkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Toxic RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang