02. Relationship

13.3K 1.4K 248
                                    

Tok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok.. Tok.. Tok..

"Assalamualaikum Bun.. bunda" panggil Rose, dari luar.

"Bund-"

"Kak?" Rose menoleh, ada yang memegang pundak kanannya.

"N-nana?" Nana tersenyum, tapi senyumnya langsung hilang, tergantikan dengan raut penuh kekhawatiran karena melihat wajah kakak tirinya berantakan.

"Kakak kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Nana, memeriksa setiap inci tubuh kakaknya.

Walaupun Nana adik tiri, tapi cowok bergigi kelinci ini sangat baik pada keluarga Rose. Bahkan dia selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah saudara tirinya itu.

Apalagi Nana dan Prima seumuran, menjadikan mereka sangat dekat. Bahkan berada didalam kelas yang sama.

"Kakak cuman jatuh doang kok, na" jawab Rose, berbohong. Tidak mungkin dia bilang habis ditampar dan dipukuli oleh pacarnya sendiri.

"Jatuh dimana sih, kak? Lain kali hati-hati ya, jangan nyakitin diri sendiri" pesan Nana, mengusap rambut Rose dengan sayang.

"Andai Jeffrey kayak Nana, pasti gue bakal jadi cewek paling beruntung di dunia" batin Rose, tersenyum kecut dibalik maskernya.

Ceklek..

"Eh anak bunda udah pada pulang, ayo kalian berdua masuk" ajak bunda, menggandeng kedua anaknya.

Bunda mengantarkan Nana ke kamar prima, karena cowok itu ingin melihat keadaan adiknya yang tergeletak lemah diatas ranjang. Kalian harus tahu, ini semua ulah Jeffrey.

Kemarin si gila menabrak prima dengan motornya sendiri, dia cemburu karena melihat Rose dibonceng oleh Enu. Itupun Rose tahu dari mulut pacarnya sendiri, tadi saat dia disiksa.

Rose pergi ke kamarnya, menaruh tas basah di tumpukan pakaian kotor. Gadis itu mendekati cermin yang selalu dia gunakan untuk merias diri.

Lihat, matanya bengkak karena ulah spion motor Jeffrey. Kini hidung dan bibirnya sudah tidak lagi terlapisi masker, hidung mancungnya merah akibat kebanyakan menangis, bibirnya penuh luka, entah terkena benda tajam atau dipukul oleh pacarnya itu.

"Jeffrey, lo boleh sakitin gue, tapi tolong jangan pernah sentuh prima ataupun bunda. Cuman mereka yang gue punya" gumam Rose, mengobati pinggiran bibirnya yang berlumuran darah.

Tiba-tiba Rose teringat sesuatu, "Ah! Buku gue" paniknya, mengambil tas hitam basah pemberian Nana.

"Harus banget ya ikut basah?" Rose sudah pasrah dengan apa yang akan gurunya lakukan di keesokan harinya.

Dunia memang tidak baik kepadanya, terlihat dari apa yang sudah dia alami selama ini.

Drrrtt..

Lisa menelponnya, sebenarnya ada puluhan bahkan ratusan panggilan masuk dari para sahabatnya, tapi dia abaikan. Bukan diabaikan, tapi handphonenya tadi dibuang oleh Jeffrey.

Toxic RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang