24. Rose is fine

6.8K 788 53
                                    

Ini hari ketiga Rose koma, makin hari keadaannya semakin memburuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini hari ketiga Rose koma, makin hari keadaannya semakin memburuk. Terkadang gadis itu mengalami henti jantung untuk beberapa saat.

Kondisinya membuat satu keluarga khawatir. Apalagi Rose baru menyadari penyakitnya beberapa hari yang lalu, padahal penyakit itu sudah ada lumayan lama di dirinya.

Rose selalu abai terhadap dirinya sendiri, dia lebih suka mengutamakan orang lain. Begitupun kesehatan tubuhnya yang selalu dia sepelekan.

Bunda benar-benar tak habis pikir dengan Rose, bisa-bisanya si cantik itu kuat selama ini. Padahal Rose lah yang sering Bunda suruh untuk ini, untuk itu, mengurus ini, mengurus itu, menyuruhnya untuk tidak menunjukkan rasa sedihnya di depan adik-adiknya.

Semua Rose lakukan, karena dirinya lah yang dituntut untuk kuat.

Dan perlakuan bunda ke Rose membuat rasa bersalah itu hadir. Bunda kadang tak memperhatikan kondisi putri pertamanya, Bunda selalu memikirkan dirinya dan adik-adik Rose.

Bunda sayang pada Rose, tapi Bunda selalu menganggap Rose mampu melakukan segalanya sendirian. Maka dari itu, bunda selalu kurang dalam mengurus Rose.

Bahkan anaknya memiliki riwayat jantung pun dia tak tahu.

Iya, Rose mengidap jantung koroner.

Ayah menahan air matanya saat melihat putrinya tergeletak lemah di ranjang, tubuh mungilnya dipenuhi selang.

Kenapa mereka dipertemukan saat keadaan seperti ini?!

Sementara itu, ibu Jisoo menenangkan Bunda yang terus menerus mengeluarkan air mata dan berkata semua adalah salahnya. Padahal tidak, ini bukan salah bunda dan bukan salah siapa-siapa! Ini semua takdir, maka dari itu Rose sudah lebih dulu menerima takdirnya.

Jika dia harus berhenti, maka dia memang akan berhenti. Karena Rose selalu yakin kepada Tuhan Nya, bahwa semua akan baik-baik saja apabila dia menerimanya dengan ikhlas.

Jeffrey sejak kemarin berdiam diri, menahan agar dirinya tak memukul siapa saja yang lewat didepannya.

Padahal dari kemarin didepannya selalu ada Jeno atau Enu yang terus bergantian tempat duduk. Atau malah Caca yang selalu duduk diantara Jeno dan Enu, demi kebaikan bersama.

Tahu sendirilah Jeno dan Enu seperti apa?

Prima dan Nana ikut sedih melihat semua orang sedih, padahal mereka mencoba untuk tidak menunjukkan rasa sedihnya untuk Rose. Tapi bagaimana ya? Rose itu kekuatan terbesar mereka berdua, ketika sakit begini, siapa yang menguatkan keduanya?!

Begitupun Ronna, merasakan sakit yang Rose rasakan secara batin. Baru saja dia bahagia bertemu kembarannya, hidup satu atap bersama bunda dan kedua adiknya. Itu sangat menyenangkan.

"Nana, Prima, kalian udah makan belum?" Tanya Caca, membuat Nana deg-degan karena ditanyai oleh sang pujaan hati, bibirnya sampai berkedut karena menahan senyum.

Toxic RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang