Keadaan kelas yang terlihat sepi tidak ada satupun yang berani membuka suara, sekarang adalah jam terakhir di mana jam itu adalah jam fisika pelajaran pak Winto, yang berani membuka suara tanpa di suruh bakal berakhir di WC yang banyak tikusnya.
"Baik anak anak, besok kita akan praktek, bapak bagi 4 kelompok, kelompok pertama Lenna Ambela Kyla, Kara kartika Putri, Caca Elmawadia, dan Alaskar Gintara," ucap pak Winto dan terus berlanjut dengan nama yang lain.
"What! Gua sama Cabe rempong? Ogah!" Ucap Kara membantah dan membuang wajahnya kesamping.
"Gua juga ogah sama lo, dasar Karabel!" Ujar Caca balik.
"Lo yah! Emang pengen gua semekdon, gini gini gua juara silat internasional!" Ujar Kara sambil mengulang tangan bajunya.
"Kar, udah dong! Nanti pak Winto marah!" Ujar Lenna sambil menyuruh Kara duduk kembali.
"Biar aja Lenna Cabe rempong harus di kasih pelajaran! Gua gak bisa diginiin, siapa yang mau marah gua gak takut bahkan dengan kepala botak sekalipun gua gak gentar!" Ujar Kara tanpa sadar.
"Siapa yang kamu bilang botak?!" Tanya pak Winto dengan wajah dinginnya.
"Mati gua," Kara lupa kalau ada pak Winto di sini, "Len lo kok gak kasih tau gua kalau ada botak?!" Ujar Kara membisiki Lenna.
"Lah kan dari tadi pak Winto di sini!" Ujar Lenna nyaring, sumpah rasanya Kara pengen sumpal pake kaos kaki bekas tuh mulut Lenna, gak paham keadaan gaswat gini.
"Kara siapa yang botak?!" Tanya pak Winto menaikan nada suara nya.
"Ahh, itu pak, kucing Kak Bagas!" Jawab Kara asal, kalau Bagas tau mati riwayat Kara, boro boro gundul setiap jam aja di mandiin dengan Bagas dan di kasih baju layak nya manusia.
"Kara, Caca, Lenna kalian bapak hukum bersihkan lapangan selama satu bulan!" Ucap pak Winto dengan kejamnya.
"Lah kok aku juga?" Ucap Lenna menunjuk dirinya, nasib ohh nasib.
"Uhuyyy, cakep Lenna juga ikut!" Ucap Kara gembira, dasar teman laknat.
"Gara-gara lo yah Karabel, gua di hukum! Tunggu lo gua masukan empang!" Ujar Caca geram.
"Bagus dong siapa tau kesangkut juragan empang!" Ucap Kara girang.
"Gesrek lo!" Ucap Caca pusing dengan kelakuan Kara.
Kringggg.....
Kringggg......
Waktu nya pulang seluruh murid SEMANSA langsung berhamburan keluar kelas, begitu juga dengan kelas Lenna yang langsung belari ke luar kelas, sungguh pelajaran pak Winto sangat melelahkan.
"Len, lo ikut gua pulang gak?" Ucap Kara bertanya, sekarang mereka sedang berada di parkiran.
"Aku sama Angga!" Ucap Lenna tersenyum malu.
"Kesambet dedemit mana tuh anak? Tumben ajak lo pulang biasanya juga sama Vina!" Ujar Kara menginterogasi.
"Hemmm, aku juga gak tau?"
"Ya udah dehh, gua pulang duluan yah, kalau tuh kulkas berjalan macam macam lo lapor ke gua!" Ucap Kara memperingati.
Lenna hanya tersenyum sambil mengaguk ke Kara, tanda mengerti dan Kara meninggalkan Lenna dengan motor metik nya di parkiran sendirian, sungguh Kara khawatir takut Lenna di apa apain sama kulkas, kayak nya ada hudang di balik bakwan nih.
"Lena yuk berangkat!" Ujar seseorang menghampiri Lenna.
Lenna hanya bengong tak mengerti dengan Angga sekarang? Kesambet apa ketua geng Abstrak yang terkenal sadis dan kejam sedang menaiki sepeda ontel, "dimana motor gede nya sekarang? Jangan jangan di curi?!" Pertanyaan Lenna di dalam hati.
"Kenapa melamun gak pernah liat cowok ganteng naik sepeda ya?" Ujar Angga mengoda Lenna, dengan manaik turun kan alisnya.
"Ehh, engak kamu naik becak pun tetap ganteng!" Ujar Lenna tertawa.
Angga tersenyum senang melihat Lenna, "imut!" Ujar Angga sambil mengusut puncak kepala Lenna.
Jangan di tanya, pipi Lenna sekarang berubah jadi merah seperti tomat, sungguh apa yang dilakukan Angga sangat manis.
"Ayok naik tuan putri," ucap Angga mempersilahkan Lenna duduk di belakang.
Lenna dengan senang hati naik ke sepeda tersebut, walaupun jalan kaki asal dengan Angga sudah sangat berharga buat Lenna.
Sedangkan di hujung sana Laskar yang memperhatikan kedekatan Angga dan Lenna hanya tersenyum miris, jujur Laskar suka dengan Lenna dari awal Ketemu entah kenapa menurut Laskar Lenna adalah perempuan unik dan istimewa yang beda dengan perempuan yang pernah dengan nya.
"Pegangan dong!" Ucap Angga sambil mengayuh sepeda nya menyusuri Kota Bandung.
Lenna dengan senang hati memeluk Angga dengan erat seakan akan Lenna tak mau Angga pergi, "Hemmm, kamu kenapa pake sepeda?" Ujar Lenna bertanya.
"Motor gua di pakai sama Bima!" Ketus Angga.
"Loh kok bisa?" Tanya Lenna bingung.
"Bima mau jemput pacar ke seratus nya!" Ujar Angga jutek.
"Motor dia kemana?" ujar Lenna bertanya, Lama-lama Lenna jadi miss kepo.
"Motor dia rusak gara gara tawuran kemarin!" Ujar Angga tanpa sadar.
"Kamu tawuran lagi? Udah berapa kali aku larang, aku gak mau kamu terluka nanti kalau sampai koitt gimana?" Ujar Lenna marah.
"Kalau aku koitt aku akan bawa kamu, kalau sampai kamu yang koitt aku akan ikut kamu!" Ucap Angga asal.
Lenna hanya tersenyum mendengar perkataan Angga, mungkin kalau kamu tau yang sebenarnya kamu gak bakal berada di samping aku sekarang.
Angga membawa Lenna ke suatu tempat dan yang pasti itu bukan arah rumah Lenna, "kita mau kemana?" Tanya Lenna bingung.
"Ikut aja nanti lo tau tempat istimewa buat gua dan ini cuma lo yang tau dan seseorang yang penting buat gua," ucap Angga, ya itu adalah Citra Kirana mama kandung Angga.
Angga memberhentikan sepeda nya di sebuah danau yang terlihat cantik dan alami di tempat seperti ini masih ada danau yang masih alami, membuat mata Lenna langsung berbinar lalu belari ke arah danau tersebut.
Angga hanya tersenyum melihat kelakuan Lenna, seperti bocah! Namun sifat bocah nya itu berhasil meleleh kan hati Angga yang beku menjadi cair, cuma Lenna yang berhasil menutup luka lamanya dan penganti mamanya.
"Huaaaa, bagus banget!" Teriak Lenna histeris sambil melompat lompat di pinggir danau.
"Jangan lompat nanti jatuh ke danau!" Tegur Angga dari belakang.
Lenna hanya tersenyum ke arah Angga dengan senyuman khas milik nya, senyuman yang membuat Angga merasa teduh dan nyaman.
"Ini adalah tempat dimana gua selalu tertawa bersama mama, dan ini tempat yang gak pernah gua datangin setelah kepergian mama, dan gua berani kesini cuma dengan lo Len!" Ujar Angga dengan wajah yang sendu.
Lenna langsung tersentak dengan ucapan Angga jujur walaupun sudah berpacaran tujuh bulan namun Lenna tidak tau masalah keluarga Angga, Angga adalah tipe tertutup tentang keluarganya.
Bersambung......
Jangan lupa vote dan komen yah😉

KAMU SEDANG MEMBACA
Angga Dirgantara [on Going]
Novela Juvenil[Follow sebelum membaca] "Ga lo kenapa? Dari tadi gue liat muka ditekuk terus, kayak monkey tetangga gue yang sering curi pisang emak gue!" Ucap Bagas bertanya, itu bertanya atau curhat bang. Angga melirik sinis ke arah Bagas, enak aja muka genteng...