Jimin membuka kedua matanya, aroma disifektan tercium kuat di sana, ruangan putih dan lampu yang menyala, ugh silau sekali, jimin mengerjabkan matanya, dan kemudian ia berpaling ke arah tangan kanannya yang terasa berat
'sial, siapa yang membwaku kesini, sial, mau mati saja susah' lirihnya
Seorang dokter kebetulan masuk ke kamar yang dihuninya, mendapati sang pasien bunuh diri itu terjaga, dokter pun menyambanginya dengan senyuman
"kau sudah sadar ?" tanyanya
Jimin memutar matanya malas, basa basi tidak penting
"kalau tidak, mana mungkin aku membuka mata" ketusnya, sang dokter tertawa pelan
"lain kali jangan nekad lagi, untung ada orang yang menemukanmu" kata sang dokter seraya memeriksa denyut nadi jimin
"aku tidak minta diselamatkan, memang tujuanku ingin mati"
"hahaha jangan begitu, kau tidak lihat saja, semalam ada idol kelas atas yang membuat heboh rumah sakit karna kau yang henti jantung"
Jimin terdiam, dan menoleh pada lelaki yang tertidur di lengannya dan membelakanginya
"siapa ?" tanya jimin, enggan menatap lelaki itu lebih jauh, dia tahu, namun lebih baik tidak berharap..
"kim taehyung"
Jim memejamkan matanya, dan bertepatan dengan terbangunnya taehyung
Dapat jimin liat, matanya membengkak, mungkin karna menangis? Jimin tak ingin berharap
"chim kau sudah sadar, syukurlah, kenapa kau melakukan itu huh ? aku hampir gila mendengar berita itu jim" kata taehyung sambil menggenggam tangan jimin, namun jimin melepas ganggaman itu
"kau tahu siapa yang membawaku kemari ?aku ingin membuat perhitungan dengannya, kenpaa dia harus menolongku huh" jimin berkata ketus
"hei kau ini bicara apa ?"
"kau sedang apa disini kim taeyung ?" tanyanya kembali
"ingin bertemu denganmu chim, aku sangat khawatir"
Sejujurnya jimin bahagia bisa mendengar panggilan kecil nya lagi, namun saat ini, jimin tak ingin berharap
"aku bukan siapa siapa taehyung, aku tidak punya keluarga ataupun teman, aku tidak punya hubungan apapun, jadi jikapun aku mati, tidak akan ada yang kehilangan, tidak ada yang bersedih, aku ini tidak ada kau mengerti ?" jimin berkata dingin sekali"
"ada chim...ada aku, aku yang akan merasa kehilangan, aku yang merasa sedih, ada aku yang merasa kaau hidup, kenapa kau mengatakan hal itu?"
Jimin tertawa miris
"sudahlah, kau pulang saja, aku tidak ingin merusak karirmu, apa kau siap menjawab pertanyaan fans mu tentang kau yang menemani org asing dirumah sakit ? bagaimana kau meghadapi hyung dan adikmu di bangtan ?, pergilah, aku sudah terbiasa sendiri"
Jimin berusah mencabut infusnya dan berusaha turun dari brangkarnya, namun taehyung sigap menghentikannya
"aku mohon jangan begini chim, kumohon...dengarkan aku, aku minta maaf" taehyung menangis
Jimin kembali menepis tanggannya
"kau tidak perlu minta maaf, kau tidak salah apapun, hubungan kita sudah berlalu, kau dan aku hanya teman kecil tidak lebih, kau dan aku sudah menepati janji untuk bertemu, jadi sudah tidak ada lagi yang harus dilakukan"
"aku minta maaf chim, maafkan aku...kumohon maafkan aku, maaf" isak tangis taehyung makin membuat jimin kelu
"apasih maumu taehyung ?? aku kan sudah bilang, tidak ada yang perlu dimaafkan, kau hiduplah sendiri, hidup seperti sebelum aku bertemu denganmu sebulan ini, apa susah ? kau bisa menganggapku tidak pernah ada, seperti saat kau pergi meningglkan panti, pergilah, hiduplah dengan namamu sekarang, jangan terbeban lagi olehku, katamu aku tidak lebih penting dari jungkook atau temanmu yang lain kan, jadi biar kita permudah hal ini, kau dan aku tidak ada hubungan lagi sekarang"
![](https://img.wattpad.com/cover/238860148-288-k500124.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
About Our Friendship (VMIN)
Fanfictiontaehyung mungkin dikenal sebagai social butterfly, punya teman dimana mana, tapi tetap satu nama yang terbersit dalam ingatnya jika sudah diminta menyebut perihal siapakah teman seumur hidupnya, sahabat terbaiknya, dan park jimin namanya.. jimin men...