3. Berbeda Dunia 🐎💔🦋

793 150 23
                                    

Gawat aku ada sedikit godaan buat gak lanjutin prekuel, dan sekuel Sebatas Kekangan. Aku takut prekuel, dan sekuelnya jelek. Maaf ya kalau up-nya jadi lama. Soalnya lagi ngumpulin niat banget :((

Happy Reading ❤

🐎💔🦋

Mulmed:
Only One - Boa ▶️🎵

🐎💔🦋

"Ketika kita tak dapat menghirup udara yang sama lagi"

🐎💔🦋

_Marposha_

Kita tidak akan pernah tahu ke depannya akan menjadi seperti apa. Hari ini bisa saja terpuruk, karena sebuah kegagalan. Kita pikir ah itu mustahil, ah itu tidak akan tercapai. Akan tetapi tahukah kalian jika kita berusaha, maka kita juga dapat menjadi salah satu bintang yang bersinar?

Hal itu terjadi bagi seorang Stella. Jika kalian tahu perjalanan hidupnya, kalian tidak akan pernah menyangka Stella akan mencapai titik ini. Bagaimana mungkin dari seorang anak kecil yang diremehkan oleh keluarga sendiri, seorang anak kecil yang tidak bersekolah, seorang anak kecil yang dibudakkan hingga kini menjadi seorang CEO. Hebat bukan?

7 tahun ....
Sekali lagi, 7 tahun ....
Stella telah bekerja keras selama 7 tahun. Usaha tidak mengkhianati hasil. Malam ini, dia baru saja selesai pulang dari kantor. Wanita itu tersenyum ketika melihat kartu namanya yang menyandang status CEO. Hari ini dia resmi dilantik menjadi CEO Alexander Group untuk menggantikan posisi Amy. Dalam usia yang tergolong muda, 28 tahun tentunya.

Stella tengah berendam di dalam bathub, air hangat membuat hatinya menjadi damai. Pikirannya melayang sembari menatap langit-langit rumah. Semua dikelilingi oleh gambar 3D kupu-kupu. Ini bekas hadiah Valentine dari suaminya, Denish.

"Kakak baik-baik aja di sana?" gumamnya.

Malam yang sunyi. Wanita itu hanya dapat mendengarkan suara detak jantung sendiri. Dengan suasana hening, mulai mengenang masa lalu. 7 tahun tidak membuatnya melupakan Denish.

Hidupnya masih disesakin oleh rasa bersalah. Seandainya jika dia tidak percaya sama omongan Yoga, dan Kayla. Mungkinkah sekarang Denish sedang berendam juga di sisinya?

Cil ....

"Kakak?" Stella menyapu seisi kamar mandi. Tidak ada siapa-siapa di sana, tapi entah kenapa dia dapat merasakan suara Denish yang tengah memanggilnya. Ah, pasti karena saking rindunya sampai suara Denish mengiang di telinganya.

Wanita itu menghela kecewa sembari memijat pelipis. "Kalau bukan karena Marposha, kita pasti udah bertemu di alam sana," gumamnya kemudian dengan nada kecewa.

Stella ingin menjernihkan pikiran. Dia meredamkan seluruh tubuhnya termasuk kepala ke dalam air bathub. Air mulai mengeluarkan gelembung. Napasnya sudah mau habis, Stella menaikkan kepalanya. Ah, rasanya segar berendam di dalam.

Ting ....

Sebuah chat masuk.

08XXXXXXXXXX

08XXXXXXXXXX
Galak, kapan mau makan bareng lagi?

Stella mengernyitkan keningnya. Akhir-akhir ini dia memang banyak bertemu dengan orang-orang, dan makan bersama. Jadi, siapa ini?

Marila dan RiposhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang